Irwahyuddin (Foto: Dream.co.id/ Maulana Kautsar)
Dream - " Mat, ingat.. Bapak ini orang nggak punya. Amat nggak punya ibu. Mumpung Bapak masih ada, Amat sekolah yang rajin. Bapak nggak mau Amat cuma bisa main catur dan kartu."
Pesan menggetarkan itu keluar dari mulut Iway alias Irwahyuddin saat berbincang dengan Dream.co.id. Pesan pilu itu disampaikan Iway untuk anak semata wayangnya, Amat.
Muhammad Irwan begitu nama lengkap si bocah 11 tahun itu. Sejak Amat lahir hingga hari ini, Iway masih setia dengan pekerjaannya, piloti bajaj.
Pria asli Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta itu punya tampilan yang mudah dikenali. Saban hari, Iway menarik bajaj bersama putra tercintanya.
Amat tak beda dengan bocah-bocah kebanyakan. Satu pembedanya. Kehidupan keras menempa Amat memiliki semangat tinggi. Pantang putus asa.
Bajaj bertuliskan `Anggrek` itu menjadi rumah tinggal bagi Amat dan Iway. Bukan bangunan beratapkan genteng yang memiliki teras, pekarangan, kamar mandi, kamar tidur, dapur dan ruang keluarga. Tapi bajaj.
Ini mungkin yang membuat Amat dan Iway tak surut menghadapi kerasnya hidup. Salah satu yang membuatnya tak gentar adalah bersekolah. Meski terlambat.
Di usia 11 tahun, Amat baru duduk di kelas 1 Sekolah Dasar. Empat tahun tertinggal dibanding teman-teman sekelasnya.
Rasa malu itu mungkin sudah tak dikenal Amat. Getirnya menjalani kehidupan bersama sang ayah seperti meredam semua rasa malu.
Dream - Sejak 2005, Amat telah akrab dengan bajaj. Masa kecil Amat sepertinya dihabiskan di dalam kendaraan roda tiga bersuara bising dan berasap legam itu.
Jok belakang bajaj bak kasur empuk Amat. Terlelap diantara hiruk pikuk jalanan Jakarta.
'Rumah` pertama Amat sebuah bajaj yang dulu masih berwarna oranye kemerahan. Amat yang kala itu jalan dua tahun, ditaruh di belakang punggung Iway.
Lalu mulailah Iway menginjak pedal gas. Menarik bajaj, mencari sewa penumpang, dengan sang bocah tidur beralaskan papan triplek pemberian orang. `Kasur` triplek itu melintang lebar. Persis di bagian punggung Iway.
Papan triplek itu dibagi dua. Sisi depan buat Iway menyopiri bajaj, sisi lainnya untuk tempat tidur Amat.
Begitulah kondisi sejak 11 tahun lalu. Hingga hari ini. Iway dan Amat tak lagi punya rumah. Kerabat-kerabatnya enggan memberi tumpangan tempat tinggal.
Satu-satunya tempat tinggal yang dia punya terpaksa dijual. Warisan keluarga menjadi perkaranya.
Sialnya, segala surat-surat dan dokumen kependudukan yang dia miliki ikut hilang. Iway tak ingat siapa yang membawanya.
Kerasnya hidup kian akrab. Sang istri meninggal sejak Amat masih bayi merah. Yang menambah kesedihan, istri yang dicintainya itu meninggal karena sakit komplikasi, saat tak dalam pelukannya. Tapi dengan pria lain.
Dream - Amat kecil tak mengenal Air Susu Ibu (ASI). Iway menggantinya dengan 'susu' buatan.
" Kasih dot, isinya campuran air dan gula," kata Iway kepada Dream.co.id dengan nada bergetar.
Iway enggan mencarikan ibu tiri untuk Amat. Lantaran takut tak sayang dengan putranya.
Sejak jabang bayi, Amat sudah tinggal di dalam 'kabin' bajaj. Takut si kecil kepanasan, Iway memasang triplek di jendela bajaj.
Alhasil, tampilan bajaj Iway lebih nyentrik dan menarik perhatian sopir bajaj lainnya. Malah, bajaj Iway terkenal seantero Manggarai. Orang-orang bilang bajaj mirip kandang ayam.
Karena tampilan bajaj yang aneh itu, kawan-kawan seprofesinya tak yakin dengan penghasilan Iway.
" Tapi saya mah Allahu Akbar aja," yakin pria berambut ikal panjang ini dijumpai di sekitaran Pasar Besi, Johar Baru, Senin, 26 September 2016.
Dream - Surat-surat yang hilang saat rumah dilego itu berbuntut panjang. Tak pernah terbersit bahwa masalah ini akan menjadi kian pelik di belakang hari.
Awalnya tak terpikirkan olehya. Tapi, saat hendak memasukkan sekolah Amat yang kala itu berusia tujuh tahun, dokumen-dokumen itu baru terasa kegunaannya.
Meski menempuh pintu berliku birokrasi, beberapa surat berhasil didapat. " Makanya (umur) 11 tahun, dia baru kelas satu," kata dia sembari tersenyum.
Tapi Amat tak pernah malu. Apalagi Iway. Sang ayah selalu menanamkan nilai-nilai yang membuat Amat makin kuat menjalani hidup.
Selain menyemangati untuk giat belajar, Iway berpesan kepada Amat agar tidak minder. Meski Amat kerap diledek dengan sebutan gembel, Iway selalu membesarkan hati putranya.
" Saya bilang ke Amat, kalau ada yang ngatain Amat gembel, bilang Amat ini orang kaya. Tidurnya aja bisa pindah-pindah. Pemandangannya banyak, kadang langit, kadang pepohonan. Emang lu, pemandangannya petakan doang? Gitu," Iway bersemangat.
Dream - " Awalnya saya pengen ngajak dia ngamen. Tapi, kami kan nggak punya tempat tinggal. Nanti malah ditangkap Satpol PP. Dikira gelandangan," kata Iway.
Semangat kerjanya pun dia gandakan. Maklum, sewa bajaj kerap sepi penumpang. Belum lagi uang setoran yang kerap tak tercapai.
Tapi, dia tetap memasang target minimal. Setidaknya Rp30 ribu dia peroleh tiap harinya. " Buat bekal Amat sekolah dan jajan," kata Iway.
Meski terbilang terlambat masuk sekolah dasar, semangat Amat tak surut. Dia tak malu bergabung dengan teman-teman yang berusia berjarak empat tahun di bawahnya.
" Kalau Amat nggak sekolah ntar nggak bisa nulis, berhitung, ntar gampang dibodohin orang," pesan Iway buat Amat.
Kini, sehari-harinya Iway akan disibukkan dengan kebanggaan baru. Berbekal bajaj berwarna biru itu dia akan mengantar jemput putra tercintanya bersekolah.
Dream - Rintangan hidup Iway tahap demi tahap terus dilewati. Iway punya kunci jitu untuk melewati berbagai kesulitan itu. " Jujur, pantang mengeluh, dan tawakal," sergapnya.
Meskipun dalam keadaan dekil, Iway kerap berdiam diri. Memanjatkan zikir dan doa memohon pertolongan kepada Allah.
" Saya selalu ingat kepada janji Allah, 'siapa yang ingat kepada-Ku, Aku akan selalu ingat kepadanya'," ucap dia.
Senin malam, kemudahan datang. Iway mendapat bantuan dari sebuah organisasi masyarakat Organisasi Rakyat Indonesia (ORI).
Iway dan Amat mendapat kamar kontrakan yang disewa selama setahun penuh.
Kini, Amat dan Imay akan memulai kembali petualangan baru. Petualangan menghadapi kerasnya kehidupan ibukota, yang konon katanya, lebih keras ketimbang ibu tiri. (ism)
Advertisement
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Ditagih Janji Rp200 Juta oleh Ibu Paruh Baya, Ivan Gunawan: 'Mohon Jangan Berharap Bantuan Saya'