Kandungan Surat Ali Imran dan Keutamaan Bila Membacanya

Isi Kandungan Surat Ali Imran

Keimanan

Dalam surat Ali Imran, Allah SWT menjelaskan yang bisa dijadikan dalil dan alasan oleh Nabi Muhammad SAW dan umatnya dalam membantah orang Nasrani yang mempertuhankan Nabi Isa as dikarenakan ketauhidan adalah dasar yang dibawa oleh para Nabi untuk disampaikan kepada umatnya.

Hukum-hukum 

Dalam surat Ali Imran Allah menjelaskan aturan-aturan tentang pentingnya musyawarah pada setiap pengembilan kebijakan yang mencakup hajat hidup orang banyak, mubahalah, dan larangan melakukan muamalah dengan cara-cara yang dapat merugikan orang lain atau disebut praktek riba.

Kisah-kisah

Kisah yang terdapat dalam surat Ali Imran yaitu kisah keluarga Imran, perang Badar, dan perang Uhud serta pelajaran-pelajaran yang dapat diambil dari kejadian-kejadian tersebut.

Dan hal-hal lain yang terdapat dalam surat Ali Imran, yaitu menjelaskan sekelompok orang yang memiliki kebiasaan mentakwil ayat-ayat mutasyabihat dengan takwil yang salah dan menyesatkan guna menyerang keyakinan umat Islam, menerangkan sifat-sifat Allah dan sifat-sifat orang yang bertaqwa, menegaskan Islam adalah satu-satunya agama yang diridhai oleh-Nya, dan segala hal yang terkait dengan perilaku ahlul kitab dan orang-orang kafir qurasy dalam keyakinannya dan lain sebagainya.

Nama Lain Surat Ali Imran

Surah Ali Imran ini dikenal juga dengan beberapa nama, yaitu:

• Az Zahra (Yang cemerlang)
• Al Aman (Damai)
• Al Kanz (Khazanah)
• Al Mu’inah (penolong)
• Al Mujadalah (Pembelaan)
• Al Istighfar (Permohonan Ampun)
• Ath Thayyibah (Yang Suci Murni)

Alasan Hubungan Erat Surat Ali Imran dan Al Baqarah

Antara Surat Ali Imran dengan Surat Al Baqarah memiliki hubungan yang erat sehingga keduanya disebut Az-Zahrawan (Dua Surat yang cemerlang).

Surat Al Baqarah membahas kepercayaan-kepercayaan yang salah dan kebiasaan-kebiasaan buruk orang-orang Yahudi yang dengan mereka dimulai syariat Nabi Musa as.

Sementara itu, surat Ali Imran pada pokoknya membahas ajaran-ajaran dan dogma-dogma agama Kristen dan pokok masalah itu merupakan titik puncaknya.

Karena erat hubungannya dengan Al Baqarah dapat diperkirakan surat Ali Imran ini diwahyukan segera setelah Al Baqarah. Penyebutan secara terinci Perang Uhud yang terjadi pada tahun ketiga Hijrah menunjukkan bahwa surat Ali Imran diwahyukan pada tahun ketiga Hijrah.

Perhubungan seluruh pokok masalah surat Ali Imran dengan pokok surat Al Baqarah terutama terletak pada penjelasan tentang sebab-sebab yang menjuruskan kepada peralihan kenabian dari syariat Nabi Musa as kepada syariat Islam.

Keutamaan Membaca Surat Ali Imran

Disifati Orang Kaya

Barangsiapa membaca surat Ali Imran maka ia adalah orang kaya, sedangkan jika ia seorang perempuan maka ia adalah orang yang berhias. Abu Muhammad berkata; Muhabbirah berarti perempuan yang berhias. (HR. Ad-Darimi)

Mendapat Pahala Malam

Barangsiapa yang membaca akhir surat Ali Imran pada malam hari, maka ditulis baginya pahala salat malam. (HR. Ad-Darimi).

Didoakan Malaikat

Barangsiapa yang membaca surat Ali Imran pada hari Jumat, maka para Malaikat mendoakan untuknya sampai tiba malam hari. (HR. Ad-Darimi).

Sebaik-baik Perbendaharaan

Sebaik-baik perbendaharaan orang fakir adalah surat Ali Imran yang ia baca ketika melakukan salat di akhir malam. (HR. Ad-Darimi).

Obat Penyakit Gila

Telah menceritakan kepada kami (Muhammad bin Sa'id) telah menceritakan kepada kami (Abdus Salam) dari (Al Jurairi) dari (Abu As Salil) ia berkata, ada seseorang terluka mengeluarkan darah. Ia melanjutkan, lalu orang itu singgah di lembah Majannah, sebuah lembah yang tidak seorang pun berada di waktu sore kecuali menjadi gila, sementara di tepi lembah ada dua orang pendeta. Ketika orang itu berada di waktu sore, salah seorang pendeta berkata kepada temannya 'Demi Allah, celakalah orang itu'. Ia melanjutkan: Lalu orang itu membaca awal surat Ali Imran, maka kedua pendeta itu berkata 'Ia telah membaca sebuah surat yang baik, semoga ia selamat. Ia berkata lagi 'Maka selamatlah orang itu'. (Abu Muhammad) berkata; Abu As Salil adalah Dluraib bin Nuqair. (HR. Ad-Darimi)

(Diambil dari berbagai sumber)