Orang yang Menyampaikan Khotbah Jumat Adalah Khatib, Berikut Syarat dan Tata Cara Khotbah Sesuai Ajaran Rasulullah

Syarat-syarat Khatib Jumat

Orang yang menyampaikan khotbah Jumat adalah disebut dengan khatib yang memiliki syarat-syarat tertentu. Hal ini pastinya harus diketahui oleh setiap laki-laki Muslim yang hendak menjadi khatib untuk membawakan ceramah di hadapan jamaah sholat Jumat. Berikut adalah beberapa syarat khatib Jumat yang perlu sahabat Dream ketahui:

Berakal Sehat

Syarat pertama seorang khatib adalah berakal sehat. Dalam hal ini sudah jelas bahwa orang yang kehilangan akal atau dalam kondisi gila tidaklah diperbolehkan untuk menjadi khatib dan menyampaikan khotbah.

Suci dari Hadas

Syarat yang kedua adalah suci dari hadas. Seperti diketahui bersama bahwa dalam Islam terdapat dua jenis hadas, yakni hadas besar dan hadas kecil. Jadi, seorang khatib yang hendak berkhotbah seharusnya sudah bersih dari hadas.

Menutup Aurat

Dalam melakukan khotbah Jumat, seorang khatib juga harus memerhatikan pakaian yang dikenakannya. Di mana pakaian yang dikenakan haruslah menutup aurat dan tentu saja rapi. Mengingat bahwa Islam mengajarkan umatnya, baik laki-laki maupun perempuan agar selalu menutup auratnya.

Laki-laki

Orang yang menyampaikan khotbah Jumat adalah seorang laki-laki. Meski begitu, sholat Jumat ini sebenarnya juga boleh diikuti oleh perempuan.

Memahami Rukun Khotbah

Syarat seorang khatib Jumat yang terakhir adalah memahami rukun khotbah. Berikut adalah beberapa rukun khotbah yang sebaiknya diketahui oleh sahabat Dream, terutama yang hendak menjadi khatib Jumat:

• Membaca hamdalah (alhamdulillah). Misalnya saja seperti bacaan: “ alhamdulillah, alhamdullah, atau innalhamda-lillah”.
• Sholawat kepada Nabi Muhammad saw. Pastikan lafaznya diucapkan secara jelas. Misalnya: “ shalli aala Muhammad” atau “ as-shalatu la Muhammad” atau “ ana mushaallai ala Muhammad”.
• Membaca dua kalimat syahadat.
• Mengajak para jamaah untuk bertakwa kepada Allah SWT.
• Membaca ayat Al-Quran di salah satu khotbah yang dibawakan.

Tata Cara Khotbah Jumat

Setelah mengetahui syarat-syarat dari orang yang menyampaikan khotbah Jumat adalah beberapa hal di atas, selanjutnya sahabat Dream perlu mengetahui tata cara dalam menyampaikan khotbah Jumat. Berikut adalah tata cara khotbah Jumat yang sesuai dengan sunah Nabi Muhammad saw:

1. Khatib berdiri di atas mimbar atau tempat yang lebih tinggi. Kemudian mengucapkan salam.
2. Setelah mengucapkan salam, barulah azan dikumandangkan. Saat inilah, khatib dianjurkan untuk duduk dan mendengarkan serta menirukan azan sampai selesai.
3. Lalu khatib berdiri untuk melakukan khotbah Jumat. Sebelum memulai khotbahnya, alangkah lebih baik jika khotbah disesuaikan dengan rukunnya. Di mana dengan membaca alhamdulillah, sanjungan kepada Allah SWT, membaca syahadat, membaca sholawat, membaca ayat-ayat takwa, dan mengatakan ammaa baad.
4. Kemudian seorang khatib dianjurkan untuk berdiri dan menghadapkan wajahnya di hadapan jamaah sholat Jumat. Tetapi, jika khatib tidak mampu berdiri, maka khotbah bisa dibawakan dengan duduk saja.
5. Melakukan duduk di antara dua khotbah. Setelah menyampaikan khotbah, sebaiknya khatib duduk sejenak untuk istirahat sebelum dilanjutkan menyampaikan khotbah yang kedua.
6. Dalam menyampaikan khotbah Jumat sebaikanya tidak terlalu panjang. Di mana khotbah tidak boleh jika durasinya lebih lama daripada durasi sholat Jumat itu sendiri.
7. Saat menyampaikan khotbah, suara khatib sebaiknya dilantangkan agar bisa terdengar dengan jelas. Dengan begitu, setiap jamaah sholat Jumat bisa mendengar dan memahami apa yang dijelaskan oleh khatib.
8. Saat mengakhiri khotbah, sebaiknya ditutup dengan mengucapkan kalimat permohonan ampun kepada Allah SWT. Kalimat permohonan disampaikan khatib pada khotbah yang kedua.

Doa Khotbah Jumat

Orang yang menyampaikan khotbah Jumat adalah khatib haruslah mengetahui bacaan doa saat khotbah Jumat. Berikut adalah bacaannya:

Qalaallahu ta'ala filquranilkariim. A’dzubillahiminasyaithanirojim. Innallaha wamalaaikatahuu yusholluuna ‘alannabiyyi yaayuhalladziina aamanu shollu 'alaihi wasallimuu tasliima. Allhumma sholli muhammadin wa'ala ali muhammadin kama shollaita'ala ibrahiima wa‘ala aali ibrohima wabarik’ala Muhammad. Wa 'ala aali muhammadin, kama barakta 'alaa ibrohima wa ’ala ali ibrohimma fil ’alamiin innaka hamidummajiid.

Allaahumma sholli ‘alaa Muhammadin, wa ‘alaa aalihii waashahbiihii ajmaiin. Alhamdulillahirobbil’alamin. Allohummaghfir, lilmukminiina walmukminaat, walmuslimiina walmuslimaat, alakhyaaiminhum walamwaat, innaka samii’un qoriibummujibudda’awaat. Robbana dzolamna anfusana, wailamtaghfirlana watarkhamna lanakunanna minalkhosiriin.

Robbana atina fidunya khasanah wafil akhiroti khasanah waqina adzabannar. Walhamdulillahirobbil’alamin. Ibaadalloh, innalloha ya’muru bil’adli wal ihsaani waiitaaidzil qurbaa, wayanha ‘anilfahsyaaii walmunkar, walbaghyi yaidzukum la’allakum tadzakkaruun. Fadzkuruulloohal’adziim yadzkurkum wasykuruuhu ’ala ni’matihi yazidkum waladzikrullohiakbar.

Artinya:

“ Allah Ta’ala berfirman di dalam Alquran, aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Sesungguhnya Allah memerintahkan malaikat malaikat-Nya bersholawat kepada nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuknya dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.

Ya Allah curahkanlah keselamatan kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau memberkati Ibrahim dan keluarganya di alam semesta, sesungguhnya Engkau Maha terpuji dan Maha mulia.

Ya Allah ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, muninin dan mukminat. Baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, dan Maha Mengabulkan. Ya Allah anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat, dan hindarkanlah kami dari azab neraka.

Wahai hamba-hamba Allah, sesungguhnya Allah memerintahkan kamu untuk berlaku adil dan baik, memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang berbuat keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu mengambil pelajaran. Dan berdzikirlah kepada Allah yang Maha Besar.”