Ilustrasi Rasulullah Muhammad SAW (Foto: Shutterstock.com)
Dream - Hari Asyura akan menyambut umat Islam besok, Selasa, 10 September 2019 atau 10 Muharam 1441 H. Di hari tersebut, terdapat syariat bagi umat Islam untuk melaksanakan Puasa Asyura.
Syariat ini datang atas perintah Rasulullah Muhammad SAW dan dihukumi sebagai sunah.
Dalam hadis riwayat Imam Ahmad, Rasulullah bersabda demikian.
" Puasalah kalian pada hari Asyura dan berbedalah dengan orang Yahudi. Kerjakan puasa dari satu hari sebelumnya sampai satu hari sesudahnya."
(Baca: Esok Puasa Sunah Asyura 10 Muharram, Ini Lafal Niatnya)
Dikutip dari NU Online, puasa Asyura punya sejarah yang panjang. Jauh sebelum umat Islam, puasa ini sudah dipraktikkan oleh umat Yahudi.
Mereka biasa berpuasa di Hari Raya Yom Kippur yang jatuh pada tanggal 10 bulan Tishri atau 10 Muharram. Hal ini sebagai ungkapan syukur atas diselamatkannya Bani Israel oleh Allah dari musuh-musuhnya.
Dalam sejarah Yahudi, puasa itu pertama kali dijalankan Nabi Musa AS. Sejak saat itu, puasa tersebut jadi ibadah bagi umat Yahudi.
Puasa ini juga dijalankan oleh kaum Quraisy di masa Jahiliyah hingga awal kedatangan Islam. Rasulullah juga tidak menghapus amalan ini, justru memerintahkan umat Islam untuk melaksanakannnya.
Puasa Asyura sebenarnya dilakukan Rasulullah dan umat Islam sebelum turunnya perintah Puasa Ramadan. Setiap kali Muharram, Rasulullah berpuasa Asyura, dilanjutkan dengan puasa Ayyamul Bidh pada 13, 14, 15 sebagaimana pada bulan-bulan lainnya.
Awalnya, Rasulullah berpuasa mungkin karena mengiringi kaum Quraisy yang menjalankan amalan tersebut. Ketika tiba di Madinah, Rasulullah mendapati umat Yahudi merayakan tanggal 10 Tishri atau 10 Muharram juga dengan berpuasa.
Rasulullah kemudian bertanya kepada umat Yahudi mengapa mereka melaksanakan puasa.
" Ini adalah hari yang baik bagi kami. Ini adalah hari dimana Allah menyelamatkan Bani Israel dari gempuran musuh-musuh mereka. Karena itu, sebagai ungkapan rasa syukur, Musa AS berpuasa pada hari ini," kata seorang Yahudi kepada Rasulullah.
" Kalau begitu, kita (umat Islam) sangat patut mengikuti jejak Musa AS," kata Rasulullah.
Rasulullah kemudian memerintahkan umat Islam untuk melaksanakan Puasa Asyura. Siapa saja yang sudah makan, maka bisa berpuasa di sisa harinya sedangkan yang belum makan hendaklah berpuasa.
Kemudian, agar syariat puasa Asyura umat Islam tidak menyamai kaum Yahudi, Rasulullah memerintahkan untuk berpuasa pada 9 Muharram atau Hari Tasu'a dan 11 Muharram. Perintah ini terdapat dalam hadis riwayat Imam Ahmad sebagaimana tertulis di atas.
Perintah itu disampaikan Rasulullah di awal tahun kedua tinggal di Madinah. Tujuh bulan setelah peristiwa itu, turun wahyu berisi perintah Puasa Ramadan kepada Rasulullah.
Sebelum adanya perintah Puasa Ramadan dari Allah, Puasa Asyura dihukumi wajib namun baru dilaksanakan satu kali. Setelah ada perintah itu, Rasulullah tidak lagi mewajinkan puasa Asyura.
(Sah, Sumber: NU Online)
Dream - Saat tiba waktu Maghrib, kita sedang berada di tanggal 9 Muharram. Ini termasuk hari istimewa dalam Islam yang disebut Tasu'a.
Ketika hari Tasu'a tiba, terdapat sunah yang dianjurkan bagi umat Islam yaitu melaksanakan puasa. Amalan ini dijalankan sebagai pengiring ibadah sunah puasa ketika hari Asyura yang jatuh keesokannya atau pada 10 Muharram.
Sebagaimana syarat sah puasa pada umumnya harus didahului niat. Tetapi karena puasa Tasu'a adalah sunah, maka niatnya bisa dilakukan pada malam hari sebelumnya atau siang setelah matahari terbit.
Jika sudah mantap hendak berpuasa Tasu'a, niat bisa dilakukan malam harinya. Tetapi jika belum dan baru muncul kesungguhan puasa Tasu'a setelah matahari terbit, maka bisa berniat di siang harinya.
Puasa Tasu'a mengandung beberapa keutamaan. Salah satunya, puasa ini dianjurkan untuk meraih rahmat Allah yang tersebar di bulan Muharram.
Berpuasa sunah pada Muharram memiliki kedudukan sangat tinggi. Bahkan puasa pada bulan itu disebut-sebut sebagai amalan sangat mulia di bawah puasa Ramadan.
Jika hendak berpuasa Tasu'a, berikut lafal niatnya.
Nawaitu shauma ghadin 'an ada'i sunnatit tasu‘a lillahi ta'ala.
Artinya,
" Aku berniat puasa sunah Tasu'a esok hari karena Allah SWT."
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Diterpa Isu Cerai, Ini Perjalanan Cinta Raisa dan Hamish Daud
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media