Dream - Seorang pria asal Queens, New York membuat laporan ancaman bom palsu di Bandara Kennedy untuk mencegah kekasihnya terbang ke luar negeri.

Danesh Gomanie memberitahu pihak keamanan bandara bahwa ada seorang wanita membawa bom atau narkoba sedang menuju pesawat tujuan Guyana.

Tetapi, menurut laman New York Daily News, laporan Gomanie ini tidak terbukti sehingga dia ditangkap oleh FBI. Gomanie akhirnya dibebaskan dengan uang jaminan 20 ribu dolar AS, dan dipertemukan kembali dengan kekasihnya di luar Pengadilan Federal Brooklyn pada Selasa lalu.

Penyebab Laporan Palsu

Gomanie mengaku terpaksa melakukan hal itu karena dibakar rasa cemburu dan pengaruh beberapa gelas bir. Saat mendengar kekasihnya akan pergi ke Guyana, dia diliputi rasa takut jika wanita yang ia cintai itu akan menjalin hubungan lagi dengan mantan suaminya.

"Ini hanya masalah cemburu," kata sang kekasihnya, yang menolak memberitahu namanya. "Kami sudah kembali bersama-sama. Aku memaafkannya."

Gomanie, 33 tahun, didakwa membuat laporan palsu dengan menelepon 911 pada tanggal 27 Juli. Dia mengatakan kepada operator ada seorang wanita yang pergi ke Guyana pada penerbangan Nomor 527 dari Bandara Kennedy pada 29 Juli. Kepada operator dia mengatakan wanita itu membawa bom atau narkoba.

Gomanie memberi operator nama pertama kekasihnya, dan petugas Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan membenarkan ada seorang wanita dengan nomor tiket yang dilaporkan.

Kerja Cepat FBI

Sementara itu, FBI melacak panggilan ke ponsel Gomanie dan agen menyebar secara terpisah untuk menyelidik kedua pasangan itu.

Kepada agen FBI wanita itu mengatakan dia bertengkar dengan Gomanie tentang perjalanannya ke Guyana. Sementara Gomanie mengakui bahwa ia 'takut bahwa kekasihnya mungkin menjalin hubungan kembali dengan mantan suaminya yang tinggal di sana'.

Wanita itu merasa lucu dengan kekhawatiran berlebihan Gomanie bahwa dia ingin balik dengan mantan suaminya yang sudah diceraikannya selama 10 tahun.

Gomanie bekerja sebagai mekanik di sebuah perusahaan swasta di Bandara Kennedy.