Hati-hati Ketika Bertransaksi Dengan Kartu Bank, Sahabat Dream. (Foto: Shutterstock)
Dream – Tak hanya kasus penggunaan data Facebook, selama ini masyarakat mengenal adanya istilah jual beli data nasabah. Semakin mengkhawatirkan karena praktik ilegal tersebut dilakukan melalui sebuah situs.
Mendengar masalah ini masyarakat tentu menjadi was-was akan keamanan data nasabah pribadi yang tersimpan di bank.
Perlu diketahui, praktik jual beli ini sangat merugikan nasabah. Data yang jatuh ke oknum tak bertanggung jawab, akan bisa disalahgunakan, contohnya untuk membobol kartu kredit.
Ketika hal ini terjadi, nasabah tiba-tiba mendapatkan kejutan berupa tagihan yang tiba-tiba membengkak.
Ada beragam penyebab data nasabah bisa bocor dan berujung kepada praktik jual beli data nasabah. Salah satunya menggesek kartu dua kali atau double swipe saat bertransaksi di merchant. Harusnya kartu kredit atau debit hanya digesek sekali di mesin electronic data capture (EDC) dan tak perlu digesek di mesin kasir. Penyebab lainnya adalah kebocoran data nasabah ketika berbelanja di situs perdagangan online.
Aduh, harus bagaimana, dong?
Biar tetap tenang, kamu harus menyimak tips-tips berikut.
© Dream
Berbelanja online memang memiliki beragam keunggulan daripada berbelanja dengan cara konvensional, terlebih untuk kamu yang super sibuk. Sayangnya, belanja online juga punya banyak kelemahan, termasuk rentan kebocoran data.
Buat kamu yang sering menggunakan kartu kredit ketika berbelanja online, sebaiknya memastikan dulu tempat berbelanja memiliki reputasi baik. Salah satunya mencari ikon gembok kecil sebagai tanda situs itu aman. Lalu, amati tambahan huruf di alamat URL. Situs online yang terjamin keamanannya adalah situs yang berawalan https://, bukan http://.
© Dream
Sebaiknya kamu lebih teliti melihat catatan transaksi dan tagihan perbankan. Ada baiknya menyimpan atau mencatat bukti transaksi kartu kredit atau kartu debit.
Jika ada yang mencurigakan, sebaiknya langsung menghubungi call center bank agar bisa ditelusuri lebih lanjut.
© Dream
Jika ada seseorang yang menghubungi kamu dan mengaku dari bank, lalu meminta informasi pribadi, kamu harus curiga. Sebab, data-data yang diminta ini sifatnya rahasia.
Jangan pernah pula memberitahukan nomor rekening atau PIN kartu kredit dan ATM kepada orang lain. Apalagi, nomor telepon yang menghubungi kamu itu tidak meyakinkan, misalnya dengan nomor telepon pribadi.
© Dream
Kalau kamu bertransanksi, awasi betul kasirnya. Perhatikan baik-baik prosesnya agar tidak terjadi penggesekan kartu sebanyak dua kali.
Pastikan juga kartu hanya dilakukan di mesin EDC. Jangan sampai kasir menggesek lagi di mesin kasir.
Kalau kamu sering menggunkan telepon pintar dan laptop untuk transaksi perbankan, mulailah berhati-hati. Ubah pengaturah akun bank yang tersimpan di ponsel agar tidak terotorisasi PIN. Untuk laptop, pastikan juga kamu menggunakan pengamanan berupa password agar tidak sembarang orang bisa mengakses data.
Hal-hal ini akan membantu mengamankan datamu ketika kamu jadi korban pencurian HP atau laptop. Bayangkan akibatnya kalau kamu sembarangan alais tidak melindungi data-data dengan baik.
© Dream
Jangan sepelekan masalah PIN kartu kredit atau ATM. Untuk keamanan jangka panjang, hindari menggunakan PIN yang berasal dari tanggal lahir. Ini akan mudah terlacak oleh pihak-pihak yang berniat jahat kepadamu.
Kalau belum mengganti PIN kartu kredit atau kartu ATM, usahakan menggantinya secara berkala. Jangan juga mencatat PIN kartu kredit atau ATM di ponsel karena mudah diketahui oleh orang lain.
Sumber: Cek Aja.
Advertisement
Perlindungan Rambut Maksimal yang Ringan dan Praktis Lewat Ellips Hair Serum Ultra Treatment

Temukan Pengalaman Liburan Akhir Tahun yang Hangat di Archipelago Hotels

Kolaborasi Strategis KEC dan Archipelago Hadirkan Perusahaan Manajemen Hotel Baru di Madinah

Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari
