Dirikan Bank Syariah, Cara Rusia Jawab Sanksi Ekonomi

Reporter : Syahid Latif
Rabu, 25 Februari 2015 14:02
Dirikan Bank Syariah, Cara Rusia Jawab Sanksi Ekonomi
Ekonomi syariah mulai menyentuh tanah Rusia. dalam sebulan ke depan, negara ini bakal mendirikan bank syariah pertamanya.

Dream - Rusia menjawab sanksi ekonomi yang diberikan negara-negara barat dengan membentuk bank syariah. Salah satu negara pecahan Uni Soviet ini berencana membuka bank syariah pertamanya tahun ini

Deputi Asosiasi Bank Regional Rusia, Anatoly Aksakov menjelaskan State Duma, majelis parlemen rendah Rusia, dilaporkan akan meninjau ulang hukum yang memungkinkan keuangan syariah bisa diadopsi dalam dua bulan ke depan.

" Perubahan ini ditujukan untuk menarik modal dari negara-negara Islam terutama dari Uni Emirat Arab (UEA), negara-negara Arab, Malaysia, Indonesia," kata Aksakov seperti dikutip dari laman CPIFinancial, Rabu, 25 Februari 2015.

Aksakov mengakui, Rusia berambisi menarik puluhan miliar dolar, termasuk dana syariah, untuk membiayai proyek-proyek yang didukung pemerintah seperti rel kereta api dan manufaktur domestik.

Kombinasi menurunnya harga minyak dan sanksi yang dikenakan oleh AS dan sekutunya setelah pencaplokan Crimea dari Ukraina yang dilakukan Rusia Maret tahun lalu, telah membuat Rusia di ambang resesi.

Pemeringkat kredit Moody's Investors Service bahkan memangkas rating Rusia menjadi junk pekan lalu sebagai akibat dari krisis ekonomi dan politik yang melanda negara tersebut.

" Mengubah hukum saja tidak akan membuka pintu modal dari Timur Tengah," ujar Apostolos Bantis, analis kredit Commerzbank AG di Dubai mengomentari bank syariah pertama Rusia.

" Ini hanya langkah pertama dan itu akan memakan waktu," kata Bantis

Bantis menilai, meski Rusia sudah membangun hubungan yang lebih kuat dengan wilayah Timur Tengah pada tingkat politik, sisi investasi akan memerlukan rezim politik di UEA dan negara-negara Teluk lainnya untuk mendorong investasi.

Meski banyak pihak yang menyangsikan, Rusia cukup yakin dengan kebangkitan eknominya melalui keuangan syariah.

" Di tengah devaluasi rubel, kami dapat menyediakan pasar domestik dengan barang-barang yang biasanya berasal dari luar negeri dan telah menjadi terlalu mahal," kata Aksakov.

" Kami berharap sumber daya keuangan syariah akan membantu dengan proyek-proyek baru." (Ism) 

Beri Komentar