Dream - Ekonomi triwulan pertama Indonesia menunjukkan penurunan pertumbuhan ekonomi di bawah 5%, yakni 4,7%. Kondisi ini dinilai kurang menguntungkan bagi roda perekonomian domestik. Dunia usaha pun menilai kondisi itu diakibatkan beberapa kegaduhan domestik yang sangat mempengaruhi iklim usaha.
“ Kita semua tahu penyerapan APBN masih dibawah 20 persen, maka terjadi perlambatan ekonomi,” ungkap Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pemberdayaan Daerah, Natsir Mansyur, seperti dikutip dalam keterangan pers, Selasa, 12 Mei 2015.
Natsir mengharapkan pemerintah dapat segera menyelesaikan masalah politik, masalah sosial, dan keamanan. Selain itu, tambahnya, yang sangat memengaruhi adalah masalah politik hingga masalah KPK versus Polisi yang masih berlanjut.
“ Perputaran uang yang menguap diperkirakan mencapai Rp 5 triliun per hari karena kegaduhan-kegaduhan itu yang membuat ekonomi tidak bisa mencapai target pertumbuhan 5,3 %” kata Natsir.
Menurutnya, selain kenaikan kurs dollar secara signifikan, indeks saham dan daya beli masyarakat juga menurun. Dia mengatakan perizinan yang tumpang tindah pun menjadi penyebab turunnya perekonomian dan mengganggu kenyamanan dalam berusaha.
“ Berkaca dari ekonomi semester yang pertama, pada semester yang kedua kegaduhan politik ini masih menghantui, tetapi polemik politik kita anggap sudah teratasi dan sudah berjalan dengan baik karena sinyal kebersamaan di antara petinggi politik menunjukkan ke arah yang positif,” kata Natsir.
Di sisi lain, lanjut dia, isu reshuffle kabinet dapat mempengaruhi citra Indonesia di kalangan investor, padahal minat investasi Indonesia cukup tinggi. Selain itu, banyaknya peraturan yang menghambat dunia usaha dan tidak sejalan dengan dunia usaha mulai dari Undang-Undang (UU), Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Menteri (Permen) sampai Keputusan Presiden (Keppres) yang masih membuat investor terkendala untuk berinvestasi.
“ Tidak perlu ada reshuffle kabinet, karena kalau ada reshuffle di semester pertama para menteri yang baru harus melakukan penyesuaian lagi. Yang penting, hal yang menghambat perlu dibenahi. Walaupun kita bicara tentang invesatasi atau pergerakan ekonomi namun semua peraturan kalau tidak dirapihkan dengan baik maka pergerakan ekonomi nasional juga lambat,” papar Natsir.
Dunia usaha, lanjut dia, mengapreasiasi apa yang sudah diupayakan Jokowi – JK dalam mendorong percepatan ekonomi dan daerah. Hal tersebut diitandai dengan kerja konkrit pada pertemuan APEC, Pertemuan Beijing, Korea dan konferensi Asia Afrika di tingkat international.
Di tingkat nasional, tambah Natsir, roadshow Jokowi – JK keliling daerah merupakan langkah yang sangat positif. Langkah tersebut perlu dilakukan oleh menteri-menterinya untuk melihat permasalahan yang lebih dalam.
“ Program antara satu Kementerian dengan Kementerian yang lainnya juga harus sinergis,” pungkasnya.
Advertisement
Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian

Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang

Anggota DPR Minta Menteri Kehutanan Raja Juli Mundur!

Salut! Praz Teguh Tembus Aras Napal, Daerah di Sumut yang Terisolir karena Banjir Bandang


Toyota Rehabilitasi Toilet di Desa Wisata Sasak Ende, Cara Bangunnya Seperti Menyusun Lego
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab

Mahasiswa UNS Korban Bencana Sumatera Bakal Dapat Keringanan UKT

Makin Sat Set! Naik LRT Jakarta Kini Bisa Bayar Pakai QRIS Tap

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian

Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang