Supermarket dan Minimarket Nikmati Panen Selama Pandemi Corona

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Rabu, 22 April 2020 11:33
Supermarket dan Minimarket Nikmati Panen Selama Pandemi Corona
Pola konsumsi masyarakat ASEAN juga ikut berubah.

Dream – Pasar swalayan di kawasan Asia Tenggara mengalami panen saat banyak negara memberlakukan kebijakan berdiam di rumah selama pandemi corona. Imbauan pemerintah itu membuat munculnya pergeseran pola konsumsi makanan dan belanja di kawasan ASEAN.

“ Berdasarkan pengamatan kami, umumnya penjualan di pasar swalayan dan ritel modern yang menjual bahan pokok mengalami peningkatan sementara penjualan barang-barang non esensial dan umum turun,” tulis DBS Group dikutip dari keterangan tertulis, Rabu 22 April 2020.

Dari pantauan DBS, pergeseran konsumsi makanan di Asia Tenggara terutama didorong oleh konsumen yang tetap tinggal di rumah. Di Singapura dan Malaysia, penjualan supermarket diperkirakan akan meningkat dengan mengorbankan layanan makanan dan minuman serta penutupan pasar tradisional.

Di Thailand, supermarket dan hipermarket seharusnya diuntungkan karena konsumen mengurangi barang-barang non esensial. Supermarket dan minimarket di Indonesia juga diperkirakan akan mengalami permintaan lebih tinggi karena penutupan pasar tradisional.

Wabah berkepanjangan diperkirakan akan menjadi daya ungkit bagi pertumbuhan supermarket di tahun ini. Jika langkah-langkah yang dilakukan saat ini terbukti tidak efektif menekan penyebaran pandemi, kebijakan tinggal di rumah akan menguntungkan peritel yang menjual kebutuhan pokok seperti supermarket.

1 dari 5 halaman

Bagaimana dengan Indonesia?

Untuk kasus di Indonesia, beberapa daerah sudah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) salah satunya di Jakarta. Dengan kebijakan ini, Indonesia lebih menekankan pada physical/social distancing, termasuk menutup sekolah, pusat perbelanjaan, kegiatan keagamaan dan kantor-kantor.

Dampak dari kebijakan PSBB membuat masyarakat tetap tinggal di rumah sebanyak mungkin dan keluar hanya saat diperlukan untuk membeli makanan atau bahan makanan. Sebagian besar toko barang-barang non esensial, seperti, pusat perbelanjaan atau restoran, tutup, dan hanya supermarket, minimarket, dan apotek yang diperkenankan beroperasi.

“ Dengan demikian, ini merupakan hal positif bagi supermarket dan minimarket. Kami memperkirakan kenaikan jumlah orang-orang ke toko-toko ini untuk membeli kebutuhan pokok,” tulis DBS.

2 dari 5 halaman

Belanja Barang Non Pokok Menurun

Nasib berbeda dialami para pengusaha ritel yang bergerak di barang kebutuhan non esensial. Penjualan ritel mencatat indeks penjualan pakaian melambat 40 persen (yoy), budaya dan rekreasi (16,8 persen), BBM dan otomotif (4,6 persen), dan peralatan komunikasi dan infromasi (4 persen).

Untuk segmen makanan, minuman, dan tembakau, indeksnya naik 3,2 persen. Begitu pula dengan peralatan rumah tangga yang indeksnya naik 3,7 persen.

“ Selama situasi COVID-19 ini, kami yakin bahwa orang-orang mengubah pola konsumsi mereka ke produk-produk pokok seperti makanan, dari barang-barang non esensial seperti pakaian,” tulis DBS.

Karena orang-orang diperkirakan menghabiskan sebagian besar waktu mereka di rumah, penjualan peralatan rumah tangga juga diperkirakan akan naik.

3 dari 5 halaman

Bagaimana dengan Pasar Tradisional?

Pasar tradisional masih menjadi bagian terbesar dari bahan makanan Indonesia, segmen belanja online (daring) masih sangat kecil. Di Indonesia, kebanyakan orang masih menyukai berbelanja bahan makanan di toko-toko tradisional seperti pasar tradisional dibandingkan dengan supermarket dan minimarket.

Pada 2019, sekitar 70 persen dari total bahan makanan Indonesia masih didominasi oleh toko-toko tradisional, diikuti oleh minimarket dan supermarket. Namun dalam beberapa tahun terakhir, minimarket telah bertumbuh lebih cepat dibandingkan dengan toko-toko tradisional dan supermarket.

Sementara itu, toko bahan makanan berbasis daring masih sangat kecil di Indonesia, namun kebanyakan supermarket dan minimarket telah memperkenalkan aplikasi daring mereka, yang menawarkan pengalaman berbelanja secara daring.

4 dari 5 halaman

Beralih ke Supermarket

Konsumsi makanan beralih dari pasar tradisional ke supermarket/minimarket dan daring. Dengan situasi COVID-19, banyak pasar tradisional tutup, sementara supermarket dan minimarket tetap buka.

Kondisi ini menguntungkan bagi supermarket dan minimarket, karena orang-orang yang biasanya pergi ke pasar tradisional untuk berbelanja produk segar, seperti, daging, sayuran dan buah-buahan, akan beralih menjadi pelanggansupermarket dan minimarket.

“ Kami menilai supermarket memiliki keunggulan dibandingkan dengan minimarket karena menawarkan produk segar dengan jumlah yang lebih banyak,” tulis bank ini.

5 dari 5 halaman

Platfrom Toko Daring Bakal Ramai

Platform toko daring juga dapat mengambil manfaat dalam situasi ini karena beberapa orang takut keluar rumah karena takut terinfeksi. Bagaimanapun, mengingat bahwa banyak orang Indonesia belajar/bekerja dari rumah ketimbang di sekolah/kantor, orang beralih dari makan di luar menjadi memasak di rumah, membawa pulang makanan atau memilih layanan pengiriman.

“ Dengan demikian, kami berpendapat bahwa makanan kemasan, seperti, mie instan, camilan, dan makanan beku, mungkin mengalami peningkatan penjualan selama situasi COVID-19 ini,” tulis DBS.

Toko-toko tradisional akan mendominasi sektor bahan makanan di Indonesia. Akan tetapi, pertumbuhannya lebih rendah daripada minimarket dan platform bahan makanan online.

“ Kami yakin bahwa beberapa pemain supermarket akan mengurangi karyawan akibat persaingan dengan minimarket,” tulis DBS.

Hal ini disebabkan oleh orang Indonesia lebih memilih mengunjungi minimarket untuk membeli produk-produk pokok, dan membeli produk segar dari pasar tradisional. 

Beri Komentar