Haji 2023, Ini 3 Penyakit Tertinggi Penyebab Jemaah Indonesia Wafat Di Tanah Suci (dok.Kemenag)
Dream - Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) mencatat, total 68 jemaah Indonesia wafat di Tanah Suci hingga hari ke-24 operasional haji. Angka itu tertinggi sejak 2017, dalam periode yang sama.
Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) merilis, sebanyak 30 di antaranya masuk kategori tidak berisiko tinggi (nonristi).
Kepala KKHI Mekah, dr Edi Supriyatna, menjelaskan, penyebab jemaah haji non-risti wafat adalah penyakit jantung, tepatnya syok kardiogenik dan infark miokard. Keduanya merupakan dua penyakit tertinggi yang menyebabkan kematian jemaah secara umum.
Edi menambahkan, para jemaah nonristi itu tidak mendadak sakit jantung saat di Tanah Suci. Mereka sebenarnya sudah memiliki riwayat penyakit jantung namun tidak menyadarinya.
Menurut data Penyelenggaran Kesehatan Haji di Arab Saudi 2023, ada tiga penyakit penyebab tertinggi penyebabnya wafatnya jemaah haji. Di antaranya infark miokard akut (20 kasus), syok kardiogenik (16 kasus), dan stroke (5 kasus) dari total 66 kematian per 15 Juni 2023.
Infark miokard akut adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh sumbatan pada arteri koroner.
Tim Medis Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekah, dr. Aditya mengatakan, syok kardiogenik adalah salah satu fase akhir dari serangan jantung yang ditandai dengan kurangnya aliran darah ke organ tubuh akibat menurunnya curah jantung.
" Syok kardiogenik tidak terjadi dengan serta merta, ada beberapa faktor pemicu, terutama pada jemaah haji dengan risiko tinggi," katanya.
Menurut Aditya, faktor risiko itu antara lain penyumbatan pembuluh darah jantung, hipertensi yang tidak terkontrol, infeksi, dan perburukan dari Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) sebelumnya hingga stres.
KKHI pun mengimbau jemaah haji yang rentan terkena penyakit jantung untuk menjaga kesehatan menjelang puncak ibadah haji pada 9 Zulhijjah nanti.
" Jemaah haji agar tidak memaksakan diri melaksanakan salat dan umrah di Masjidil Haram. Salat lima waktu dapat dilakukan di mushala hotelnya. Umrah sunah memerlukan persiapan fisik dan merupakan aktivitas ibadah yang berat," ujarnya.
Aktivitas fisik yang berat, dapat mengakibatkan kelelahan dan memicu kekambuhan dan komplikasi dari penyakit kronis, seperti penyakit jantung.
" Oleh karena itu, jemaah haji yang memiliki riwayat penyakit kronis agar menahan diri dari aktivitas ibadah yang berat di luar ruangan, seperti umrah sunnah dan salat di Masjidil Haram," tutur Edi.
Sumber: merdeka.com
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib