Efek Stres Ternyata Lebih 'Menghantam' Otak Perempuan

Reporter : Mutia Nugraheni
Rabu, 16 Maret 2022 13:12
Efek Stres Ternyata Lebih 'Menghantam' Otak Perempuan
Level stres bisa jadi sama antara perempuan dan laki-laki, tapi ternyata pada perempuan dampaknya lebih besar di area otak.

Dream - Tekanan pekerjaan, tuntutan hidup ditambah dengan pandemi yang melanda dunia tentu saja sangat mempengaruhi tingkatan stres seseorang. Semua orang baik lelaki maupun perempuan memiliki pemicu stresnya masing-masing.

Level stres bisa jadi sama antara perempuan dan laki-laki, tapi ternyata pada perempuan dampaknya lebih besar di area otak. Amit Sood, MD, seorang profesor kedokteran mengatakan bahwa aspek desain otak pada manusia membuatnya lebih rentan terhadap emosi negatif dan kelelahan mental, hal tersebut membuktikan bahwa stres mempengaruhi kerja otak.

" Kecepatan hidup saat ini adalah pemicu utama. Bisa dikatakan ritme hidup jauh lebih cepat daripada kemampuan otak kita untuk beradaptasi," katanya, dikutip dari Health.

Hal ini kerap membuat kita merasa terlalu sedikit waktu dan terlalu sedikit sumber daya untuk mengatasi masalah yang ada. Kurangnya kemampuan menyadari untuk bekerja secukupnya dalam kehidupan bisa menjadi sumber stres yang sangat besar.

 

1 dari 5 halaman

Dalam bukunya Mindfulness Redesigned for the Twenty-First Century, Dr. Sood menjelaskan sejumlah jebakan yang sering menjerat otak kita dan jadi pemicu stres utama. Ada tiga hal, yaitu gangguan fokus, rasa takut, dan kelelahan fisik serta mental.

Rupanya efek stres 'menghantam' otak perempuan tiga kali lebih besar dibandingkan pria. Dalam survei tahunan oleh American Psychological Association, wanita telah berulang kali melaporkan tingkat ketegangan yang lebih tinggi daripada pria. Terkadang bahkan lebih banyak gejala fisik dan emosional yang berhubungan dengan stres, termasuk sakit kepala, sakit perut, kelelahan, lekas marah, dan kesedihan.

Perempuan juga lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental yang disebabkan oleh stres seperti depresi dan gangguan kecemasan. Hal ini ternyata karena efek stres pada otak perempuan

" Semacam pukulan tiga kali membuat wanita secara unik rentan terhadap ketegangan dan tekanan, kata Dr. Sood.

 

2 dari 5 halaman

Pertama, otak perempuan membuat mereka lebih sensitif daripada pria terhadap stresor dan kurangnya kontrol. Area limbik otak wanita, yang membantu mengendalikan emosi dan ingatan, sangat aktif, membuat mereka lebih mudah mengingat rasa sakit dan hinaan.

" Menahannya dan mengalami kesulitan melepaskannya memperkuat sirkuit otak dari emosi negatif yang juga meningkatkan stres wanita," kata dr. Sood.

Selain itu, tuntutan ganda untuk mengasuh anak dan bertanggung jawab atas kesejahteraan rumah tangga membuat fokus perempuan cenderung lebih menyebar. Otak yang tidak fokus, seperti disebutkan sebelumnya, adalah sumber stres lainnya.

" Radar pelindung seorang ibu juga selalu siap untuk anak-anaknya, yang membuatnya lebih cepat merasakan ancaman, dan membuat perempuan mungkin lebih mungkin terjebak dan memikirkannya daripada suaminya," ungkap Dr. Sood.

Laporan Abinsha Nurmaulida

3 dari 5 halaman

Tubuh Beri Sinyal Saat Stres Berat, Jangan Diabaikan!

Dream - Kondisi stres bisa dialami siapa pun dan seringkali kita mengabaikannya. Berusaha kuat, tak mencari pertolongan, menjalani aktivitas sehari-hari, tapi tubuh dan pikiran selalu menjadi kesatuan.

Saat pikiran dan psikologis bermasalah, tubuh akan memberi sinyal. Terutama jika stres yang muncul dibiarkan berlama-lama. Seringkali kita tak sadar sebenarnya kondisi fisik juga memunculkan gejala stres yang begitu konstan.

Penasaran apa saja tandanya? Jika muncul gejala berikut, tak ada salahnya untuk istirahat sejenak atau mungkin meminta pertolongand ari profesional seperti psikolog dan psikiater.

1. Gemeretak gigi
Penyebab gemeretak gigi yang paling sering adalah stres. Kamu mungkin menggemeretakan atau menggesekan gigi secara tidak sadar di siang hari atau saat tidur.

Salah satu tanda bahwa kamu melakukannya adalah rahang yang sakit keesokan paginya. Kamu mungkin juga memperhatikan gigi jadi terlihat lebih pendek dari biasanya, sebaiknya gunakan penjaga mulut untuk melindungi gigi atau melakukan terapi.

2. Keringat berlebih
Keringat terjadi karena berbagai alasan: berolahraga, suhu tinggi, atau ketika otak merasakan ancaman. Jika kamu berkeringat terus-menerus, itu mungkin pertanda bahwa kamu terlalu cemas.

 

4 dari 5 halaman

3. Rontok yang lebih banyak dari biasanya
Menemukan lebih banyak rambut di kamar mandi atau pada sisir mungkin merupakan tanda stres tersembunyi. Gejolak emosional dapat mengganggu fase pertumbuhan siklus rambut.

Bahkan jika tidak ada yang terjadi baru-baru ini, ingatlah bahwa rambut rontok biasanya tertunda. Jadi, kamu mungkin mengalami kerontokan rambut 6-12 minggu setelah peristiwa yang bikin stres.

Diare Bisa Terjadi Saat Level Stres Sedang Tinggi

4. Bintik-bintik merah
Jika kamu tidak menderita alergi tetapi masih terdapat bintik-bintik merah di kulit, kamu mungkin sedang mengalami emosi yang tidak stabil. Terlebih lagi, bila kamu mendapatkan bintik-bintik merah di mulut, hal itu dapat dipastikan sebagai akibat dari stres. Kondisi emosi dapat menyebabkan tubuh merilis beberapa bahan kimia yang mengubah respons tubuh terhadap fungsi-fungsi lainnya.

 

5 dari 5 halaman

5. Mata berkedut
Stres dapat memberikan sinyal yang tidak biasa ke otak dan otot wajah, misalnya seperti matamu yang berkedut tak terkendali. Anda mungkin memperhatikan pergerakan secara tidak sadar kelopak mata bawah atau dalam kasus-kasus yang jarang terjadi kelopak maat bagian atas. Dalam beberapa kasus, berkedut berlangsung selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan.

6. Mulut selalu kering
Jika kamu terus-menerus haus dan tidak makan asin, coba lebih perhatikan kesehatan mental. Periode stres yang berkepanjangan memblokir kelenjar ludah, dan bisa membuat mulut selalu terasa kering. Kamu mungkin juga kesulitan menelan karena dehidrasi. Jangan ragu untuk konsultasi dengan profesional untuk menanganai level stres yang begitu tinggi.

Laporan: Anzila Riskia Putri/ Sumber: Brightside

Beri Komentar