Ilustrasi/Shutterstock
Dream - " Konsumsi makanan sehat, ya, agar imun tubuh kuat supaya jauh dari virus."
Kalimat tersebut tampak sering wara-wiri di telinga, diucapkan relasi hingga keluarga untuk memastikan kita semua sehat sehingga tidak terpapar virus corona yang mematikan.
Termasuk urusan sarapan, asupan di pagi hari akan jadi sumber tenaga untuk menunjang aktivitas sehari penuh. Enggak mau kan, tiba-tiba badan lunglai di saat kerjaan atau tugas menumpuk dan harus segera diselesaikan?
Mengingat pentingnya sarapan, pilihlah makanan sehat dengan porsi yang tepat. Makanan kaya protein akan membuatmu lebih berenergi dan siap menopang aktivitas.

Selagi memberi asupan terbaik di tiap pagi Sahabat Dream, pastikan kamu tetap disiplin mengikuti aturan kesehatan seperti 3M (Memakai masker, Menjaga jarak dan menghindari kerumunan, Mencuci tangan pakai sabun) serta 3T (Testing, Tracing, Treatment) yang diimbau pemerintah RI.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Dream - Isolasi mandiri menjadi tindakan paling penting dilakukan oleh mereka yang baru kontak erat dengan pasien COVID-19 tanpa gejala. Apalagi jika mereka sudah diketahui terkonfirmasi positif corona.
Merujuk Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes), isolasi mandiri wajib dijalani minimal 10 hari untuk mereka yang tanpa gejala. Sedangkan pasien dengan gejala, harus menjalani isolasi mandiri 13 hari.
Sementara mereka yang kontak erat dengan penyintas COVID-19 wajib isolasi mandiri 14 hari.
Penetapan masa isolasi mandiri itu diputuskan dari hasil penelitian. Dokter RA Adaninggar, SpDD menjelaskan rentang waktu tersebut sangat berpengaruh dalam penularan virus COVID-19 dari satu orang ke orang lain.
" Jadi meskipun gejala sangat ringan dan seolah hilang, tetap masih bisa menular selama 10 hari," tulis dr. Ning dalam akun Instagramnya @ningzsppd.
© © Dream.co.id/Eka Pratiwi
Sedangkan yang kontak erat harus isolasi selama 14 hari karena masa inkubasi virus COVID-19, yaitu rentang waktu sejak terpapar hingga muncul gejala sekitar dua hingga 14 hari.
Untuk mencegah paparan virus COVID-19, pastikan tetap disiplin mengikuti aturan kesehatan seperti 3M (Memakai masker, Menjaga jarak dan menghindari kerumunan, Mencuci tangan pakai sabun) serta 3T (Testing, Tracing, Treatment) yang diimbau pemerintah RI.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Dream - Ketika pandemi datang dan mengharuskan kita semua beraktivitas dari dalam rumah, sosok ibu jadi tumpuan. Di tengah pekerjaan rumah yang makin menumpuk, para ibu tetap bisa memberikan perhatian pada semua anggota keluarga.
Belum lagi buat para ibu yang juga bekerja harus berbagi peran jadi membagi tugas rumah tangga, mengasuh anak, menemani anak sekolah online, hingga deadline pekerjaan yang terus menanti.
Tak heran jika para ibu sebenarnya merasakan stres dengan tumpukan pekerjaan tersebut. Tak terkecuali mantan Puteri Indonesia 2004, Artika Sari Devi.
Meski sempat diselingi rasa pusing, rupanya istri musisi Baim ini memiliki tips dan trik bekerja serta mengasuh buah hati di tengah pandemi.
© © Dream.co.id/Dwi Ratih
Artika menegaskan rasa lelah di masa pandemi seperti saat ini adalah hal manusiawi di saat besarnya tuntutan seorang ibu bisa jadi seorang supermom. Untuk bisa melalui situasi yang terkadang membuat stres, dibutuhkan pola pikir yang positif dengan meyakini kondisi saat ini hanya sementara.
Seperti yang kita ketahui, banyak dari kita merasakan dampak perekonomian akibat tak bisa bekerja secara normal. Menurutnya, kerjasama pasangan dalam mengurus rumah tangga menjadi kunci dalam melewati semua rintangan.
Tips dan trik Artika dan Baim bisa Sahabat Dream tiru di rumah dan mulai terapkan protokol kesehatan dengan ketat pada buah hati, ya.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Dream - Salah satu keluhan khas dari para pasien Covid-19 adalah kehilangan kemampuan merasa dan mencium. Makanan terasa pahit, dan tak bisa merasakan aroma di sekitarnya atau disebut anosmia. Hal ini sangat menyiksa dan membuat banyak pasien kehilangan nafsu makan dan berdampak buruk pada psikologis.
Anosmia memang akan berangsung hilang dan kemampuan mencium dan merasa akan kembali, tapi biasanya memakan waktu 2 hingga 4 minggu.Selain anosmia, pasien juga mengalami parosmia, yaitu kondisi dimana orang mengalami distorsi bau yang aneh dan seringkali tidak menyenangkan.
Misalnya, alih-alih mencium aroma lemon, mungkin mencium bau kubis yang busuk, atau cokelat mungkin berbau bensin. Parosmia telah dikaitkan dengan Covid-19 dan virus serta cedera kepala lainnya.
" Beberapa derajat kehilangan bau diperkirakan memengaruhi hingga seperempat populasi umum," kata peneliti Carl Philpott, dari Norwich Medical School di University of East Anglia, dikutip dari WebMD.
" Kehilangan bau juga merupakan gejala utama Covid-19, dan kami tahu bahwa pandemi ini menyebabkan banyak orang kehilangan bau jangka panjang, atau distorsi bau seperti parosmia," ungkap Philpott.

© © Shutterstock
Kabar baiknya, ada pelatihan khusus yang dapat membantu pasien Covid-19 mendapatkan kembali indra penciuman mereka. Pelatihan penciuman melibatkan mengendus setidaknya empat bau berbeda dua kali sehari setiap hari selama beberapa bulan.
" Ini bertujuan untuk membantu pemulihan berdasarkan neuroplastisitas - kemampuan otak untuk mengatur ulang dirinya sendiri untuk mengimbangi perubahan atau cedera," kata Philpott.
Para peneliti bekerja dengan lebih dari 140 orang yang kehilangan atau mengalami perubahan dalam indra penciuman mereka.
Para pasien penelitian diberi berbagai alat pelatihan penciuman, termasuk bau yang berbeda, seperti kayu putih, lemon, mawar, kayu manis, cokelat, kopi, lavender, madu, stroberi, dan daun thyme
" Kami menemukan bahwa kehadiran parosmia dan kinerja penciuman yang lebih buruk pada pengujian identifikasi bau dan diskriminasi dikaitkan dengan pemulihan yang signifikan secara klinis dalam fungsi penciuman untuk orang yang mengalami gangguan penciuman pasca terpapar virus. Ini berarti bahwa pelatihan penciuman dapat membantu jalur penciuman untuk mulai beregenerasi dan pulih," ujar Philpott.
Para peneliti juga menemukan bahwa orang yang lebih tua lebih mungkin mulai memulihkan indra penciuman mereka. Selain itu, peningkatan terbesar terlihat di antara mereka yang kehilangan fungsi penciuman paling banyak. Laporan tersebut dipublikasikan secara online baru-baru ini di jurnal The Laryngoscope.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Advertisement
Upgrade Gaya Hidup Digitalmu dengan eSIM XL PRIORITAS, Pilihan Premium Masa Kini

Ibadah Lancar, Komunikasi Aman: Tips Itinerary Umroh & Internet Hemat


Bencana di Sumatera Sebabkan Krisis Air Bersih bagi Warga Terdampak

Resmi Diluncurkan, Viva Retinol Serum Hadirkan 3x Presisi Perawatan Kulit dalam Setiap Tetes
