Penting, 3 'Modal' Utama Mengontrol Kemarahan

Reporter : Mutia Nugraheni
Selasa, 18 Agustus 2020 09:12
Penting, 3 'Modal' Utama Mengontrol Kemarahan
Menemukan cara untuk mengekspresikan kemarahan dengan cara yang sehat akan sangat baik bagi kestabilan psikologis.

Dream - Kecewa dengan situasi penanganan virus corona (Covid-19) yang lambat, mendapat komentar sinis dari rekan kerja, antrean yang diserobot orang seenaknya.

Saat ini kita kerap berhadapan dengan situasi yang memicu amarah. Emosi bisa saja meledak dalam hitungan detik dalam situasi apapun.

Marah memang respons normal terhadap stres. Emosi pun bisa segera tersalurkan tapi cenderung bersifat destruktif.

Membiarkan kemarahan tak terkontrol bisa membuat masalah baru baik dalam hubungan pribadi maupun dan profesional kamu. Sangat penting untuk belajar mengelola amarah dengan baik.

Menemukan cara untuk mengekspresikan kemarahan dengan cara yang sehat akan sangat baik bagi kestabilan psikologis. Tak hanya itu, bisa juga mengurangi risiko penyakit jantung.

Bagaimana caranya? Mungkin Sahabat Dream bisa mencoba hal ini.

 

1 dari 6 halaman

Ambil napas dalam-dalam

Teknik pernapasan


Di saat emosi meningkat, coba tarik napas perlahan. Rasakan benar-benar napas yang dihirup melalui hidung, otak, hingga paru-paru dan keluar lewat mulut. Ini memungkinkan tubuh untuk langsung menenangkan diri.

Bernapaslah dalam-dalam melalui hidung, dan perhatikan perut yang naik. Lalu, buang napas melalui mulut. Coba lakukan latihan ini 3 kali sehari selama 5 hingga 10 menit atau sesuai kebutuhan.

 

2 dari 6 halaman

Ucapkan mantra yang menghibur

Mengulangi kalimat yang menenangkan dapat membuatnya lebih mudah untuk mengekspresikan emosi yang sulit, termasuk kemarahan dan frustrasi. Coba ulangi secara perlahan, kalimat seperti " tenang saja" atau " semuanya akan baik-baik saja" , " ini akan berakhir dengan baik" . Terutama ketika kamu sangat kewalahan dan tak bisa mengontrol situasi.

 

3 dari 6 halaman

Pindah ke ruangan lain

Istirahatkan diri dengan pindah ke ruangan/ area lain. Jika rumah berantakan dan stres, cobalah 'melarikan diri' sejenak ke tempat lain. Keluar kantor sebentar sekadar untuk membeli kopi, cukup bisa menurunkan level emosi yang sedang memuncak.

Karyawan yang Lembur Seharusnya Boleh Bangun Siang

Cobalah cari pelarian sejenak agar kemarahan tak menumpuk dan bisa meledak. Sebisa mungkin lakukan di area lain yang bisa menetralkan emosi.

Sumber: Health Line

4 dari 6 halaman

Tanda-Tanda Kecemasan yang Bisa Ganggu Kesehatan Mental

Dream - Banyak orang yang telah sadar pentingnya kesehatan mental. Hal tersebut tidak lagi dianggap asing.

Namun, masih banyak orang yang mengabaikan pentingnya menyadari kondisi kesehatan mental. Sehingga, kondisi mental seringkali terabaikan.

“ Masih banyak orang yang menyepelekan kesehatan mental. ‘Biarin waktu yang akan menyembuhkan luka batin atau kecemasan’. Padahal, waktu tidak sepenuhnya bisa diandalkan,” ujar Praktisi Mindfulness dan Emotional Healing, Adjie Santosoputro dalam Webinar Aqua ‘Hidrasi Sehat dan Mindfulness untuk Kurangi Kecemasan Hadapi Normal Baru’ di Jakarta, Kamis 25 Juni 2020.

 

5 dari 6 halaman

Bisa memengaruhi alam bawah sadar

Mengalami Masalah

Luka batin hanya bisa disembuhkan dengan waktu jika kondisinya masih ringan. Namun, kondisi seseorang bisa semakin berbahaya dan masuk ke alam bawah sadar jika diabaikan dengan kecemasan atau luka batin yang parah.

Maka dari itu, sangat penting untuk menyadari kondisi kesehatan mental diri sendiri. “ Sebenarnya ketika kecemasan masuk ke alam bawah sadar, tubuh memberi kode berupa hal yang terjadi sehari-hari”.

6 dari 6 halaman

Tanda kondisi mental pengaruhi alam bawah sadar

Hubungan Pertemanan

Salah satu tandanya adalah relasi atau hubungan dengan orang sekitar menjadi kurang baik. “ Kondisi jadi kurang nyaman dan rasa bahagia terasa hambar. Nggak ada rasa lega atau plong dan serba tergesa-gesa. Produktivitas juga menurun,” tutur Adjie.

Setelah menyadari tanda-tanda tersebut, perlu disadari bahwa kecemasan berasal dari diri sendiri.

“ Kita harus paham dulu, bahwa cemas itu disebabkan oleh faktor internal yang ingin memastikan yang terjadi. Padahal, hidup ini serba tidak pasti”.

Seringkali ketidakpastian serta faktor eksternal diklaim menjadi penyebabnya, padahal semuanya berasal dari internal diri. Kecemasan pun boleh dialami jika masih di dalam batas wajar.

Namun jika semakin parah, kamu perlu menyadari kondisimu dan mulai berdamai dengan kecemasan tersebut.

Beri Komentar