Ilustrasi Mobilitas Masyarakat Di DKI Jakarta. (Foto: Liputan6.com)
Dream - Potensi gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia sangat besar. Penilaian tersebut diungkapkan oleh Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Tri Yunis Miko Wahyono.
Perkiraan potensi ini didasarkan pada empat hal. Pertama adalah relaksasi kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) terlalu terburu-buru. Hal ini diperkirakan bisa mengakibatkan mobilitas masyarakat meningkat secara signifikan.
Ke dua, munculnya varian baru Covid-19. Meskipun hingga kini Indonesia memang belum mendeteksi adanya varian Delta Plus atau AY.4.2, varian tersebut rupanya sudah terdeteksi di Singapura.
" Ke tiga, surveilans kita kurang baik atau kurang bisa menangkap kasus yang sesungguhnya. Jadi kasus yang sesungguhnya mungkin dilaporkan dua hari lalu 270, sebenarnya lebih dari itu karena semua semua kabupaten dan kota mau level satu," ujar Tri Yunis Miko Wahyono, Rabu 17 November 2021.
Selanjutnya masih ada dua hal lagi yang membuat perkiraan potensi itu menjadi sangat tinggi. Penyebab ke empat karena akan adanya momen besar libur Natal dan Tahun Baru 2022.
Tri mengatakan, kerumunan yang terjadi saat libur Natal dan Tahun Baru kemungkinan besar tidak bisa dibendung sehingga sangat berisiko untuk terjadinya transmisi Covid-19.
Ia juga memprediksi potensi gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia terjadi pada Januari 2022. Lonjakan kasus positif Covid-19 pada puncak gelombang ketiga ini diperkirakan tidak akan lebih dari 18.000 per hari.
" Mungkin kalau cakupan vaksinasi (dosis lengkap) mencapai 50 persen atau kurang dari 50 persen sedikit, mungkin gelombang ke tiga akan kurang dari 5.000 (kasus positif Covid-19 per hari)," pungkasnya.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi, sebelumnya juga menyebutkan gelombang ke tiga Covid-19 dipastikan akan terjadi.
Menurutnya terdapat empat hal yang bisa memicu gelombang ketiga Covid-19, yaitu pola penyebaran Covid-19 yang bersifat fluktuatif tergantung pergerakan masyarakat. Kemudian penyebab kedua adalah cakupan vaksinasi masih rendah.
Ketiga, varian Delta serta turunannya yang masih mendominasi di Indonesia. Kemudian yang keempat disebabkan oleh mobilitas penduduk meningkat jelang akhir tahun 2020 hingga awal tahun 2021.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib