(Foto: Youtube)
Dream - Sebagian penduduk yang menetap di kawasan perairan Pantai Nino, Nusa Tenggara Timur (NTT) semalam digemparkan dengan satu kejadian aneh.
Seekor buaya dikabarkan telah `mengantarkan pulang` mayat seorang lelaki yang diyakini telah hilang sejak minggu lalu.
Peristiwa itu terjadi pada Sabtu pagi sekitar jam 7 dan pertama kali disadari oleh seorang nelayan yang ingin pergi melaut. Namun nelayan tersebut terpaksa membatalkan rencananya untuk menangkap ikan setelah melihat buaya itu mengusung sesosok mayat.
Dia kemudian memberitahu hal itu kepada para penduduk sebelum akhirnya menghubungi polisi.
Menurut Kapolres TTU, AKBP Rishian Krisna Budiaswanto, usai mendapat laporan dari warga Kapolsubsektor Mena, Ipda Agustinus Mema langsung bergegas ke TKP untuk melihat kondisi mayat.
Ipda Agustinus Mema mengatakan, buaya itu melepaskan mayat tersebut di pantai sekitar pukul 10.20 pagi dan kembali ke laut. Setelah ditelusuri, jasad tersebut diketahui adalah Abia Sala Dopong (26 tahun), yang hilang sejak beberapa hari lalu.
Jasad tersebut masih dalam keadaan baik namun ada bekas-bekas luka pada tubuhnya yang diyakini akibat gigitan buaya itu.
Mayat tersebut pun dibawa ke rumah keluarganya di Desa Humusu, Kecamatan Insana Utara.
Dream - Sebuah video mendadak jadi viral di media sosial dan menghebohkan warganet. Dalam video tersebut, terlihat seekor buaya besar membawa mayat yang hilang sehari sebelumnya. Peristiwa itu terjadi di Berau Kalimantan Timur (Kaltim).
Mayat tersebut diketahui bernama Syarifuddin (41), warga RT 06 Kampung Biatan Lempake, Kecamatan Biatan, Berau, Kaltim. Syarifuddin menghilang saat sedang mandi bersama temannya di Sungai Lempake, Selasa sore 18 Juli 2017.
Mayat Syarifuddin baru ditemukan pada Rabu 19 Juli 2017 sekitar pukul 09.00 WITA. Ia ditemukan tak jauh dari tempatnya menghilang.
Aparat kepolisian dan warga yang melakukan pencarian berhasil merekam saat buaya membawa mayat Syarifuddin ke pinggir sungai. Mayat Syarifuddin disangkutkan ke sebuah kayu agar tidak terbawa arus sungai. Selanjutnya, sang buaya menghilang ke dalam air.
Kapolsek Talisayan Iptu Faisal Hamid mengatakan, korban ditemukan saat personel Polsek Talisayan bersama masyarakat melakukan penyisiran di sekitar sungai di daerah itu.
" Setelah melakukan pencarian sejak pagi di sekitar TKP, korban ditemukan dan langsung dievakuasi," ucap Faisal.
Perwira balok dua itu mengatakan, korban meninggal karena diterkam seekor buaya saat sedang mandi bersama rekannya Abdullah kemarin sore di muara Sungai Lempake.
" Jadi tidak ada unsur tindak kejahatan di dalamnya. Luka sobek di tubuh korban murni akibat gigitan predator air," pungkas Faisal.
(Sumber: pojoksatu.id)
Dream - Dua penumpang orang yang sedang memancing, Beau Bryce-Maurice (37) dan Charlie Williams (19) mengalami trauma ketika terdampar selama empat hari di daerah terpencil di Australia. Keduanya harus tinggal di atas atap untuk mengindari buaya air asin.
Menurut The Independent, kisah ini berawal saat Beau dan Charlie sedang dalam perjalanan memancing di daerah dekat kota Broome, saat mobil mereka terjebak dalam rawa pada hari Jumat 17 November 2017. Mereka membawa serta seekor anjing, Mindee.
Karena tidak pulang selama berhari-hari, keluarga meminta bantuan polisi. Pencarian besar-besaran dilakukan pada Selasa 21 November 2017. Polisi baru menemukan kedua orang itu empat hari setelah menghilang.
" Di wilayah Kimberley ini kamu harus waspada terhadap buaya dan ular," kata Sersan Mark Balfour, anggota Polisi Broome, kepada ABC News.
" Saya yakin salah satu dari mereka percaya diri saat mengatakan buaya tidak mungkin mendekat ke mobil mereka. Tapi mereka langsung panik setelah terjadi sebaliknya," tambah Sersan Mark.
Mark mengatakan, buaya di rawa itu mungkin hanya mengincar anjing mereka. " Mereka tampak sangat bahagia begitu melihat kami. Bahkan menangis. Berada di sana selama lima hari di wilayah seperti itu dengan udara yang begitu panas. Saya tidak membayangkan apa yang ada di kepala mereka saat berada di situasi seperti itu," ujar Mark.
Meski dalam kondisi seperti itu, Beau dan Charlie masih sempat mengirim pesan video kepada anggota keluarga dan membuat dokumentasi apa yang terjadi selama di Kimberley.
Sersan Mark mengatakan, Beau dan Charlie bertahan hidup dengan mengatur jatah makan dan minum. Tetapi, mereka kehabisan bekal sebelum polisi datang menolong mereka.
Menurut Sersan Mark, temperatur di area rawa itu tidak pernah turun di bawah 25 derajat Celcius, dengan suhu tertinggi mencapai 35 derajat Celcius.
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!
Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu
Diterpa Isu Cerai, Ini Perjalanan Cinta Raisa dan Hamish Daud
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media