Italia Resmi Mulai Vaksinasi Covid-19, Berharap Mimpi Buruk Berakhir
Dream - Negara-negara Uni Eropa memulai kampanye vaksinasi untuk mengakhiri "mimpi buruk" COVID-19. Dilansir dari Anadolu Agency, Italia mulai melakukan vaksinasi dengan berfokus pada petugas kesehatan dan orang lanjut usia pada Minggu, 27 Desember 2020, kemarin.
Hampir 10 bulan setelah pasien Italia pertama dinyatakan positif mengidap virus corona baru di Italia utara, negara tersebut mulai menyuntikkan vaksin anti Covid-19 yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech.
Rangkaian vaksinasi pertama berlangsung di Ibu Kota Italia, Roma, kepada lima petugas kesehatan di rumah sakit Spallanzani Roma.
“Hari ini adalah hari simbolis yang memberikan gambaran tentang keindahan Eropa, yang telah membeli vaksin untuk semua orang dan mendistribusikannya,” kata komisaris khusus Italia untuk keadaan darurat Domenico Arcuri pada Minggu pagi melalui Anadolu Agency.
Diberikan Secara Gratis
Menurut Kementerian Kesehatan Italia, sekitar 9.750 dosis vaksin telah tiba di Italia dan 470.000 lainnya diharapkan tiba mulai minggu depan. Vaksin akan diberikan secara gratis dari pemerintah. Petugas kesehatan serta orang tua akan menjadi orang pertama yang menerima suntikan vaksin anti covid-19 tersebut.
“Infeksi ini telah mengubah hidup kami. Ini adalah kemajuan besar yang tidak terduga. Ini cara paling efisien untuk melawan pandemi ini, ”kata Dr. Maria Rosaria Capobianchi, dokter pertama yang divaksinasi di rumah sakit Spallanzani.
Mengakhiri Mimpi Buruk
Untuk diketahui, Italia menjadi negara kedelapan di dunia yang melampaui 2 juta kasus covid-19 yag tercatat secara resmi. Secara keseluruhan, negara itu mencatat 71.000 kematian dan menempatkan menjadi jumlah korban tertinggi di Eropa dan tertinggi kelima di dunia. Dan tepat pada Minggu, 27 Desember 2020, Negara tersebut berharap akan mengakhiri mimpi buruk mereka.
"Hari ini Italia bangun. Ini adalah #VaccineDay. Tanggal ini akan dikenang selamanya," cuit Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte pada hari Minggu.
Tetap Patuhi Protokol Kesehatan
Para ahli mengatakan bahwa kekebalan kelompok akan tercapai ketika 80% populasi divaksinasi. Walaupun demikian, Menteri Kesehatan, Roberto Speranza tetap menghimbau agar seluruh penduduk tetap mematuhi protokol kesehatan seperti biasa.
"Ini lampu pertama di ujung terowongan, tapi kami perlu menahannya beberapa bulan lagi," kata Menteri Kesehatan Roberto Speranza.
“Ini belum berakhir dan aturan masih harus dihormati,” tutupnya.
(Sah, Sumber : Anadolu Agency)
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lagi, Direktur WHO Peringatkan Seluruh Negara Harus Bersiap Hadapi Penyakit X
Penyakit X adalah virus “penampung” hipotetis yang belum terbentuk, namun para ilmuwan mengatakan penyakit ini bisa 20 kali lebih mematikan daripada COVID-19.
Baca SelengkapnyaFakta-Fakta Pasien Covid-19 JN.1 di Batam Meninggal Dunia
Diketahui, varian JN.1 pertama kali dilaporkan di Indonesia pada bulan November lalu.
Baca SelengkapnyaKabar Terkini Ningsih Tinampi yang Pernah Terkenal karena Bisa Obati Pasien Covid-19
Yuk Intip kabar Terbaru Ningsih Tinampi yang dulu viral bisa obati pasien covid-19.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Vaksin Covid-19 Gratis Mulai Dibatasi, Epidemiolog Angkat Bicara
Epidemiolog, Dicky Budiman, memberi pendapatnya soal kebijakan baru ini.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Varian JN.1 Sedang Naik, Hindari 5 Tempat dengan Risiko Penularan Tertinggi
Beberapa tempat memiliki jumlah virus lebih tinggi dibandingkan area lain. Kamu wajib meningkatkan daya tahan tubuh jika ingin mengunjunginya.
Baca SelengkapnyaMusim Hujan, Dokter Anak Ingatkan Waspada Serangan ISPA
ISPA adalah infeksi yang mengganggu pernapasan yang disebabkan oleh virus yang menyerang hidung, trakea, bahkan paru-paru.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat, Naik Kereta Api Wajib Pakai Masker
PT KAI juga mengingatkan penumpang untuk menjaga kebersihan
Baca SelengkapnyaVirus 'Zombie' di Siberia Mencair, Ilmuwan Peringatkan Picu Pandemi Baru
Virus kuno yang telah membeku di lapisan es Arktik itu suatu saat dapat mencair dan terlepas imbas pemanasan global dan memicu wabah penyakit besar.
Baca SelengkapnyaBukan Demam dan Anosmia, Ini Gejala Covid-19 Sub Varian JN1
Varian covid-19 memiliki gejala yang berbeda. Ini menjadi penyebab vaksin lama tidak efektif digunakan kembali.
Baca Selengkapnya