Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kemenag: Kriteria Subuh -20 Derajat Benar Secara Fikih dan Sains

Kemenag: Kriteria Subuh -20 Derajat Benar Secara Fikih dan Sains Ilustrasi (Shutterstock.com)

Dream - Dirjen Bina Masyarakat Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin, memastikan kriteria -20 derajat posisi matahari dalam penetapan waktu Subuh sudah benar, baik dari sisi fikih maupun sains.

"Kementerian Agama melalui Tim Falakiyah menyepakati bahwa kriteria waktu Subuh pada posisi matahari -20 (minus dua puluh) yang digunakan dalam pembuatan jadwal sholat Kementerian Agama sudah benar sesuai fikih dan sains," ujar Kamaruddin melalui keterangan tertulis.

Pernyataan tersebut merespons hasil kajian Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang menyatakan kriteria -18 derajat lebih akurat. Hal itu didasarkan pada peristiwa alam yang ditemukan tiga lembaga riset astronomi di lingkungan Muhammadiyah.

 

Imbau Masyarakat Tak Ragu

Kamaruddin mengatakan, tim Falakiyah Kemenag terdiri dari sejumlah lembaga riset astronomi dan pakar ilmu falak. Seperti Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Informasi Geospasial (BIG) dan Universitas Islam di seluruh Indonesia, juga pakar falak dari PBNU, Persis, PUI, dan Al-Irsyad.

"Kriteria tersebut berdasarkan hasil observasi rukyat fajar yang dilakukan oleh Tim Falakiyah Kemenag di Labuan Bajo pada 2018 dan juga hasil observasi rukyat fajar di Banyuwangi yang dilakukan oleh peneliti dari Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama," ucap dia.

Kamaruddin mengimbau masyarakat tidak ragu menggunakan kriteria waktu Subuh yang disusun Kemenag. "Kami sampaikan kepada masyarakat untuk tidak ragu menggunakan jadwal sholat yang telah ditetapkan oleh Kementerian Agama," ucap dia.

Muhammadiyah Koreksi Waktu Subuh Kemenag, Mundur 8 Menit

Dream - Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah melakukan koreksi terhadap waktu Subuh yang ditetapkan Kementerian Agama.

Dari hasil kajian Majelis Tarjih, sudut kemunculan matahari yang menandai waktu Subuh sebelumnya -20 derajat dikoreksi menjadi -18 derajat.

Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Mohamad Mas'udi, menjelaskan kajian terhadap waktu Subuh ini dijalankan sebagai tindak lanjut atas temuan Islamic Science Research Network UHAMKA, Pusat Astronomi Universitas Ahmad Dahlan, dan Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

"Berdasarkan temuan ketiga lembaga penelitian astronomi dan ilmu falak Muhammadiyah ini menyimpulkan bahwa ketinggian matahari pada waktu Subuh di angka -20 derajat perlu dikoreksi dan Majelis Tarjih menilai -18 derajat merupakan angka yang lebih akurat," ujar Mas'udi, dikutip dari laman Muhammadiyah.

 

Waktu Subuh Mundur 8 Menit

Pengoreksian dua derajat ini menyebabkan datangnya Subuh mundur sekitar 8 menit dari waktu yang ditetapkan Kemenag. Misalnya, Subuh di Indonesia Bagian Barat saat ini di jam 03.50 maka menjadi 03.58.

Demikian halnya waktu Subuh di daerah lain seperti Indonesia Bagian Tengah dan Timur. Waktu Subuhnya menjadi mundur 8 menit. 

Temuan dari ketiga lembaga tersebut juga menunjukkan waktu Subuh ditentukan oleh fenomena alam. Selain itu, muncul perbedaan pendapat di antara ulama pakar falak terkait ketinggian matahari sebagai penanda datangnya Subuh.

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
MUI: Haram Hukumnya Memberi dan Menerima ‘Serangan Fajar’

MUI: Haram Hukumnya Memberi dan Menerima ‘Serangan Fajar’

MUI: Haram Hukumnya Memberi dan Menerima ‘Serangan Fajar’

Baca Selengkapnya
Kemenag Gelar Sidang Isbat 1 Syawal Sore Ini, Pantau Hilal di 120 Titik

Kemenag Gelar Sidang Isbat 1 Syawal Sore Ini, Pantau Hilal di 120 Titik

“Posisi hilal telah memenuhi kriteria visibilitas hilal dengan tinggi hilal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat,” tambah Kamaruddin.

Baca Selengkapnya
Mencari Nafkah Itu Penting, Bagaimana Hukumnya jika Para Pekerja Berat Tidak Puasa?

Mencari Nafkah Itu Penting, Bagaimana Hukumnya jika Para Pekerja Berat Tidak Puasa?

Ulama menyatakan bahwa mereka yang menjalani pekerjaan berat bisa mendapatkan keringanan puasa.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Fakta-Fakta Pria Ditemukan Tewas di Karawang, Dikira Korban Begal Ternyata Dibunuh Suruhan Istri

Fakta-Fakta Pria Ditemukan Tewas di Karawang, Dikira Korban Begal Ternyata Dibunuh Suruhan Istri

Sempat dikira korban begal, pria ditemukan tewas di Karawang ternyata korban pembunuhan.

Baca Selengkapnya
Pengertian Katun Jepang, Kelebihan dan Kekurangannya

Pengertian Katun Jepang, Kelebihan dan Kekurangannya

Kenali pengertian katun Jepang, kelebihan, dan kekurangannya. Yuk simak penjelasannya!

Baca Selengkapnya
60 Kata-Kata tentang Kebohongan yang Menyimpan Pelajaran Berharganya Arti Kejujuran

60 Kata-Kata tentang Kebohongan yang Menyimpan Pelajaran Berharganya Arti Kejujuran

Ketika kebohongan sudah terkuak, Tuhan sudah memberikan titik terang akan kebenaran yang ada.

Baca Selengkapnya
Munculnya Orang Hina dan Zalim Jadi Pemimpin, Tanda-Tanda Kiamat?

Munculnya Orang Hina dan Zalim Jadi Pemimpin, Tanda-Tanda Kiamat?

Rasulullah mengingatkan bahwa pemimpin yang tidak amanah tidak akan mencium surga dan akan menerima siksaan yang berat di akhirat.

Baca Selengkapnya
Kulit Kemerahan Akibat Jerawat?  Coba 6 Cara untuk Meredakannya

Kulit Kemerahan Akibat Jerawat? Coba 6 Cara untuk Meredakannya

Kemerahan atau peradangan akibat jerawat dapat dihilangkan dengan melakukan perawatan kulit tertentu.

Baca Selengkapnya
Filosofi Slepet ala Cak Imin: Awal dari Perubahan

Filosofi Slepet ala Cak Imin: Awal dari Perubahan

Ia pun menyebutkan sebagai "slepet" menjadi bagian dari kewenangan untuk menghadirkan keadilan dan kemakmuran.

Baca Selengkapnya