Rektor IPB Dapat Gelar Guru Besar Ekologi Politik

Reporter : Maulana Kautsar
Kamis, 24 Oktober 2019 17:01
Rektor IPB Dapat Gelar Guru Besar Ekologi Politik
`Saya lunasi janji saya.`

Dream - Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Arif Satria diangkat sebagai guru besar tetap di bidang ekologi-politik. Arif merasa lega dengan gelar ini karena telah diimpikan sejak awal meniti karir sebagai dosen.

" Sekaligus lunasi janji saya ke orang tua. Saya tidak bisa membalas segala kasih sayang orang tua saya selama ini selain dengan karya-karya seperti ini. Moga gelar guru besar ini bisa membuat orang tua saya bahagia dan bangga" , ujar Arif, dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 24 Oktober 2019.

Dengan gelar ini, Arif tertuntut lebih produktif dalam menghasilkan karya-karya akademik.

" Gelar guru besar bukan akhir perjalanan akademik, tetapi harus kita anggap sebagai awal perjalanan. Sehingga harus ada karya-karya lanjutan yang lebih baik di masa mendatang. Bagaimanapun juga saya dibesarkan oleh IPB. Saatnya saya harus terus berbuat untuk kemajuan IPB," ujar Arif.

Arif Satria, lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, pada 17 September 1971 dari pasangan Faruk Hasan dan Sri Utami.

Ayah dua anak ini menyelesaikan pendidikan formal sejak SD hingga SMA di Pekalongan. Pada 1990, Arif Satria melanjutkan kuliah di IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

1 dari 4 halaman

Penghargaan Arif Satria

Selama menjadi mahasiswa, dia aktif sebagai pimpinan mahasiswa, seperti sebagai Presidium Senat Mahasiswa IPB, National Director dan salah seorang pendiri International Association of Student in Agricultural and Related Science (IAAS) Indonesia.

Lulus dari Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian IPB pada 1995, kemudian melanjutkan S2 di Program Sosiologi Pedesaan IPB lulus 1999, dan menyelesaikan Program Doktor di bidang Marine Policy, Kagoshima University, Jepang 2006.

Arif diangkat menjadi dosen di Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan Fakultas Perikanan IPB pada 1997. Kemudian di 2019 ini, dia memperoleh gelar Guru Besar Tetap Fakultas Ekologi Manusia IPB dalam bidang Ekologi Politik.

Arif aktif sebagai narasumber pada berbagai forum internasional di berbagai negara di Amerika Serikat, Eropa, Asia, Afrika dan Australia.

Dia tercatat sebagai Delegasi Indonesia pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi Rio +20 yang diselenggarakan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Rio de Jeneiro Brasil (2012), sebagai Speaker dalam high official forum yang diselenggarakan oleh Food and Agriculture Organization (FAO) di Roma (2019).

Selama mengabdi di IPB, Arif Satria menerima penghargaan Satyalencana 10 tahun dari Presiden Republik Indonesia (2013).

Beberapa penghargaan lainnya yang dia peroleh diantaranya Second Winner of The Academic Leader Award - Dosen dengan Tugas Tambahan sebagai Rektor PTNBH (2019), Akademisi Peduli Penyuluhan dan SDM Perikanan-KKP (2013), Kagoshima University Network Ambassador (2011), Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa Bidang Ilmu Pengerahuan (2009), The First Winner of Yamamoto Award (2008), dan Juara 3 Dosen Berprestasi IPB (2007). 

2 dari 4 halaman

Deklarasi Komitmen Kebangsaan, IPB Tak Beri Ruang Radikalisme

Dream - IPB University menegaskan komitmen kebangsaan. Kampus ini berkomitmen menjaga toleransi dan perbedaan suku, agama, ras, dan latar belakang sosial.

" IPB bertekad untuk terus menjaga jati dirinya sebagai rumah kebhinekaan bagi setiap insan akademik yang bernaung di bawah IPB," kata Rektor IPB University, Arif Satria.

Untuk menegaskan komitmen kebangsaan ini, Arif dan civitas akademik bersama mantan hakim Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD, menandatangani Deklarasi Komitmen Kebangsaan di Grha Widya Wisuda Kampus (GWW) IPB Dramaga Bogor, Senin 14 Oktober 2019.

Dalam deklarasi itu, IPB juga juga menolak paham terlarang dan radikalisme yang bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, yang dapat mengancam tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3 dari 4 halaman

Memupuk Kebersamaan

IPB University

IPB University juga menyerukan kepada seluruh sivitas akademika dan tenaga kependidikan untuk fokus pada pengembangan kegiatan tridharma dan menghasilkan karya-karya inovatif untuk kejayaan bangsa dan negara.

" Menyerukan kepada seluruh sivitas akademika, tenaga kependidikan dan alumni IPB agar bersatu padu dan terus memupuk kebersamaan dan memberikan sumbangsih bagi kejayaan bangsa Indonesia melalui bidang kerja yang ditekuni," kata Arif membacakan butir keempat.

Kampus yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat, ini juga ingin menegakkan peraturan perundangan yang berlaku bagi sivitas akademika dan tenaga kependidikan secara konsisten, serta memberikan sanksi yang tegas sesuai ketentuan yang berlaku kepada siapa pun yang melakukan pelanggaran.

4 dari 4 halaman

Bukan Sarang Radikalis

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan IPB University, Drajat Martianto, berharap kesan IPB sebagai sarang gerakan radikal dapat terhapus.

" IPB bukan sarang radikal. IPB itu kampus kebhinekaan kalau kita berbicara sejak berdirinya sampai dengan sekarang. Kami selalu melakukan upaya untuk mewujudkan hal tersebut," kata dia.

Mahfud MD dalam paparannya menegaskan, mengenai peran kemerdekaan bangsa. Untuk itu, sudah saatnya bangsa ini memerdekakan dan menuju Indonesia Emas 2045.

" Kita harus kurangi kemiskinan itu dari waktu ke waktu. Wajah Indonesia Emas akan dicapai pada tahun 2045. Pada tahun 2036, bonus demografi akan mencapai pada puncaknya yang akan mendukung adanya Indonesia emas itu. Keberagaman yang sebenarnya bisa jadi modal kita untuk maju," kata Mahfud.

Beri Komentar