Dream - Bacharuddin Jusuf Habibie melewatkan masa kanak-kanaknya dengan penuh imaginatif. Sejak kecil, dia selalu ribut mencari jawaban atas persoalan yang kebanyakan orang menganggap sepele, seperti mengapa balon bisa terbang.
Masa kecil dia lalui dengan dipenuhi perasaan ingin tahu. Ditambah kelucuan khas anak-anak, Habibie merasa masa kecilnya begitu berwarna.
Dalam buku berjudul 'Rudy, Kisah Masa Muda Sang Visioner' diceritakan pula bagaimana Habibie kecil biasa dipanggil sebagai Rudy. Berasal dari kependekan dari nama depan Bacharuddin.
Rudy yang lahir pada 25 Juni 1936, memiliki kebiasaan berbeda dengan balita lainnya. Menurut kisah almarhum mami, ia selalu mengeluh dengan kebiasaan Rudy yang hanya bisa tertidur selama empat jam saja. Selebihnya ia akan menangis terus sepanjang hari. Sehingga membuat para tetangganya mengira ia mengidap sesuatu hal aneh.
" Setiap hari saya ribut mencari jawaban-jawaban yang tidak bisa dijelaskan dengan panca indra," ungkap Habibie.
Hingga suatu hari, sang mami terheran-heran ketika Rudy terdiam mendengar suara papi yang selalu mengaji seusai salat maghrib.
" Bukan karena saya tahu Alquran, tapi karena saya mendengar suara-suara. Hingga akhirnya saya dibelikan piringan hitam agar bisa diam," kata dia.
Sejak umur tiga tahun, Rudy dan kelima saudaranya sudah diwajibkan untuk belajar mengaji dengan guru mereka, yang kerap disapa Kapten Arab. Guru mengaji inilah, orang pertama yang memanggilnya sebagai Habibie.
Selain pandai mengaji, Rudy juga sangat menguasai pacuan kuda dan bahasa Belanda sebagai bahasa persatuan di rumahnya. Hal ini karena sang ibu merupakan keturunan Jawa dan ayah yang asli dari Sulawesi Selatan.
" Hingga saya saat kecil kesulitan bicara dengan teman-teman saya. Tapi kalau baca buku bahasa Belanda sangat lancar," tutur Habibie menambahkan.
Kebiasaan membaca membuatnya menyukai sebuah buku tentang pengalaman seseorang yang mengendarai balon udara selama 80 hari. Isi cerita dalam buku itu membuatnya takjub, hingga ia menceritakan kepada teman-temannya. Hingga suatu hari para sahabatnya membawa sebuah benda menyerupai balon ke rumahnya.
" 'Rudy, kamu bohong ya. Ini kenapa balon ditiup tidak bundar seperti yang kamu ceritakan'. Rupanya balon itu memanjang menyerupai roket," ungkap Habibie.
Rasa penasaran membuat Rudy bertanya kepada sang papi kenapa balon berbentuk macam-macam. Tidak bulat seperti yang diceritakan dalam novel yang sedang dibacanya.
" Saya perlihatkan kepada papi, sambil saya tiup itu balon. Ternyata papi langsung marah dan cari mami buat cuci terus gosok mulut saya sampai berkali-kali," ungkapnya sambil terkekeh.
Ternyata beberapa tahun kemudian, saat ia mulai tinggal di Jerman baru diketahui jika benda tersebut merupakan kondom bekas. Letak rumahnya yang terletak di dekat pelabuhan, banyak disinggahi tentara yang membuang kondom-kondom bekas pakai di pantai. (Ism)
Advertisement
5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian

Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang

Anggota DPR Minta Menteri Kehutanan Raja Juli Mundur!


Toyota Rehabilitasi Toilet di Desa Wisata Sasak Ende, Cara Bangunnya Seperti Menyusun Lego

Mahasiswa UNS Korban Bencana Sumatera Bakal Dapat Keringanan UKT

Makin Sat Set! Naik LRT Jakarta Kini Bisa Bayar Pakai QRIS Tap

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada

5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian