Pesantren Terpadu Daarusyfa (kemenag.go.id)
Dream - Lantunan salawat nariyah mengalun dari pengeras suara Masjid Daarusyifa. Sejumlah orang tengah berkumpul di masjid itu. Mereka tengah menunggu sang ustaz untuk melakukan pengajian.
" Itu para santri kami. Mereka sudah di masjid, sedang siap-siap pengajian," ujar Herman.
Herman merupakan salah satu sipir di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Cipinang, Jakarta Timur. Santri-santri itu adalah para tahanan penghuni lapas.
Masjid Daarusyifa menjadi pusat kegiatan para santri Lapas untuk menimba ilmu agama. Di masjid itu, pengajian rutin digelar di bawah asuhan Kelompok Kerja Penyuluh Keagamaan Kemenag Jakarta Timur.
" Pesantren Daarusyifa berawal dari kemauan pihak santri dan juga dukungan penuh dari Kepala Lapas yang bertugas di Lapas Narkotika Cipinang. Ini sangat luar biasa," ujar Ketua Tim Penyuluhan, Ruspendi, dikutip dari kemenag.go.id.
Awalnya, kata Ruspendi, hanya kegiatan penyuluhan biasa. Tetapi, masyarakat Lapas ternyata menunjukkan antusiasme begitu tinggi sehingga digelar kegiatan rutin.
Gaung bersambut, Kepala Lapas ternyata membolehkan para tahanan untuk berkegiatan di bidang keagamaan. Alhasil, warga Lapas bersama Pokja Penyuluh membentuk Pesantren Daarusyifa.
" Alhamdulillah khusus untuk di LP Narkotika Cipinang ini antusiasme mereka sangat besar sekali," kata Ruspendi.
Ruspendi dan tim lalu menyiapkan kurikulum sembari mengajukan izin pendirian pesantren terpadu kepada Kantor Kemenag Kota Jakarta Timur. Izin operasional pun terbit pada 27 Maret 2017.
Kalapas Narkotika Kelas II A Cipinang, Asep Sutandar, mengapresiasi keberadaan Pesantren Terpadu Daarusyifa. Menurut Asep, pesantren ini merupakan wadah untuk membina mental warga binaan.
" Caranya harus melalui pembinaan dan pembinaan ini dilalukan oleh pesantren supaya lebih terfokus dalam pelajarannya," kata Asep.
Salah satu anggota pokja penyuluh, Juweni, mengatakan pembelajaran pada Pesantren Terpadu Daarusyifa dijalankan berdasarkan kurikulum yang telah disusun. Kegiataan pembelajaran berlangsung mulai Senin hingga Kamis setiap pekannya.
" Bukan hanya mengajar majelis taklim saja, tapi orang-orang di dalam sini juga perlu dibina. Banyak yang semula tidak pernah tersentuh ajaran agama saat ada di luar," kata Juweni.
Endang, narapidana narkotika yang divonis 7 tahun tahanan mengaku merasakan perbedaan antara dirinya yang dulu dengan sekarang. Salah satunya, kini dia bisa membaca Alquran.
Tidak hanya itu, pengalaman memperdalam ilmu agama di Pesantren Terpadu Daarusyifa membuatnya sangat berharap bisa menjejakkan kaki di Baitullah. Demi mengobati kerinduannya bisa menatap rumah Allah, Endang sampai membuat miniatut Masjidil Haram lengkap dengan Kabar dari kertas bekas.
" Saya melinting sekitar 5000 lembar koran untuk menghasilkan seperti ini. Kurang lebih sudah hampir 6 bulan saya mengerjakan ini," kata Endang.
Saat ini, Pesantren Terpadu Daarusyifa memiliki 250 santri. Sedangkan 25 santri di antaranya tengah mengikuti program tahfiz Alquran.
" Sudah ada santri yang hafal 5 juz sekarang,” ujar Pengurus Pesantren Terpadu Daarusyifa, Manaf.
Advertisement
TemanZayd, Komunitas Kebaikan untuk Anak Pejuang Kanker
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Nyaman, Tangguh, dan Stylish: Alas Kaki yang Jadi Sahabat Profesional Modern
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta