Dilarang Pakai Tangan Kiri Bisa Hambat Perkembangan Otak Anak

Reporter : Mutia Nugraheni
Selasa, 12 Juli 2022 11:13
Dilarang Pakai Tangan Kiri Bisa Hambat Perkembangan Otak Anak
"Kecerdasan anak agar berkembang secara optimal diperlukan adanya keseimbangan antara otak kanan dan otak kiri".

Dream - Anak-anak sangat suka melakukan eksplorasi. Saat melakukan sesuatu, bukan hanya dengan tangan kanan maupun kiri. Bagi orangtua, saat anak melakukan sesuatu dengan tangan kiri, mungkin muncul kekhawatiran.

Kita langsung melarangnya, karena tangan kiri dianggap kurang pantas untuk melakukan hal-hal tertentu. Dikutip dari Tentang Anak, sebelum usia 2 tahun pada umumnya anak belum memiliki dominasi tangan, sehingga si Kecil sering menggunakan kedua tangannya secara acak saat melakukan sesuatu.

Seperti saat meraih mainan dengan tangan, bersalaman dengan tangan kiri, menunjuk dengan tangan kiri. Bila anak melakukan sesuatu dengan tangan kiri sebaiknya jangan dilarang. Dokter Yuni Astria, spesialis anak, mengungkap melarang si Kecil menggunakan tangan kiri dapat menghambat perkembangan otak.

" Kecerdasan anak agar berkembang secara optimal diperlukan adanya keseimbangan antara otak kanan dan otak kiri. Untuk melatih keseimbangan otak kanan dan otak kiri dapat dimulai dari stimulasi gerakan fungsional kedua tangan anak secara rutin," kata dr. Yuni, dikutip dari Tentang Anak.

1 dari 3 halaman

Berikan Stimulasi Maksimal

Berikan Stimulasi Maksimal © Dream

Penggunaan tangan kiri dan tangan kanan tidak luput dari peran salah satu organ tubuh kita, yaitu otak. Otak adalah pusat sistem saraf yang berperan penting dalam mengendalikan tubuh sehingga manusia dapat melakukan berbagai aktivitas di sepanjang hidup.

Otak terbagi menjadi dua bagian, yaitu otak kanan dan otak kiri yang bekerja berkebalikan dengan posisinya. Otak kanan mengendalikan sisi kiri tubuh manusia yang dianggap lebih baik untuk mengerjakan tugas-tugas yang berkaitan dengan kreativitas.

Sedangkan, otak kiri mengendalikan sisi kanan tubuh dan dianggap lebih baik untuk mengerjakan tugas-tugas yang melibatkan logika, bahasa, dan pemikiran analitis. Untuk itu jangan larang anak menggunakan tangan kirinya jika melakukan sesuatu.

Ada banyak stimulasi yang bisa dilakukan untuk membuat anak menggunakan tangan kirinya. Antara lain saat anak meraih mainan, posisikan anak tengkurap atau duduk menghadap dan biarkan ia mengambil mainan.

" Agar perkembangan otak si Kecil tidak terhambat, jangan lupa coba lakukan ide stimulasi kedua tangan," pesannya.

Informasi seputar perkembangan anak bisa dilihat di aplikasi Tentang Anak, yang berkomitmen untuk terus membantu lebih banyak orangtua di Indonesia dalam memantau perkembangan anak dengan mudah, cepat, praktis, bersama ahlinya melalui aplikasi yang saat ini dapat di unduh dengan gratis di App Store dan Play Store.

2 dari 3 halaman

Buah Hati Suka Mainkan Makanannya, Bisa Jadi Tanda Anak Pintar

Buah Hati Suka Mainkan Makanannya, Bisa Jadi Tanda Anak Pintar © Dream

Dream - Pada anak tertentu, saat disediakan makanan, mereka bukan melahapnya tapi selalu dimainkan. Ada yang memindahkan, memutarnya, menaruhnya di atas kepala atau meremasnya sampai hancur.

Hal itu pastinya membuat pusing ayah dan bunda di rumah. Biasanya hal ini terjadi pada anak balita yang masih belajar makan. Situasi makan memang jadi sangat berantakan, tapi sebenarnya hal itu juga merupakan pertanda baik.

Mengapa? Berikut alasannya dikutip dari KlikDokter.com.

Proses Belajar dan Bermain
Pada usia 5-6 tahun, itu merupakan masa-masa penting untuk perkembangan sensori anak. Sebab pada masa tersebut, anak melakukan eksplorasi dengan mengembangkan kemampuan panca indera mereka. Salah satunya adalah eksplorasi rasa dan sentuhan, merasakan, dan membedakan berbagai tekstur melalui makanan.

Tanda Anak Pintar
Ternyata, anak-anak yang makan dengan berantakan berpotensi menjadi pembelajar yang lebih baik dan lebih cepat di masa mendatang. Journal Developmental Science mengamati 72 balita yang diberikan oatmeal, saus apel, dan susu.

Hasilnya, anak-anak yang mengotori tangan mereka dengan ketiga makanan tersebut ternyata mampu mempelajari kata-kata dengan lebih cepat daripada yang makannya rapi.

 

3 dari 3 halaman

Tidak Suka dengan Makanan yang Dibuat

Tidak Suka dengan Makanan yang Dibuat © Dream

Makanan yang dirasa sudah cukup enak oleh orang dewasa, belum tentu berlaku sama untuk anak-anak. Ketika si anak lebih banyak meremas dan melempar makanannya ketimbang memasukkannya ke dalam mulut, itu bisa saja menandakan ia dia kurang berselera dengan makanan yang orang tua buat.

Sedang Tidak Lapar
Meski sudah jam makannya, ada kalanya anak masih merasa kenyang, apalagi jika sebelumnya sempat minum susu atau menikmati camilan manis. Memberikan makanan lain kepada anak yang masih kenyang, akhirnya dianggap sebagai menawarkan sebuah mainan. Maka tidak heran jika anak malah memainkan makanannya atau menjadikan makanan tersebut eksperimen.

Penjelasan selengkapnya baca di sini.

Beri Komentar