Ilustrasi
Dream -Ibu hamil yang janinnya sudah cukup usia, seringkali tak mengalami kontraksi, yang merupakan tanda persalinan. Hal ini membuat bidan atau dokter menawarkan induksi persalinan.
Induksi persalinan dilakukan untuk merangsang kontraksi rahim guna mempercepat proses persalinan. Bentuknya bisa berupa obat atau stimulasi lain. Rupanya induksi yang dilakukan akan berdampak jangka panjang pada kondisi intelektualitas anak di kemudian hari.
Menutut penelitian yang dipublikasi di Acta Obstetricia Et Gynecologica Scandinavica, anak-anak yang lahir karena induksi elektif memiliki nilai tes yang lebih rendah pada 12 tahun kemudian. Perbedaan nilai tes antara anak-anak yang dilahirkan setelah induksi elektif dan mereka yang tidak memang terpaut kecil, tetapi secara statistik menunjukkan perbandingan yang signifikan.
“ Walaupun dampak pada individu anak mungkin kecil, hal ini dapat menyebabkan dampak yang berpotensi besar pada masyarakat, mengingat semakin banyaknya induksi elektif,” kata salah satu peneliti, Renee Burger, seorang kandidat Ph.D. di Departemen Kebidanan di Amsterdam UMC dalam siaran pers.
Penelitian dilakukan pada 226.684 anak di Belanda. Anak-anak mengikuti tes standar pada usia 12 tahun untuk menentukan empat tingkat sekolah menengah yang harus mereka ikuti berdasarkan kemampuan intelektualnya.
Dari anak usia 12 tahun, 10% lebih sedikit dari mereka yang lahir setelah induksi elektif yang direkomendasikan untuk jalur sekolah yang membawa mereka ke universitas daripada anak yang lahir tanpa induksi.
“ Karena durasi kehamilan sangat terkait dengan perkembangan otak dan kinerja sekolah, kemungkinan durasi kehamilan dan pematangan otak terkait termasuk faktor yang mendorong perbedaan kinerja sekolah antara kelompok induksi dan non-induksi,” tulis para peneliti.
Penting untuk dicatat bahwa beberapa penelitian memang menunjukkan beberapa manfaat dari induksi sebelum 41 minggu yaitu pengurangan risiko masalah kesehatan serius pada bayi baru lahir dan pengurangan risiko kematian bayi sesaat sebelum atau setelah kelahiran.
“ Semua penelitian sebelumnya melihat hasil jangka pendek di mana kematian bayi dan masalah serius setelah lahir. Tidak ada penelitian yang melihat efek jangka panjang dari induksi pada anak, misalnya seperti perkembangan kognitif," ungkap Wessel Ganzevoort, MD, Ph.D, seorang ginekolog dan profesor di Departemen Kebidanan UMC Amsterdam.
Sebuah studi pada tahun 2018 menemukan bahwa induksi elektif tidak memengaruhi hasil kelahiran, tetapi hal itu mengurangi kebutuhan operasi caesar. Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan induksi elektif secara global. Pada tahun 2021 di Amerika Serikat, sekitar 30% kelahiran diinduksi (secara elektif dan tidak).
Berdasarkan penelitian sebelumnya dan studi baru, para peneliti studi tidak merekomendasikan induksi elektif. Induksi sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan dipikirkan secara detail lebih dulu.
Laporan Devi Tri Aprilianza / Sumber: Fatherly
Dream - Ibu yang berencana untuk menjalani persalinan secara normal, sangat dianjurkan untuk melakukan persiapan fisik dan mental. Tentunya juga harus di bawah pengawasan tenaga medis yang profesional.
Penting diingat, meskipun persalinan dilakukan secara normal, risiko selalu ada. Salah satunya adalah cedera lahir pada ibu yang baru saja bersalin. Dikutip dari KlikDokter, menurut dr. Arina Heidyana, cedera lahir dapat terjadi karena banyak faktor.
Antara lain karena kondisi bayi yang terlalu besar atau bentuk tulang panggul ibu yang kurang optimal. “ Cedera lahir juga bisa terjadi akibat posisi bayi yang sulit atau persalinan dengan menggunakan alat bantu,” kata dr. Arina.
Faktor lain yang dapat menyebabkan cedera lahir pada ibu adalah persalinan sangat cepat atau terlalu lama. Adanya komplikasi saat melahirkan juga bisa menyebabkan kondisi tersebut.
Cedera lahir pada ibu terbagi menjadi 2 kategori utama, yaitu:
Robekan perineum dan episiotomi. Sekitar 3 dari 4 wanita yang melahirkan mengalami robekan atau luka operasi pada area di antara vagina dan anus (perineum).
Saraf di daerah perineum dapat rusak saat melahirkan. Hal ini dapat menyebabkan kondisi penyakit yang disebut neuralgia pudendal. Wasir atau ambeien merupakan pembengkakan pembuluh darah di sekitar anus, yang mungkin dirasakan penderitanya sebagai benjolan.
2. Cedera Dasar Panggul
Hampir dari setengah wanita yang melahirkan secara normal mengalami perubahan permanen pada dasar panggul, karena peregangan atau robekan yang berlebih.
Prolaps panggul, yang terjadi jika otot bagian tersebut rusak atau melemah sehingga organ di sekitarnya dapat turun ke area vagina. Hal ini bisa menyebabkan masalah kandung kemih dan usus.
Pada kasus-kasus tertentu, cedera lahir mungkin harus diatasi dengan tindakan jahitan serta pemberian obat anti nyeri untuk mengurangi keluhan. Pada kondisi cedera lahir yang lebih khusus, ibu juga mungkin perlu mendapatkan perawatan fisioterapi di bawah pengawasan ahli. Selengkapnya baca di sini.
Dream - Keluhan sakit pinggang pada ibu hamil cukup sering terjadi. Terutama ketika memasuki trimester tiga kehamilan, ketika janin sudah semakin besar. Bobot bertambahn dan punggung mendapat beban yang lebih dari biasanya.
Tak heran kalau tulang dan otot punggung terasa nyeri. Untuk meredakan nyeri punggung, biasanya ibu hamil diminta untuk banyak melakukan peregangan. Tidur dengan menaruh bantal di punggu serta kaki, atau mandi air hangat.
Biasanya, rasa pegal dan nyeri akan sedikit mereda. Sakit punggung pada ibu hamil sebenarnya tak berbahaya, tapi ada beberapa kondisi jika sakit tersebut disertai keluhan lain, tak boleh dianggap sepele.
" Komunikasikan dengan dokter jika sakit punggung yang muncul sangat menggangu. Harus terbuka dengan dokter, jangan ragu untuk berkonsultasi," kata Mary Rosser, M.D., Ph.D., seorang dokter obstetri dan ginekologi di Montefiore Medical Center New York.
Sakit punggung saat hamil bisa jadi tanda bahaya bila disertai beberapa masalah berikut. Apa saja?
Terkadang sakit punggung adalah tanda bahwa sesuatu yang serius sedang terjadi. Di antara penyebab nyeri punggung kehamilan yang paling mengkhawatirkan adalah persalinan prematur.
Dokter Rosser menyarankan untuk memperhatikan rasa sakit yang " baru" dan " siklus" , yang bisa menjadi tanda kontraksi rahim, bersama dengan pendarahan vagina atau perubahan keputihan yang dapat mengindikasikan masalah plasenta atau ketuban pecah dini. Coba istirahat sebentar, jika keluhan terus terjadi segera konsultasi dengan dokter.
Demam
Demam, bila disertai dengan nyeri di punggung bagian bawah atau di sepanjang sisi punggung antara tulang rusuk dan pinggul, bisa menjadi tanda infeksi ginjal atau kandung kemih yang memerlukan perhatian segera. Termasuk mendapat pengobatan dengan antibiotik.
Dokter Rosser mengingatkan dua infeksi tersebut sangat berbahaya bagi ibu hamil dan harus segera diatasi. Misalnya disertai buang air kecil yang menyakitkan, darah dalam urin, kedinginan, atau demam, ini mungkin merupakan tanda-tanda masalah ginjal atau saluran kemih. Jangan tunda untuk segera periksa ke dokter.
Mati Rasa
Meskipun penyebab mati rasa biasanya bukan kondisi yang lebih mengkhawatirkan, seperti persalinan prematur, itu bisa menandakan kompresi saraf sciatic atau saraf lain yang menghubungkan tulang belakang ke tubuh bagian bawah dan daerah panggul. Nyeri saraf sciatic umum terjadi selama kehamilan.
Ibu hamil mungkin membutuhkan fisioterapi jika memang nyeri tersebut sangat hebat. Terutama bila mengalami mati rasa, kesemutan, atau rasa sakit yang tajam di bokong atau kaki.
Sumber: Parents
Bacaan Sholat dan Artinya, Lengkap dengan Tata Cara Mengerjakan yang Tepat
Momen Keseruan Dreamitie di Citra #GlowingBebasKusamRace & Community Gathering
Urutan Doa Al Ma'tsurat, Kumpulan Dzikir Pagi dan Petang Agar Mendapat Rahmat
Tutorial Hijab Pashmina Simpel Menutup Dada, Bikin Tampilan Makin Stylish!
Sosok Sebenarnya Mimi Bayu, Wanita yang Diduga Video Call dengan Raffi Ahmad saat Liburan ke Jepang
Viral Istri Sekda Riau Koleksi Tas Mewah dan Liburan ke Eropa, Kini Klarifikasi Pakai Barang KW