Kurangi Berikan 5 Asupan yang Bisa Merusak Gigi Susu Si Kecil

Reporter : Mutia Nugraheni
Senin, 17 Oktober 2022 07:12
Kurangi Berikan 5 Asupan yang Bisa Merusak Gigi Susu Si Kecil
Jangan sampai gigi si kecil rusak dan tanggal sebelum waktunya.

Dream - Kesehatan gigi susu pada anak sangat penting untuk diperhatikan. Gigi susu yang dirawat dan tumbuh dengan baik, merupakan fondasi untuk pertumbuhan gigi tetap.

Sayangnya, banyak anak yang gigi susunya rusak parah. Menghitam, keropos, berlubang, bahkan sudah tanggal sebelum waktunya. Kondisi tersebut dipengaruhi banyak faktor, salah satunya adalah asupan yang dikonsumsi sehari-hari.

Dikutip dari KlikDokter, beberapa makanan suka diberikan pada balita yang merusak giginya. Apa saja?

1. Buah yang Terlalu Asam
Lemon, jeruk nipis, dan buah asam lainnya memiliki kandungan vitamin C yang tinggi. Sayangnya, buah-buahan asam tersebut juga bersifat mengikis permukaan gigi balita yang belum terbentuk dengan sempurna. Selain dapat merusak enamel gigi, buah yang terlalu asam juga bisa menyebabkan iritasi pada perut anak karena sistem pencernaannya yang masih sensitif.

2. Aneka Keripik
Rasanya memang sangat gurih dan tekturnya garin yang sangat disukai anak-anak, terutama keripik dalam kemasan. Kandungan tepung kanji yang terdapat dalam keripik akan berubah menjadi gula, dan kemudian menghasilkan asam. Hal tersebut dapat merusak enamel gigi sisi kecil. Selain itu, teksturnya keripik yang cenderung kasar juga bisa terselip di antara gigi balita sehingga berisiko menyebabkan gigi berlubang.

 

1 dari 6 halaman

3. Es Batu

Banyak yang tak tahui kalau mengunyah es batu bisa melemahkan enamel gigi. Hal itu meningkatkan risiko gigi retak dan mudah patah. Kondisi tersebut dapat memicu munculnya gigi sensitif dengan gejala ngilu. Selain tak baik untuk gigi, es batu yang dikunyah dalam bentuk cukup besar juga berpotensi membuat si kecil tersedak.

Periksa gigi anak

4. Makanan Manis
Permen, cokelat, atau camilan manis lainnya mengandung kadar gula tinggi. Sisa gula yang melekat pada gigi akan diubah oleh kuman-kuman menjadi asam. Permukaan gigi yang terkena asam akan mengalami pelarutan mineral, sehingga berpotensi menimbulkan karies gigi. Kondisi ini bisa semakin parah jika si kecil tidak rajin menggosok gigi, terutama sebelum tidur.

5. Permen Gummy Buah
Jangan tertipu dengan label buah di dalam permen gummy. Walaupun terlihat seperti camilan sehat, tapi sebenarnya sangat berbahaya untuk gigi. Permen gummy memiliki tekstur yang kenyal dan lengket, sehingga sisa-sisanya bisa menempel di permukaan gigi geraham si kecil. Kondisi tersebut dapat memicu munculnya bakteri, yang cepat atau lambat akan menyebabkan kerusakan pada gigi si kecil.

Selengkapnya baca di sini.

2 dari 6 halaman

Gigi Si Kecil Mulai Tumbuh, Bisa Jadi Kehilangan Nafsu Makan

Dream - Pertumbuhan gigi pada bayi biasanya baru dimulai di usia empat bulan. Dalam masa pertumbuhan tersebut, si kecil sangat mungkin mengalami keluhan di gusinya.

Mereka tentu saja tak bisa menyampaikan apa yang dirasakan karena belum bisa berbicara. Jangan kaget jika saat tumbuh gigi, bayi akan kehilangan nafsu makan, bahkan malas-malasnya saat menyusu.

" Segera setelah gigi pertama mulai tumbuh, area di sekitar gigi, termasuk gusi, bisa menjadi bengkak. Si kecil juga akan mulai ngiler lebih dari biasanya. Air liur perlu dibersihkan sesegera mungkin untuk menghindari infeksi. Mungkin juga terlihat beberapa ruam di dagu dan wajah bayi yang disebabkan oleh air liur," ujar drg. Toral Ardeshna, dikutip dari Trucaredentistry.com.

Tergantung pada tingkat rasa sakitnya, beberapa bayi mungkin terus menangis selama berjam-jam. Ketidaknyamanan dapat mengganggu anak selama beberapa minggu.
Bayi yang tumbuh gigi juga menunjukkan hilangnya nafsu makan dan mungkin lebih suka menyusu.

" Hal ini dianggap normal hingga bayi menjadi terlalu enggan untuk makan. Selama fase ini, bayi juga mulai mengunyah berbagai barang untuk meredakan gatal di gusi dan mencari kenyamanan," kata drg. Toral.

Memberi mainan berupa teether bisa dilakukan. Usahakan yang lembut dan berukuran besar dan tak bisa tertelan bayi. Cobalah raba gusi bayi, jika muncul bakal gigi yang tumbuh dan anak sangat rewel serta tak nafsu makan, bisa memberikan pijatan lembut.

Gunakan kassa steril, cuci tangan dan lilit jari dengan kassa. Berikan pijatan lembut pada gusi bayi menggunakan jari. Bisa juga mengompresnya dengan kassa yang telah disiram air hangat.

3 dari 6 halaman

Pasta Gigi Dewasa, Amankah Digunakan Anak?

Dream - Pasta gigi jadi produk yang kita gunakan setiap hari untuk membersihkan gigi. Pada anak-anak, pasta gigi yang digunakan tentunya berbeda. Formulanya dibuat aman jika tertelan.

Rasanya juga cenderung manis dan tak 'pedas' seperti pasta gigi orang dewasa. Lalu kapan anak diperbolehkan beralih produk menggunakan pasta gigi dewasa?

Menurut dr. Reza Fahlevi, Sp. A, anak dapat beralih ke pasta gigi orang dewasa yang mengandung fluoride setelah mereka mampu meludah sendiri usai menyikat gigi.

“ Sebenarnya, batas penggunaan pasta gigi dewasa untuk anak tidak ada. Akan tetapi, rata-rata anak boleh menggunakan pasta gigi dewasa pada usia 3 sampai 5 tahun,” kata dr. Reza, dikutip dari KlikDokter.

Ia juga menjelaskan pasta gigi orang dewasa dengan anak-anak memang sangat berbeda. Mulai dari kandungan fluoride gigi, rasa, kemasan, dan warna.

“ Pada pasta gigi anak. seringkali ditemukan berbagai macam rasa, seperti buah-buahan. Hal ini bertujuan untuk membuat anak merasa lebih tertarik atau senang untuk menyikat gigi,” ujarnya.

 

4 dari 6 halaman

Bahaya Tertelan

Selain itu, pasta gigi anak-anak juga mengandung bahan-bahan yang tergolong aman apabila tidak sengaja tertelan. Hal ini tentu berbeda dengan pasta gigi orang dewasa. Rasa pasta gigi orang dewasa juga tergolong lebih kuat, sehingga tidak cocok untuk anak-anak yang masih terlalu kecil.

Dijelaskan oleh drg. Callista Argentina, pasta gigi orang dewasa memiliki kandungan fluoride yang cukup tinggi. Jika anak belum bisa berkumur dan meludah sendiri, bisa saja pasta gigi tersebut malah tertelan. Hal ini dapat meningkatkan risiko fluorosis.

“ Terlalu sering menelan pasta gigi dapat menimbulkan bercak keputihan di gigi. Tidak sakit dan tidak akan merusak struktur gigi, namun akan mengganggu penampilan atau estetika,” kata drg. Callista.

Selengkapnya baca di sini.

5 dari 6 halaman

Pertanda Serius Jika Balita Suka Gemeretak Gigi Saat Tidur

Dream - Orang dewasa mengertakkan gigi biasanya karena keadaan emosional. Seperti saat marah atau gelisa. Pada bagi, menggertakkan gigi tentunya bukan karena emosi.

Menggemeretakkan gigi atau Bruxism adalah hal yang biasa terjadi pada bayi, dan hampir 50 persen bayi melakukannya.

" Salah satu alasan anak-anak menggeretakkan gigi mereka. Mereka mencoba mencari tahu apa yang terjadi di mulutnya karena mulai terasa berbeda," ujar drg Kami Hoss, dokter gigi anak.

Rasa ingin tahu ini biasanya dimulai sekitar sepuluh bulan ketika gigi depan atas dan bawah bayi telah tumbuh. Hal ini menurutnya tak perlu dikhawatirkan, kecuali jika anak mengalami kesulitan tidur dan sulit bernapas.

" Terkadang mengertakkan gigi bisa menjadi tanda sesuatu yang lebih serius, seperti apnea. Dalam keadaan itu, kesulitan bernapas menyebabkan tubuh mengaktifkan otot-otot mulut untuk mendapatkan kembali kendali atas jalan napas agar tetap terbuka, yang mengakibatkan gigi bergemeretak," kata drg Hoss.

 

6 dari 6 halaman

Erosi Gigi

Jika anak mendengkur lebih dari biasanya, bernapas melalui mulut, atau mengalami jeda saat bernapas ketika tidur, segera konsultasikan dengan dokter anak. Stres pada anak juga bisa menyebabkan mereka menggeretakkan gigi.

“ Anak-anak balita bisa marah, frustrasi, sedih, atau malu. Pperhatikan bagaimana anak-anak merespons stres," kata drg Hoss.

Salah satu dampak dari menggeretakkan gigi adalah erosi gigi. Dokter gigi anak mungkin dapat membantu mengetahui apakah keadaan sudah cukup parah sehingga memerlukan perawatan atau tidak.

" Menggeretakkan gigi bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan, tetapi itu adalah salah satu dari banyak alasan yang baik untuk melakukan perawatan rutin gigi untuk bayi bahkan sebelum gigi pertamanya tumbuh," ujar drg Hoss.

Sumber: Fatherly

Beri Komentar