Afrika Selatan Tunda Vaksinasi AstraZeneca, Ini Penyebabnya

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Selasa, 9 Februari 2021 09:00
Afrika Selatan Tunda Vaksinasi AstraZeneca, Ini Penyebabnya
Uji coba awal menunjukkan hasil yang "mengecewakan".

Dream - Pemerintah Afrika Selatan mengumumkan penangguhan penggunaan vaksin Oxford-AstraZeneca. Keputusan itu diambil pada Minggu 7 Februari 2021 setelah uji coba awal menunjukkan hasil " mengecewakan" terhadap varian B.1.351 Covid-19.

Negara tersebut telah menerima satu juta dosis vaksin yang rencananya akan mulai digunakan untuk vaksinasi tenaga kesehatan pada pertengahan Februari mendatang.

Sebuah penelitian yang melibatkan sekitar 2.000 orang menunjukkan, vaksin AstraZeneca menawarkan " perlindungan minimal" terhadap kasus Covid-19 ringan dan sedang.

" Kami telah memutuskan untuk menunda sementara peluncuran vaksin (AstraZeneca). Lebih banyak pekerjaan harus dilakukan," kata Menteri Kesehatan Afrika Selatan, Zweli Mkhize, dikutip dari cnn.com, Senin 8 Februari 2021.

1 dari 6 halaman

Akan Beralih ke Vaksin Merk Lain

Varian baru ini lebih menular dan hingga saat ini telah menyumbang lebih dari 90% kasus Covid-19 di Afrika Selatan.

Pemerintah akan menawarkan penggunaan vaksin yang diproduksi oleh Johnson & Johnson dan Pfizer dalam beberapa pekan mendatang.

Afrika Selatan berencana untuk memvaksinasi setidaknya 67% populasi pada akhir tahun ini, atau sekitar 40 juta orang.

2 dari 6 halaman

Pernyataan Pihak AstraZeneca

Pengembang vaksin AstraZeneca mengatakan, pihaknya akan memiliki vaksin yang dimodifikasi pada akhir musim panas ini.

Sarah Gilbert, peneliti utama tim Oxford, mengatakan, " sepertinya kami akan memiliki (vaksin) versi baru yang siap digunakan pada musim gugur."

Banyak negara Afrika telah berencana menggunakan vaksin AstraZeneca, salah satunya karena bisa disimpan di lemari es biasa. COVAX, pemrakarsa pengadaan vaksin internasional untuk negara-negara miskin juga telah membeli vaksin AstraZeneca dalam jumlah besar dari Serum Institute of India.

3 dari 6 halaman

Jepang Temukan Varian Baru Covid-19 Asal Afrika Selatan

Dream - Pada Senin lalu, 28 Desember 2020, Jepang mendeteksi adanya varian virus Corona baru asal Afrika Selatan. Kasus ini menjadi kasus penemuan pertama di Jepang setelah ditemukannya selusin kasus varian virus Corona baru asal Inggris.

Dikutip dari Merdeka.com, Rabu 30 Desember 2020, menurut keterangan Kementerian Kesehatan Jepang, seorang wanita berusia 30 tahun yang tiba di Jepang pada 19 Desember 2020, diidentifikasi telah terinfeksi varian baru virus Corona.

Otoritas kesehatan Afrika Selatan mengatakan, varian tersebut mungkin jadi penyebab adanya lonjakan infeksi baru di Jepang.

Akibat munculnya kasus tersebut, pemerintah Jepang mulai Senin, 28 Desember 2020 melarang wargan negara asing non-residen untuk masuk ke wilayahnya.

4 dari 6 halaman

Imbauan untuk Tetap Waspada

Perdana Menteri Yoshihide Suga mendesak penurunan kasus jelang libur tahun baru. Menurutnya, saat ini rumah sakit sedang kekurangan tenaga kesehatan dan masyarakat diimbau untuk tetap waspada meski vaksin meski vaksin sudah ditemukan.

" Tidak ada bukti vaksin tidak efektif melawan varian baru ini. Tetapi langkah untuk menekan perebaran masih dibutuhkan," jelas Suga.

" Virus tidak mengenal liburan akhir tahun. Saya meminta setiap menteri untuk meningkatkan urgensi mereka dan melakukan tindakan cepat melawan virus ini," katanya dalam pertemuan tetang tanggapan virus Corona, dikutip dari merdeka.com.

5 dari 6 halaman

Terkait Pembatasan Negara

Meski saat ini Jepang telah melakukan berbagai upaya untuk menekan persebaran kasus, seorang pelancong bisnis Jepang yang baru terbang dari India mengungkapkan pendapatnya terkait perbatasan.

" Meskipun Jepang sedang melakukan sesuatu untuk melawan varian tersebut, hingg akini masih ada laporan kasus di Jepang," kata Seiji Oohira.

" Jadi saya pikir lebih baik untuk memperketat pebatasan sedikit lebih jauh."

6 dari 6 halaman

Kondisi Jepang Saat Ini

Diketahui hingga hari ini Jepang tengah menghadapi gelombang ketiga infeksi virus Corona baru. Kasus harian mencapai rekor 3.881 pada Sabtu, 26 Desember 2020 menurut berita harian NKH.

Jumlah kematian mencapai titik tertinggi semenjak pandemi Covid-19 menyerang jepang yakni sebesar 64 jiwa, pada Jumat 25 Desember 2020.

Salah seorang mantan menteri transportasi Yuichiro Hata, dan putra mantan Perdana Menteri Tsutomo Hata, meninggal akibat terpapar Covid-19 pada Minggu, 27 Desember 2020 lalu.

Sumber: merdeka.com

Beri Komentar