Cerita Seram Pemuda yang Terbuka Mata Batinnya, Malam Pertama Tidur Asrama Penuh Huru Hara

Jendela kamar di asramanya tebal dan kedap udara untuk mencegah udara luar masuk ke dalam ketika musim dingin. Jadi, kalau jendela ditutup, Akram tidak bisa mendengar apa pun dari luar.

“ Kalau sudah begitu, semua suara dari kamar dan gedung asrama akan terdengar sangat jelas karena kamar jadi sepi jika semua jendela ditutup.

“ Malam itu pertama kalinya saya tidur di tempat baru, dan saya mengabaikan pantangan yang sudah lama saya pegang teguh,” kata Akram.

Akram teringat kejadian dia melihat sosok orang tua saat di Malaysia. Setelah kejadian itu ia mendapat pelajaran untuk tidak membiarkan pintu toilet di kamarnya terbuka saat tidur malam.

“ Kalau tidur, saya suka matikan lampunya, tapi harus ada sedikit cahaya. Begitulah cara saya tidur, dan itu sudah mendarah daging dalam diri saya. Di Malaysia, saya biasa menyalakan lampu kecil di meja sebagai penerangan ala kadarnya.

" Tapi karena ini malam pertama di asrama di Inggris, jadi belum sempat menata semua perabotan kamar. Dan malam itu saya tidak sengaja membiarkan pintu toilet terbuka sehingga ada cahaya yang bisa masuk.

“ Saya capek banget saat itu karena penerbangan hampir 11 jam, hingga saya tertidur. Tiba-tiba saya mendengar suara gesekan di telinga kiri saya, seperti suara gemerisik kain, terdengar jelas karena kamar saya benar-benar sepi.

" Suara gesekannya semakin keras dan dekat, lalu kasurku terasa seperti tenggelam sedikit. Seperti ada yang naik ke atas kasur. Saat seperti itu saya langsung melebarkan mata dan melihat ke sudut kasur," kata Akram.

Tapi anehnya Akram tidak melihat apapun di sudut tempat tidurnya. Dia pun menatap lama sudut kasurnya tapi tetap saja tidak melihat apa-apa di sana.

" Entah apa yang saya dengar tadi, kamar saya sangat sunyi. Saya berusaha tenang, itu mungkin permainan pikiran dan saya mencoba untuk kembali tidur.

“ Tak lama kemudian seperti ada yang duduk di tempat tidur. Saya membuka mata dengan cepat, tapi badan tidak bisa bergerak, seperti kaku. Saya hanya bisa melihat ke langit-langit. Mencoba untuk bangun tetapi tidak bisa bangun.

" Saya pun mencoba menggerakkan tubuh namun hanya jari-jari yang bisa bergerak sedikit. Ketika mata ini terbeliak, saya hanya bisa melihat cahaya toilet dari sudut mata. Saya tahu ada sesuatu yang menindih tubuh saya," jelasnya.

Selama ini Akram sering dibuat heran dengan orang tindihan dan bagaimana rasanya. Sekarang dia mengalaminya sendiri, dan ternyata sangat menyeramkan.

Akram kemudian mencoba membaca Ayat Kursi seingat dia saja. Tapi aneh, saat itu rasanya sulit untuk mengeluarkan suara dari mulutnya.

Bibirnya tidak bisa bergerak. Tak kehilangan akal sehatnya, Akram pun mencoba untuk mengucapkan Ayat Kursi itu di dalam hatinya.

“ Saya sempat menyelesaikan Ayat Kursi namun pelan-pelan, saya merasa lelah dan terdengar seperti bisikan yang keluar dari mulut saya. Tak lama kemudian akhirnya badan saya bisa bebas, Alhamdulillah," ungkap Akram.

Setelah bangun dari tempat tidurnya, Akram berjalan untuk menutup pintu toilet dan membuka tirai jendela lebar-lebar.

Masih dalam kondisi ketakutan, Akram setengah berlari ke tempat tidur dan sembunyi di balik selimut. Dia berdoa dalam hati agar pagi segera datang.

Malam berikutnya, Akram menyalakan lampu utama di kamarnya. Malam itu dia lebih tenang karena ada teman sekamar bernama James di kamar sebelah.

Baru beberapa menit tertidur, tiba-tiba Akram terkejut bangun. Dia melihat kamarnya masih terang. Tapi Akram bisa merasakan kehadiran sesuatu di kamarnya.

" Dan di saat yang sama, mata saya tertuju pada sosok 'dia'. Saya tidak berkedip sama sekali. Makhluk berambut panjang itu berdiri di dekat pintu.

" Yang aneh, saya bahkan tidak merasa ingin melarikan diri. Saya seperti menyerah dan menerima takdir. Makhluk itu mendekat dan terus menyambar saya.

" Pelan-pelan dia gigit lengan sampai remuk. Saya teriak keras, rasanya paru-paru mau lepas. Lalu saya terbangun, rupanya itu hanya mimpi.

Badan Akram basah oleh peluh di sekujur tubuhnya. Malam itu Akram penuh rasa lelah dan takut. Tubuhnya gemetaran.

Keesokan paginya, Akram menelepon ibunya di Malaysia untuk menceritakan apa yang terjadi semalam.

“ Saya bercerita pada ibu apa yang terjadi A-Z, dan ibu merasa ngeri mendengarnya. Kata ibu, mungkin karena di ruangan itu baru pertama kali ada orang yang sholat.

" Ibu menyarankan saya untuk mengumandangkan azan di dekat setiap sudut ruangan kamar dalam nada rendah. Membaca Yasin setelah Maghrib.

Akram pun mengikuti nasihat ibunya itu, dan sejak itu Akram tidak pernah melihat hal-hal menakutkan di kamar asramanya. Sudah setahun dia di sana dan tidak terjadi hal-hal aneh lagi.

" Teman-teman bercanda cuma di Malaysia saja ada hantu, mereka belum pernah melihat hantu di Eropa.

" Tapi bagi saya tidak begitu. Saya tidak menyangka saya tetap kena meski di Inggris. Sampai saat ini saya tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi," pungkas Akram.

Sumber: mStar