Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Peneliti Google mengembangkan kecerdasan buatan (AI) untuk memindai retina. Sebagai uji coba, Google menggunakan 300.000 pasien untuk mendeteksi penyakit yang diderita.
Kecerdasan buatan ini diklaim mampu memprediksi pasien yang memiliki kemungkinan serangan jantung atau stroke dengan akurasi mencapai 70 persen. Algoritme yang dikembangkan Google ini sudah dipublikasikan di Jurnal Nature Biomedical Engineering pada Senin, 19 Februari 2018.
Menurut laman Live Science, tingkat keberhasilan 70 persen masih di bawah keakuratan metode diagnostik konvensional, semisal tes darah atau pengukuran kadar kolesterol.
Tapi, para periset percaya suatu hari nanti algoritma itu dapat dikembangkan sebagai bagian dari program pencegahan.
" Ini mungkin cara yang cepat bagi untuk menyaring risiko," kata seorang ahli jantung dari Universitas Yale Dr. Harlan Krumholz.
Cara kerja algoritme kecerdasan buatan yang dikembangkan Google fokus pada pembuluh darah di mata. Sebab, pembuluh darah dapat memberikan gambaran berharga mengenai kesehatan jantung dan kondisi kardiovaskular.
Metode kedokteran saat ini kerap menggunakan retina sebagai fokus untuk mendiagnosis glukoma dan penyakit mata terkait diabetes.
Kecerdasan buatan Google akan menyingkap usia pasien, tekanan darah, kebiasaan merokok, dan faktor lain yang memungkinkan terjadinya serangan jantung atau stroke.
Tetapi, penelitian yang lebih mendalam perlu dilakukan. Sebelum akhirnya dapat menjadi alat yang berguna untuk mendiagnosa pasien.
Advertisement
Upgrade Gaya Hidup Digitalmu dengan eSIM XL PRIORITAS, Pilihan Premium Masa Kini

Ibadah Lancar, Komunikasi Aman: Tips Itinerary Umroh & Internet Hemat


Bencana di Sumatera Sebabkan Krisis Air Bersih bagi Warga Terdampak

Resmi Diluncurkan, Viva Retinol Serum Hadirkan 3x Presisi Perawatan Kulit dalam Setiap Tetes
