Foto : Shutterstock
Dream- Para ilmuwan terus mencari vaksin yang efektif untuk membasmi virus covid-19 yang telah menyerang hampir seluruh negara di dunia. Di tengah pencarian vaksin, sebuah jenis teknologi baru diklaim bisa mendisinfeksi ruangan dan barang dari mikroorganisme seperti bakteri, jamur, protozoa hingga virus, termasuk virus penyebab Covid-19.
Dilansir dari Indiatimes, teknologi tersebut menggunakan lampu atau alat steril dari sinar ultraviolet C (UV-C) dari hasil penelitiam tim ilmuwan di Columbia University Medical Center, Amerika Serikat. Teknologi tersebut mengklaim dapat membunuh virus corona di tempat umum.
Bahkan para ilmuwan yang mempublikasikan hasil temuannya dalam Scientific Reports mengaku sinar ultraviolet ini aman digunakan di sekitar manusia.
Studi ini dipublikasikan dalam American Journal of Infection Control. Mereka mengklaim bahwa sinar ultraviolet-C (UVC) dengan panjang gelombang 222 nanometer (nm) dapat membunuh virus SARS-CoV-2, tanpa menembus kulit manusia.
Sebelumnya, peneliti dari Universitas Hiroshima di Jepang telah mempelajari hal yang sama dalam memberantas virus corona musiman yang secara struktural mirip dengan novel coronavirus tetapi tidak pada SARS-CoV-2 itu sendiri.
" Studi terbaru menunjukkan bahwa 222-nm UVC kurang berbahaya daripada 254-nm UVC karena sinar UVC jauh memiliki kedalaman penetrasi yang sangat terbatas di kulit atau mata, dan juga merupakan teknologi anti-mikroba yang efisien," kata studi tersebut.
Untuk penelitian tersebut, para ahli menyebarkan larutan 100 mikroliter yang mengandung virus corona ke piring polistiren steril berukuran sembilan sentimeter. Setelah itu, mereka membiarkannya mengering dalam lemari biosafety pada suhu kamar sebelum menempatkan lampu Far-UVC 24 sentimeter di atas permukaan pelat.
Studi tersebut mengungkapkan bahwa 99,7 persen kultur virus SARS-CoV-2 terbunuh dalam paparan 30 detik terhadap radiasi UVC 222 nm.
Penelitian menemukan bahwa pada panjang gelombang 222 nm ini, UVC gagal menembus lapisan luar mata dan kulit manusia yang tidak hidup. Artinya bentuk radiasi UV ini tidak akan membahayakan sel-sel hidup di bawahnya.
Para peneliti percaya bahwa ini juga merupakan alternatif yang ampuh untuk lampu kuman 254 nm UVC yang lebih merusak yang digunakan dalam mendisinfeksi fasilitas kesehatan. Namun, para peneliti juga menyebutkan bahwa mereka hanya menyelidiki kemanjuran 222 nm UVC dalam kondisi laboratorium.
" Kami tidak mengevaluasi teknologi ini dalam pengaturan dunia nyata, seperti permukaan meja," ujar para ilmuan.
Sekarang, mereka ingin mengevaluasi lebih lanjut keamanan dan efektivitas penyinaran UVC 222 nm dalam membunuh virus SARS-CoV-2 di permukaan dunia nyata, untuk menentukan apakah itu dapat digunakan untuk membunuh virus di kehidupan nyata.
(Sah, Sumber : Indiatimes)
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan