Siap-Siap! 300 Orang Disuntik Vaksin Covid-19

Reporter : Sugiono
Jumat, 26 Juni 2020 13:00
Siap-Siap! 300 Orang Disuntik Vaksin Covid-19
Saat ini ada 13 vaksin Covid-19 yang sudah memasuki tahap uji coba terhadap manusia.

Dream - Para ahli di Imperial College London, Inggris, akan menjalankan uji coba vaksin Covid-19 terhadap manusia dalam pekan mendatang.

Ketika dilakukan uji coba terhadap binatang, vaksin Covid-19 aman dan mampu memicu sistem kekebalan tubuh untuk bekerja melawan virus.

Dalam uji coba ini, Imperial akan melibatkan sekitar 300 relawan yang akan disuntik vaksin Covid-19.

Vaksin Covid-19 yang dikembangkan Imperial merupakan satu dari 120 program pengembangan vaksin di seluruh dunia.

1 dari 8 halaman

Vaksin Dibuat dari Kode Genetik Sintetis

Umumnya, vaksin dibuat berdasarkan pada virus yang sudah dilemahkan atau dimodifikasi. Namun vaksin yang dikembangkan Imperial didasarkan pada pendekatan baru.

Profesor Shattock dan rekan-rekannya di Imperial menggunakan untaian kode genetik sintetis, yang disebut RNA, untuk meniru cara kerja virus corona.

Setelah disuntikkan ke dalam otot, RNA akan memperkuat dan menggandakan dirinya sendiri. Setelah itu ia akan menginstruksikan sel-sel tubuh untuk membuat salinan protein lonjakan yang ditemukan di bagian luar virus.

Proses ini akan melatih sistem kekebalan tubuh manusia untuk mengenali dan melawan virus corona sehingga tidak sampai menyebabkan Covid-19.

2 dari 8 halaman

1 Liter Bahan Hasilkan 2 Juta Dosis Vaksin Covid-19

Karena hanya sedikit kode genetik yang digunakan dalam pembuatan vaksin Imperial, maka bisa menghemat sumber daya.

Tim dari Imperial mengatakan satu liter bahan sintetis RNA sudah cukup untuk menghasilkan dua juta dosis vaksin Covid-19.

Sebagian vaksin telah diproduksi di Amerika Serikat. Tetapi akhir tahun ini, produksinya beralih ke Inggris. Sehingga jika dan ketika perlu diproduksi secara massal, dapat dilakukan secepatnya.

Sifat unik dari vaksin Imperial adalah hanya memerlukan seorang sukarelawan pada hari pertama, diikuti oleh tiga orang lagi setiap 48 jam berikutnya.

Setelah sekitar satu minggu, orang yang disuntik vaksins secara perlahan-lahan akan meningkat jumlahnya.

Tidak seperti vaksin dari Oxford yang menggunakan ukuran satu dosis, dalam uji coba Imperial sukarelawan akan mendapatkan dua suntikan setiap empat minggu.

3 dari 8 halaman

13 Vaksin Covid-19 Diuji Coba terhadap Manusia

Profesor Shattock dan timnya mengatakan tidak ada masalah keamanan khusus terkait dengan vaksinasi Covid-19 yang mereka lakukan.

Meski ada lebih dari 120 vaksin Covid-19 yang dikembangkan di seluruh dunia, hanya segelintir yang mampu keluar dari laboratorium.

Saat ini ada 13 vaksin Covid-19 yang sudah memasuki tahap uji coba terhadap manusia yang tersebar di China, AS, Inggris, Australia, dan Rusia.

" Data pra-klinis memperlihatkan hasil yang sangat menjanjikan. Kami mendapatkan respons antibodi penetral yang merupakan respons sistem kekebalan tubuh untuk melindungi Anda dari infeksi. Tetapi masih ada jalan panjang untuk mengevaluasi vaksin ini," ujar Dr. Katrina Pollock, kepala peneliti dalam pengembangan vaksin di Imperial College London.

Penelitian dan pengembangan vaksin di Imperial mendapat bantuan dana 41 juta poundsterling (Rp727,6 miliar) dari pemerintah Inggris, serta 5 juta poundsterling (Rp88,7 miliar) dari sumbangan lainnya.

Sumber: BBC News

4 dari 8 halaman

Negara Lain Sibuk Cari Vaksin, Rusia Klaim Siap Edarkan Obat Covid-19

Dream - Saat negara lain di dunia masih berkutat menemukan vaksin, Rusia mengklaim akan meluncurkan obat untuk menyembuhkan pasien Covid-19.

Rusia ingin segera mempersingkat langkah penting pencegahan penyebaran Covid-19 untuk mengembalikan roda perekonomian agar kembali normal seperti sedia kala.

Dilansir Times of India, beberapa rumah sakit di Rusia akan mulai membagikan obat antivirus Covid-19 dengan nama Avifavir mulai 11 Juni 2020 mendatang.

Dalam sebuah wawancara, kepala Russian Direct Investment Fund (RDIF) Kirill Dmitriev mengatakan perusahaan obat Rusia ChemRar akan mulai memproduksi 60.000 butir setiap bulan.

5 dari 8 halaman

Modifikasi Obat dari Jepang

Hingga saat ini belum ada obat maupun vaksin Covid-19 yang dinyatakan telah lulus uji dan bebas diperjualbelikan Sementara beberapa upaya uji klinis terhadap obat-obatan yang ada belum menunjukkan keefektifannya.

Avifavir, yang lebih dikenal sebagai Favipiravir, pertama kali dikembangkan di Jepang oleh anak perusahaan Fujifilm pada tahun 1990.

Dmitriev mengatakan ilmuwan Rusia telah memodifikasi obat tersebut untuk mengobati pasien Covid-19.

Moskow akan siap membagikan rincian tentang modifikasi terhadap obat itu dalam dua minggu ini.

6 dari 8 halaman

Di Jepang Disebut Avigan

Sebelumnya Jepang telah melakukan uji coba terhadap obat yang sama. Di Jepang, Avifavir disebut dengan Avigan.

Selain dipuji Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, obat Avigan juga mendapat pendanaan pemerintah sebesar US$128 juta.

Sayangnya, dana tersebut masih belum bisa digunakan untuk membiayai penelitian terhadap Avigan.

7 dari 8 halaman

Berhasil Sembuhkan Pasien dalam 4 Hari

Avifavir sendiri baru masuk dalam daftar obat yang disetujui untuk digunakan mengobati pasien Covid-19 di Rusia pada Sabtu, 30 Mei 2020.

Dmitriev mengatakan uji klinis obat telah dilakukan terhadap 330 orang. Hasilnya menunjukkan bahwa obat itu sebagian besar berhasil mengobati pasien dalam waktu empat hari.

Uji coba itu akan selesai dalam waktu sekitar satu minggu. Tetapi kementerian kesehatan telah memberikan persetujuan untuk penggunaan obat di bawah proses khusus yang dipercepat dan produksi telah dimulai pada bulan Maret.

8 dari 8 halaman

Dmitriev mengatakan Rusia dapat menyingkat waktu pengujian karena obat itu telah menjalani pengujian signifikan sebelum spesialis Rusia memodifikasinya.

Selain itu, obat yang didasarkan pada Avifavir itu telah didaftarkan pertama kalinya pada tahun 2014 di Jepang.

" Kami percaya (obat) ini adalah pengubah keadaan. Ini akan mengurangi ketegangan pada sistem perawatan kesehatan. Semakin sedikit orang yang mengalami kondisi kritis," kata Dmitriev.

" Kami percaya bahwa obat itu adalah kunci untuk melanjutkan kembali kegiatan ekonomi secara penuh di Rusia," tambahnya.

Beri Komentar