Mahasiswa IPB University Bikin Robot Pendeteksi Korban Longsor

Reporter : Maulana Kautsar
Kamis, 28 November 2019 17:00
Mahasiswa IPB University Bikin Robot Pendeteksi Korban Longsor
Mampu mendeteksi korban di lokasi yang tertimbun.

Dream - Mahasiswa Departemen Ilmu Komputer IPB University, Muhammad Harits Arrazi, mengembangkan metode pendeteksian korban bencana dengan robot pencari untuk mengurangi risiko penyelamatan korban bencara longsor.

Pendeteksian korban dilakukan dengan metode pencitraan panas kamera infrared dengan fitur Histogram of Oriented Gradients (HOG). Dalam melakukan riset ini, Harits dibimbing oleh Dr Karlisa Priandana dan Wulandari, MAgr.Sc.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model klasifikasi korban bencana longsor menggunakan fitur HOG dari data citra suhu untuk robot search and rescue menggunakan robot EPUCK v2. Dalam penelitian ini, Raspberry Pi ditambahkan ke robot untuk memperkuat kemampuan komputasi robot.

Kemampuan E-PUCK v2 yaitu robot yang kerap digunakan untuk menguji algoritma swarm. E-PUCK mempunyai kemampuan komputasi, sambungan inter-integrated circuit (I2C), serial peripheral interface (SPI), dan kapasitas penyimpanan yang terbatas.

1 dari 6 halaman

“ Penelitian menunjukkan bahwa secara simulasi, metode SVM kernel linear dengan menggunakan ukuran sel fitur HOG tertentu memiliki nilai akurasi yang baik," ucap Muhammad Harits dalam keterangan tertulisnya, Kamis 28 November 2019.

Pengembangan robot ini juga dilengkapi kamera thermal FLIR Lepton 2.0 50 degrees shutterless. Kamera FLIR dipilih karena kamera ini bekerja dengan prinsip thermal imaging sehingga tepat untuk mendeteksi korban longsor yang mungkin terhalang reruntuhan bangunan atau tertimbun tanah.

Kamera thermal imaging dapat menangkap citra suhu, yang memungkinkan deteksi tubuh manusia secara independen dari kondisi pencahayaan. Hasil data berupa fitur HOG dari citra kamera kemudian diklasifikasikan dengan tiga metode klasifikasi yang berbeda untuk dibandingkan.

" Pengujian model ini pada robot secara langsung menunjukkan bahwa model ini memiliki kemampuan identifikasi korban yang baik. Penelitian ini akan dilanjutkan dengan menambahkan kemampuan robot untuk berkoordinasi dengan robot lainnya (multi-agent systems) sehingga proses pencarian dan evakuasi korban longsor dapat dilakukan dengan efektif,” kata dia.

2 dari 6 halaman

Robot Pemilah Telur Siswa Madrasah Yogyakarta Jadi Juara Dunia

Dream - Dua siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Yogyakarta, Abizaed Rahadiyan dan Ammarsatya Esza, mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Mereka baru saja mempersembahkan medali emas dalam International Robotic Competition yang digelar di International Islamic University Malaysia.

" Alhamdulillah Abizard dan Ammarsatya berhasil mengharumkan MAN 1 Yogyakarta, Kanwil Kemenag DIY, dan madrasah Indonesia pada umum. Semoga bisa menjadi jalan kesuksesan untuk siswa yang telah berprestasi tersebut," kata Kepala MAN 1 Yogyakarta, Wiranto Prasetyahadi, dikutip dari laman resmi Kemenag, Senin 16 September 2019.

Wiranto mengatakan, deretan prestasi ditingkat nasional maupun internasional membuktikan bahwa siswa madrasah tidak kalah dengan siswa sekolah umum.

Sementara, Abizard mengatakan bahwa robot rancangannya bersama Esza itu bernama automated egg sorter based on convegor and light sensor, robot yang berfungsi menyortir telur segar dan busuk berbasis cahaya.

" Melalui robot ini, akan memudahkan dalam memilah dan membedakan antara telur segar dan telur busuk," kata dia.

Ide awal pembuatan robot itu ketika Abizard berkunjung ke salah satu peternakan ayam petelur. Di sana, dia melihat karyawan memilah telur dengan cara manual, yakni melihat satu persatu telur dengan bantuan cahaya.

" Belajar dari kesulitan tersebut, kami lantas mempunyai gagasan dan ide bagaimana cara membantu para peternak agar mempermudah memilah dan membedakan telur yang masih segar dan telur yang sudah busuk," ucap dia.

3 dari 6 halaman

Gelar Kompetisi Sains Madrasah, Kemenag Harapkan Lahir Ilmuwan Muda

Dream - Kementerian Agama (Kemenag) kembali menggelar Kompetisi Sains Madrasah (KSM) tingkat nasional. Kali ini, KSM ke-8 digelar di IAIN Manado, Sulawesi Utara pada 16-21 September 2019.

" Pesertanya dari tingkat MI, MTS dan MA baik negeri dan swasta," ujar Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag, Kamaruddin Amin di kantornya, Jakarta, Jumta 13 September 2019.

Kemenag juga mengundang peserta dari sekolah umum, SD, SMP dan SMA dari lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk mengikuti kompetisi tersebut

Kompetisi ini diikuti sebanyak 550 peserta dari 34 provinsi di Indonesia. Peserta yang merupakan siswa dari madrasah mencapai 490 anak didik dan sekolah umum sebanyak 60 siswa, 

Amin mengharapkan dari ajang KSM ini akan terjaring para ilmuwan muda yang berasal dari siswa madrasah.

" Diharapkan dari lomba ini dilahirkan scientist muda," kata dia.

Mata pelajaran yang dilombakan dalam KSM tahun ini yakni matematika terintegrasi, Sains IPA terintegrasi, IPS terintegrasi, biologi terintegrasi, fisika terintegrasi, kimia terintegrasi, ekonomi terintegrasi dan geografi terintegrasi.

Dalam kesempatan itu, Kemenag juga menggelar kegiatan Madrasah Young Reserch Camp. Di ajang tersebut, para siswa akan memamerkan hasil riset di bidang sains, sosial, dan ilmu keagamaan.

Menurut Amin, akan ada 54 judul penelitian dari 1018 proposal yang mengirimkan penelitiannya yang akan memamerkanhasil risetnya.

4 dari 6 halaman

Sengaja Undang Siswa Sekolah Umum

Direktur Sarana Prasarana Kesiswaan dan Kelembagaan (KSKK) Madrasah, Ahmad Umar mengatakan, diundangnya siswa dari sekolah umum bertujuan agar siswa madrasah bisa berkompetisi secara sportif.

Selain itu, tambah Ahmad, Kemendikbud juga seharusnya bisa bersikap demikian untuk mengundang siswa madrasah mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN). Sebab, selama ini siswa madrasah kesulitan ketika hendak mengkuti OSN yang diselenggarakan Kemendikbud.

" Memang ada anak madrasah yang ikut OSN, tapi itu susah payah minta-mintanya. Ada yang juara di Kabupaten, nggak bisa masuk ke provinsi," kata Ahmad.

 

5 dari 6 halaman

Siswi Madrasah Juara Kompetisi Robot Dunia, Idenya dari Mal

Dream - Salma Sonia Jneina Sagiri, membuat Indonesia berbangga. Siswi kelas XII IPA 2 Boarding School Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Surakarta meraih medali emas di ajang World Robot Games 2019 di Bangkok, Thailand, untuk kategori Innovative Robot Extreme.

Robot yang diberi nama Smart Bin in the Mall ini mengantarkan Salma menuju panggung juara tertinggi kompetisi itu. Salma menjelaskan, robot yang dia ciptakan terinspirasi dari kebiasaan pengunjung pusat perbelanjaan atau mal yang jarang mau membuang sampah pada tempatnya.

" Banyak alasan yang disampaikan. Mulai dari malas, takut kotor, dan sebagainya. Robot ini hadir untuk mengatasi hal tersebut," ujar Salma, dikutip dari jateng.kemenag.go.id.

Salma merancang robotnya untuk memudahkan masyarakat yang ingin buang sampah tanpa perlu bersentuhan dengan tempat sampah. Robot itu dibekali sensor sehingga bisa membuka dan menutup tutup tempat sampah.

Kemudian, robot tidak akan membuka tutup secara otomatis jika sampah yang ditampung sudah penuh. Sehingga, sampah harus dibuang lebih dulu agar robot buatan Salma bisa normal beroperasi.

Robot ini dirancang dengan konsep ramah lingkungan. Selain itu, biaya pembuatan robot ini tidaklah mahal.

Presentasi Salma mampu memukau para juri yang berasal dari berbagai kalangan. Salmapun diganjar emas, mengalahkan ribuan peserta dari negara-negara lain.

6 dari 6 halaman

Mampu Bersaing dengan Peserta Dewasa

Kepala MAN 1 Surakarta, Slamet Budiyono, mengaku bangga dengan prestasi yang diraih Salma. Dia menyatakan capaian tersebut sejalan dengan misi MAN 1 Surakarta untuk Go International.

" Alhamdulillah akhirnya kita bisa go international dan sudah dimulai dari lomba robotik di Thailand," ujar Slamet.

Slamet mengatakan pihak sekolah dan para guru selalu mendorong para siswa untuk berkarya. Terutama berani terjun ke kancah dunia.

" Saya sangat mendorong siswa siswi MAN 1 Surakarta untuk berani berpikir global dan bukan hanya lokal. Termasuk mengikuti lomba juga harus berani tampil di tingkat global," kata dia.

Pembimbing Tim Robotik MAN 1 Surakarta, Prihantoro Eko Sulistyo, mengatakan World Robot Games merupakan kompetisi robot dunia yang digelar tiap tahun. Ada 10 negara berpartisipasi dalam kompetisi ini, yaitu Thailand selaku tuan rumah, Vietnam, Indonesia, Bhutan, Myanmar, Hong Kong, Taiwan, Malaysia, Singapura, dan Filipina.

Prihantoro mengakui performa Salma selama mengikuti ajang kompetisi ini sangat membanggakan. Sebab, siswi MAN itu mampu bersaing dengan peserta dewasa pada kategori Extreme.

 

Beri Komentar