Ilustrasi Anak-anak Sedang Belajar Ngaji. (Foto: Shutterstock.com)
Dream – Bagi umat Islam, Surat Al-Maun sudah tak asing di telinga. Surat ini sering dibaca sebagai bacaan di dalam sholat. Surat ke-107 dari Al-Quran ini membahas tentang perilaku buruk orang munafik yang tak boleh dilakukan umat Islam.
Surat ini menjelaskan bahwa orang munafik adalah mereka yang suka pamer ibadah kepada orang mukmin lainnya. Perilaku pamer ibadah ini disebut dengan riya'. Sebab ketika tidak berada di sekitar orang mukmin, mereka memilih untuk meninggalkan ibadah sholat tanpa alasan. Perilaku ini sangat tidak disukai oleh Allah. Sebab ia beribadah bukan untuk mencari ridho Allah, melainkan hanya untuk pamer.
Kemudian, Surat Al-Maun juga membahas orang mukmin yang sholat tapi tidak memahami tujuan didirikannya sholat. Tak hanya itu, surat yang tergolong Makkiyah ini juga sebagai peringatan agar umat Islam tidak berbuat tercela seperti tidak membayar zakat, tak mau bersedekah kepada fakir miskin, hingga tidak memiliki belas kasih terhadap anak yatim piatu yang membutuhkan bantuan. Sifat-sifat tersebut dapat digolongkan sebagai pendusta agama.
Isi kandungan Surat Al-Maun sangat penting dipahami setiap Muslim. Terdapat kisah-kisah yang juga melatarbelakangi diturunkannya surat ini. Secara lebih detail, berikut ulasan selengkapnya tentang Surat Al-Maun mulai dari asbabun nuzul, isi kandungan, ciri-ciri pendusta agama, kisah menyedihkan di baliknya hingga keutamaannya. Langsung saja simak selengkapnya di bawah ini!
Hal pertama yang penting kita ketahui dalam pembahasan Surat Al-Maun ialah memahami latar belakang diturunkannya. Asbabun Nuzul Surat Al-Maun ayat 1 sampai 3 berkaitan dengan kisah anak yatim yang mendatangi Abu Sufyan untuk meminta susu unta. Akan tetapi Abu Sufyan tidak memberinya, justru malah memukul dan mengusir anak yatim itu.
Pada ayat 4 sampai 7 berkaitan dengan orang-orang munafik yang suka sekali pamer ibadah sholatnya, kikir atau bakhil memberi pinjaman dan sebagainya. Cinta dan kasih serta peduli kepada sesama manusia menjadi simbol dari tujuan agama Islam. Sikap peduli kepada anak yatim, pembelaan terhadap kaum lemah, dan tidak bersikap sombong. Surat Al-Maun menyerukan kepada umat Islam untuk senantiasa melakukan perbaikan di lingkungannya masing-masing.
Asbabun nuzul Surth Al-Maun bermula dari kisah yang diriwayatkan oleh Ibnu Mundzir. Pada waktu itu orang-orang munafik gemar memperlihatkan ibadah mereka di hadapan orang lain. Bahkan mereka melakukan itu supaya dianggap sebagai muslim yang taat. Padahal sejatinya mereka hanya bertindak palsu. Selain itu orang-orang munafik juga enggan mengulurkan bantuan kepada orang miskin dan anak yatim.
Isi kandungan Surat Al-Maun secara umum menjelaskan tentang ciri-ciri orang munafik dan pendusta agama. Allah SWT mengingatkan umat islam tentang perilaku orang munafik yang beragama dengan kepalsuan belaka. Ayat pertama surat ini menjelaskan perilaku mereka dengan bentuk kalimat tanya “ Tahukah kamu (orang) yang berbuat dusta terhadap agama?”
Ayat yang berupa pertanyaan itu mengingatkan jikalau apa yang ditanyakan menjadi perhatian khusus yang serius. Kita mungkin sering melontarkan pertanyaan di awal percakapan supaya orang yang diajak bicara memerhatikan dengan seksama.
Ayat pertama mengungkapkan karakter pendusta agama yakni menghardik anak yatim dan orang yang enggan memberi bantuan kepada orang yang membutuhkan. Mereka telah menodai esensi ajaran Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Bentuk penolakan kepada anak yatim berupa tidak adanya empati dan i’tikad untuk memperlakukan mereka dengan baik.
Pesan mendalam yang terkandung di dalam Surat Al Maun ternyata menyimpan kisah yang menyedihkan di balik turunnya ayat Tuhan tersebut. Menurut buku Tafsir Nurul Quran karya Allamah Kamal Faqih Imani, Surat Al Maun diturunkan untuk menanggapi perilaku Abu Sufyan terhadap anak yatim.
Abu Sufyan terkenal sangat baik kepada orang-orang di sekitarnya. Bahkan setiap hari ia menyembelih dua unta besar untuk disantap bersama kaumnya.
Namun suatu ketika, ada seorang anak yatim yang datang kepadanya untuk meminta pertolongannya. Namun ABu Sufyan tidak mau menolongnya, justru ia malah memukul anak yatim itu dengan tongkat kemudian mengusirnya.
Padahal sosok Abu Sufyan dikenal sebagai orang yang baik hati di hadapan kaumnya. Akan tetapi ternyata hal itu bertolak belakang dengan sifat aslinya ketika sedang sendiri di rumah.
Kisah menyedihkan itulah yang melatarbelakangi turunnya Surat Al Maun. Allah ingin menegur Abu Sufyan dan orang-orang dengan watak serupa agar segera menyadari kesalahannya. Secara langsung Allah memperingatkan ada ayat ke-4 hingga ke-7 Surat Al Maun. Allah menyebutkan ciri-ciri orang munafik yang akan mendapatkan balasannya kelak di kemudian hari.
Setelah mengetahui isi kandungan yang ada di dalamnya, selanjutnya pahami juga keutamaan Surat Al-Maun yang penting diketahui setiap Muslim. Sebenarnya surat ini tak hanya berisi peringatan tentang sikap orang munafik yang memerlukan sesamanya dengan buruk. Melainkan terselip makna tentang keburukan bagi mereka yang punya harta berlebih namun tidak memiliki rasa empati dan enggan membantu orang lain yang membutuhkan. Bahkan surat ini juga sebagai peringatan bagi mereka yang tidak punya kepedulian terhadap lingkungan sekitar.
Berdasarkan hadis yang diriwayatkan Imam Thabrani, Rasulullah SAW pernah memberikan peringatan penting yang berbunyi: “ Tidaklah beriman kepadaku seseorang yang bermalam dalam keadaan kenyang, padahal tetagganya yang di sampingnya dalam keadaan lapar sedangkan ia mengetahuinya.”
Berikut beberapa keutaamaan yang dimiliki Surat Al-Maun:
Surat ini memiliki keutamaan karena berisi spirit untuk membantu orang yang membutuhkan, seperti orang fakir miskin, anak yatim, dan orang lain yang membutuhkan. Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah shallallhu ‘alaihi wa salam besabda: Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini, kemudian Rasul mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengahnya, serta agak merenggangkan keduanya.” (HR. Bukhari)
Bagi orang yang masih awam atau dangkal pengetahuan agamanya, biasanya melaksanakan ibadah seperti sholat hanya untuk mengharap pujian dari orang di sekitarnya. Padahal, sejatinya ibadah (termasuk sholat) dilakukan hanyalah untuk mengharap ridlo Allah SWT. Pamer ibadah kepada orang lain hanyalah bagian dari sikap tercela dan tidak disukai Allah.
Berbuat kebaikan (amal sholeh) sangat dianjurkan dalam Islam. Jadi apabila kamu melihat orang Islam yang berbuat keburukan, maka sudah dipastikan bahwa ia tidak memahami esensi dari agama Islam itu sendiri. Sebab telah ditegaskan, sebagai manusia kita harus senantiasa berbuat kebaikan, baik kepada sesama manusia, hewan, tumbuhan, dan alam.
Diriwayatkan oleh Bukhari di dalam kitab sahihnya dari Ibnu 'Amr bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
“ Ada 40 kebiasaan baik, yang tertinggi adalah memberi seekor kambing. Tidaklah seseorang beramal dari perbuatan-perbuatan kebaikan tersebut dengan harapan dia mengharap pahala darinya dan membenarkan apa yang dijanjikan padanya, melainkan Allah meamsukkannya dengan amalnya ke dalam surga.”
Hassan berkata, “ Maka kami menghitung kebiasaan baik itu setelah pemberian kambing mulai dari menjawab salam, menjawab orang bersin, menyingkirkan halangan dari jalan dan yang semisalnya namun kami tidak sanggup untuk sampai pada lima belas kebiasaan baik tersebut.” (HR. Bukhari)
Ikhlas adalah sesuatu yang mudah diucapkan namun sulit dilakukan. Masih banyak orang yang beramal karena mengharap pujian atau apresiasi dari orang lain. Padahal Allah telah memerintahkan agar kita ikhlas dalam beramal. Bahkan ada hadis yang memerintahkan untuk beramal dengan tangan kanan sampai tangan kiri kita tidak mengetahuinya. Ini sebuah isyarat bahwa sebaiknya kita beramal hanya untuk mengharap ridlo Allah SWT.
Allah berfirman: “ Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terimakasih.” (QS. Al Insan ayat 8-9)
Advertisement
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya