Tak Perlu Takut Jalani Tes Covid-19, Demi Putus Rantai Penularan

Reporter : Mutia Nugraheni
Minggu, 22 November 2020 16:30
Tak Perlu Takut Jalani Tes Covid-19, Demi Putus Rantai Penularan
Ikuti petunjuk dari petugas kesehatan demi menekan angka penularan virus yang bisa mematikan ini.

Dream - Demi memutus mata rantai penularan Covid-19 diperlukan dukungan masyarakat. Bukan hanya dalam hal menjalani protokol kesehata, tapi juga menjalani pemeriksaan, pelacakan kontak erat, dan perawatan (tracing, tracking, treatment/3 T).

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo, dalam rapat koordinasi virtual melalui aplikasi Zoom Sabtu, 21 November 2020. Hadir dalam rapat tersebut antara lain Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten dan sejumlah kepala puskesmas.

Pembahasan rapat koordinasi tersebut yakni fokus pada upaya, testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan) dan treatment (perawatan) menyusul mulai ditemukannya kasus baru setelah terjadi kerumunan baik semasa libur panjang, penjemputan tokoh agama di Bandara Soekarno Hatta, kerumunan di Tebet, Jakarta Selatan, Megamendung, Bogor, dan Petamburan, Jakarta Pusat baru-baru ini.

Dalam arahannya, Doni Monardo menyadari kesulitan yang dihadapi petugas di lapangan. Tak lupa ia menyampaikan apresiasi atas kerja keras petugas kesehatan dalam melayani masyarakat menghadapi pandemi Covid-19.

“ Dibutuhkan kerelaan hati dari masyarakat untuk melakukan swab, utamanya bagi yang pernah mengikuti kerumunan termasuk selama liburan panjang, demonstrasi menolak UU Cipta Kerja maupun kerumunan lain. Tes swab di Puskesmas, tidak dipungut biaya,” kata Doni, dalam keterangan tertulis yang diterima Dream, 22 November 2020.

 

1 dari 5 halaman

Doni juga berharap dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat di setiap daerah, termasuk para Ketua RT dan Ketua RW. “ Sampaikan bahwa kita akan melakukan test massal, dimulai dari keluarga inti yang positif. Ini bagian dari upaya memutus mata rantai penularan Covid-19," kata Doni.

Menurutnya, upaya ini tidak akan berhasil tanpa dukungan semua pihak Kepada Satgas Penanganan Covid-19 daerah, Doni meminta untuk melanjutkan kerja kerasnya menelusuri kasus dan segera melakukan karantina di tempat yang telah ditentukan baik bagi orang tanpa gejala maupun yang sudah bergejala, supaya semua bisa selamat.

Swab Tes Massal Stasiun Bekasi

Petugas diminta melakukan pendekatan secara persuasif. Ajak masyarakat mau bekerjasama atas nama nilai-nilai kemanusiaan. Ia meminta bisa dimulai dengan penelusuran dari pasien positif, misalnya dari Lurah Petamburan, selanjutnya tes massal dari keluarga intidan semua orang yang memiliki kontak erat dengan pasien.

Laporan peserta rapat menyebutkan, baik yang di Petamburan maupun di Megamendung, petugas kesehatan masih kesulitan untuk melakukan pelacakan. Kondisi ini tentu saja cukup menyulitkan dan berbahaya bila sampai ada yang tertular tetapi tidak terlacak sehingga bebas bergerak dan menulari orang lain.

Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

2 dari 5 halaman

Pentingnya 3T Covid-19 demi Keselamatan Pasien dan Orang Sekitar

Dream - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mengungkapkan terjadinya peningkatan kasus positif sebesar 17,8 persen pekan ini. Pemerintah menekankan program 3T: TestingTracing, dan Treatment, untuk memutus rantai penularan Covid-19.

Hasil penelitian di luar negeri menunjukkan penerapan 3T mampu mencegah penularan virus corona hingga 100 persen. Penerapan praktik 3T ini sama pentingnya dengan penerapan perilaku 3M: menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Pentingnya 3T Covid-19 Demi Keselamatan Pasien dan Orang Sekitar

" Kalau dengan masker 5-90 persen, menjaga jarak bisa 100 persen tidak menular. Penelitian di Indonesia belum ada, namun 3T itu juga bisa 100 persen tidak menularkan," tutur Kusmedi Priharto, Kasubbid Tracking Satgas Covid 19 dalam tayangan YouTube BNPB Indonesia, Kamis 19 November 2020.

Gerakan 3T merupakan upaya penanganan bagi pasien tahap awal dengan gejala ringan. Pasien yang sudah berada di tahap darurat akan lebih sulit ditangani dengan pengobatan medis.

" Bayangkan jika pasien sudah masuk ICU, itu angka kehidupan hanya lima persen," tegasnya.

3 dari 5 halaman

Tidak Perlu Takut 3T

Oleh karena itu, seseorang yang tidak mau melakukan testing setelah melakukan kontak erat dengan pasien positif sama saja mencelakai diri sendiri dan orang lain.

Kusmedi menegaskan testing dan tracking bukan merupakan hal yang menakutkan. Deteksi yang dilakukan lebih dini akan memberi peluang lebih tinggi untuk sembuh.

" Untuk mereka yang masih awal, angka kesembuhannya masih di atas 80 persen," tuturnya.

dr. Kusmedi Priharto SpOT MKes, Kasubbid Tracking Satgas Covid 19

Deteksi dini dapat dilakukan secara kerjasama dengan petugas kesehatan. Satgas saat ini juga tengah mengerahkan 1.612 petugas tracking di puskesmas 10 provinsi terpilih dan 7.000 petugas tracker di 51 kabupaten kota.

" Kemudian kita aktifkan juga para RT, RW, lurah, camat dan masyarakat, serta kader yang ada di sana. Kita tugaskan mereka menjadi informan jika ada tetangga yang terpapar," pungkas Kusmedi.

Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

4 dari 5 halaman

Satgas Covid-19 Terbitkan Pedoman Perilahan Perilaku dalam 75 Bahasa Daerah

Dream - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 berkolaborasi dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudmenejermahkan buku pedoman perubahan perilaku penanganan Covid-19 ke 75 bahasa daerah.

Data Kemendikbud mencatat 718 bahasa daerah yang tersebar di Indonesia. Bahasa daerah dinilai lebih efektif untuk menyampaikan pesan protokol ke wilayah masing-masing.

" Kami mencoba menerjemahkan pedoman dibantu dengan Kemendikbud. Kami ingin menyampaikan dengan bahasa dan komunikasi yang efektif sehingga masyarakat dapat melaksanakan apa yang kita harapkan," tutur Dr. Sonny Harry B. Harmadi, Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, di Jakarta, Kamis 19 November 2020.

Pendekatan sosial dilakukan guna mendukung pelaksaan 3T, Tracing, Treatment, dan Testing) yang menjadi upaya dalam memutus rantai penularan Covid-19.

" Misalnya di Nusa Tenggara Timur (NTT) ada bahasa Manggarai, Kupang dan sebagainya jadi bisa ada beberapa bahasa di suatu daerah. Seperti di Kalimantan juga bahasa Dayaknya ada beberapa jenis," jelasnya.

5 dari 5 halaman

Konten Video

Sonny berharap apabila pesan disampaikan memakai bahasa daerah, masyarakat dapat lebih meresapi dan mau mengikuti protokol kesehatan.

Selain menerjemahkan buku pedoman perubahan perilaku penanganan Covid-19 ke dalam 75 bahasa daerah, Satgas dan Kemendikbud juga akan membuat konten video edukasi.

" Kemudian kami juga akan membuat video singkat, durasinya hanya 30-40 detik dan itu juga disampaikan memakai bahasa-bahasa daerah," kata Sonny.

Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More