Rukun Indonesia: Menebarkan Dakwah Tidak Sebatas Lewat Kajian
Dream – Saling mengajak untuk berbuat baik dan mengingatkan hal buruk sudah jadi kewajiban sesama umat Muslim. Perintah tersebut secara tegas disampaikan Rasulullah SAW berdasarkan Firman Allah SWT dalam salah satu surat Quran.
Ajaran itu juga terus kita dapatkan hingga detik ini. Para tokoh agama tak gentar berdakwah kepada sesama Muslim agar tetap beristiqomah di jalan Allah SWT.
Dengan cara dan gaya dakwah berbeda-beda, perjuangan para tokoh agama dan pendakwah ini dapat jadi inspirasi untuk masyarakat banyak.
Keinginan ini dilakukan Rukun Indonesia yang selalu berusaha terus mengajak masyarakat berbuat kebaikan dan menjauh kemungkaran agar menjadi inspirasi sekaligus memberikan informasi untuk seluruh masyarakat Indonesia.
Aplikasi dakwah Islami ini membuktikan komitmennya dengan berkujung ke Yogyakarta guna bertemu para sosok maupun kelembagaan yang berkecimpung di dunia dakwah selama empat hari.
Mengunjuni pesantren tunarungu-tuli
Terhitung pada 21-25 Juni 2022 kemarin, Sigit Akbar selaku Founder Rukun Indonesia mengunjungi pesantren, yayasan, hingga bebarapa mualaf yang memiliki keinginan besar untuk menjadi pendakwah.
Pertemuan-pertemuan itu dirangkum dalam sebuah podcast garapan Rukun Indonesia yaitu Rukun Podcast.
Sigit mengawali kunjungan pertamanya dengan mendatangi Pesantren Jamhariyah yang menampung santri tunarungu-tuli yang diasuh Ustaz Randy Abu Balqis. Berdiri sejak 2019, Pesantren Jamhariyah telah menampung puluhan santri dalam satu rumah sebagai pusat kegiatannya.
“Kerap kali tunarungu-tuli tidak mendapatkan kesempatan yang sama, baik secara interaksi sosial maupun pendidikan keagamaan. Di sini, santri kita didik untuk bisa beribadah secara totalitas dan mengembangkan bakat untuk di masyarkat,” jelas Ustaz Randy dikutip dari keterangan tertulisnya yang diterima Redaksi Dream pada Rabu, 29 Juni 2022.
Prihatin minimnya literasi baca Al Quran
Usai bertemu dan berbincang secara eksklusif di hari pertama, Rukun Indonesian mengunjungi Putri Ariani, pemenang Indonesia Got Talent 2014 yang kini tengah berjuang berdakwah melalui dunia tarik suara.
Putri bertekad untuk menghapus stigma sekaligus mendorong masyarakat untuk mengetahui bahwa tunanetra seperti dirinya memiliki kesempatan yang sama dan mampu berkarier dimana dan apa saja.
“Hari kedua, kami mengunjungi Yayasan AMM Yogyakarta yang mengurusi penerbitan Iqra yang dibuat langsung almarhum KH. Asad Humam, pembuat modul Iqra yang selama ini dipakai untuk belajar membaca Al-Quran,” jelas Sigit.
Bertemu dengan Erweesbe Maimanati, putri kandung pembuat modul Iqra ini menjabarkan bagaimana perjuangan dakwah KH Asad Humam terkait keprihatinan minimnya literasi baca Al-Quran saat itu hingga warisan ilmu yang dipakai masyarakat kini.
Mualaf dirikan pelatihan baca Al Quran
Di kunjungan berikutnya, Rukun Indonesia bertemu dengan Yohanes Ignatius yang merupakan seorang mualaf dari Bayat, pelosok desa di Klaten, Jawa Tengah.
Pria yang akrab disapa Pak Yo ini tengah berjuang mendirikan lembaga pelatihan baca Al-Quran, pendidikan akhlak, kepemimpinan dan keislaman di tengah proses banyaknya permutadan dibungkus pendidikan.
“Saya memilih dakwah ini karena saya tahu dimana saya bisa bermanfaat bagi orang lain. Di sini, masyarakat sulit sekali mendapatkan pendidikan khususnya agama dengan berbagai faktor. Kemiskinan hingga akses yang cukup jauh dari kota,” papar Yo.
Dirinya menjelaskan bahwa pendidikan gratis yang diinisiasikan dirinya ini merupakan bentuk wadah anak-anak Muslim belajar. Baginya, generasi harus diselamatkan melalui pendidikan.
Kunjungan Rukun Indonesia di hari selanjutnya yaitu Pondok IT yang diasuh Ustaz Rulli Indrawan, di kesempatan ini Rukun Podcast membahas mengenai visi yang didirikan Rulli Indrawan untuk memaksikmalkan ruang ibadah dan pengembangan bakat secara gratis dari semua lini pendidikan.
Dakwah tak cuma sebatas kajian
Puncak kunjungan Rukun Indonesia berakhir di Ukhwah Mualaf Indonesia (Umi) bertemu dengan Dosmauli, mualafah yang dulu benci Islam justru saat ini mengabdikan hidupnya menjadi pejuang dan pendakwah.
Bermukim di Muntilan, Yogyakarta, wanita yang akrab disapa Bu Uli ini aktif setiap hari mengajar dan mendidik keislaman masyarakat setiap desa yang dapat ia tempuh. Mulai dari lereng Merapi hingga lereng Merbabu.
“Jika ditotal, jamaah yang kami ajarkan mencapai 1500 orang. Kami berharap, perjuangan kami ini dapat bermanfaat bagi mereka yang bahkan sudah berusia 80 tahun masih istiqomah mau belajar membaca Al-Quran kepada kami,” terang Uli.
Sigit berharap, perjuangan dakwah dalam safari di Yogyakarta jadi inspirasi seluruh umat Muslim, sebagaimana Islam mengajarkan, bahwa Allah SWT menurunkan kita agar menjadi umat terbaik.
“Kita harus saling mensupport sesama Muslim di bidang dakwah apapun, karena berdakwah tidak hanya sebatas kajian, berdakwah bagaimana kebermanfaatan kita bagi orang lain dengan bertakwa,” jelas Sigit.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
4 Tradisi Unik Menyambut Bulan Suci Ramadan di Yogyakarta, Salah Satunya Nyadran atau Ziarah
Tradisi tersebut dilakukan secara turun temurun setiap tahunnya saat menyabut bulan Ramadan.
Baca SelengkapnyaTerungkap Obrolan Jokowi dan AHY saat Sarapan Gudeg Bareng di Yogyakarta
Terungkap Obrolan Jokowi dan AHY saat Sarapan Gudeg Bareng di Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaJangan Suka Melaknat Orang Lain, Bisa-Bisa Doamu Tidak Terkabul
Melaknat juga bisa merusak hubungan persaudaraan antar sesama.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.