Indonesia Pusat Keuangan Syariah Dunia? Ini Hambatannya

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Jumat, 16 Juni 2017 18:31
Indonesia Pusat Keuangan Syariah Dunia? Ini Hambatannya
Akan tetapi, mewujudkannya pun bukan hal yang mudah. Apa itu?

Dream – Pemerintah menargetkan Indonesia menjadi pusat keuangan syariah global. Tentu keinginan pemerintah ini berdasarkan pada potensi Indonesia yang besr karena mayoritas penduduknya mayoritas beragama Islam.

Akan tetapi, mewujudkannya pun bukan hal yang mudah.

Dikutip dari Merdeka.com, Jumat, 16 Juni 2017, anggota DPR RI, Fadel Muhammad, mengatakan banyak tantangan yang harus dihadapi kementerian, lembaga, dan otoritas terkait untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat keuangan syariah global.

“ Hambatannya kurang sosialisasi. Sosialiasasi sulitnya luar biasa,” kata Fadel di Jakarta.

Dia mengatakan penawaran produk keuangan syariah masih kurang kompetitif dibandingkan dengan produk keuangan konvensional.

Oleh sebab itu, industri keuangan syariah harus dituntut membuat beragam produk inovatif. Dengan begitu, industri keuangan syariah bisa bersaing dengan industri keuangan konvensional.

“ Sebagian besar modal yang dimiliki juga kecil. Dalam riset yang kami buat, terlihat memang 77 persen ekonomi dan keuangan syariah masih terpusat di Jawa. Untuk pembiayaan pun demikian di Jawa dan Jakarta mendominasi,” kata dia.

Fadel pun meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) supaya melakukan sosialisasi masif tentang keuangan syariah. Dia juga meminta para pemangku kepentingan keuangan syariah untuk menambah modal atau melakukan merger agar keuangan syariah bisa lebih besar.

“ Ketika saya di Komisi XI DPR bersama dengan Pak Muliaman (Ketua Dewan Komisioner OJK) dan Pak Bambang (Bambang PS Brodjonegoro yang kala itu menjabat sebagai menteri keuangan) ingin sekali membesarkan keuangan syariah. Cuma, masalahnya yang dihadapi modal. Saya bilang kalau digabungkan atau diinjeksi lagi modal. Potensi untuk tumbuh besar sekali,” kata dia.

Fadel mengatakan dengan upaya itu, industri keuangan syariah bisa bersaing dengan negara lain, seperti Malaysia.”Masak kita kalah sama Malaysia, sama negara lain. Padahal, kita ini negara Muslim terbesar,” kata dia. (ism) 

Beri Komentar