Setelah Sepekan, Indeks Syariah Rebound.
Dream - Setelah lebih dari sepekan mendekam di zona merah, indeks syariah akhirnya bisa kembali melaju di jalur positif. Aksi window dressing emiten yang mempercantik kinerja sahamnya membuat aksi beli menjadi ramai.
Sentime dari laju penguatan sejumlah indeks saham regional juga ikut mendorong aksi beli pemodal. Meski bursa saham China sore ini justru bergerak melemah.
Pada penutupan perdagangan harian Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa 27 Desember 2016. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) naik ke level 165,305 poin atau menguat 2,305 poin (1,41%).
Begitu pula dengan indeks saham bluechip syariah, Jakarta Islamic Index (JII) yang menanjak 12,858 poin (1,98%) ke level 660,959.
Kedua indeks acuan saham syariah ini bergerak menguat semenjak bel pembukaan perdagangan dinyalakan. ISSI yang dibuka menguat sempat meyentu level tertingginya di 165,753. Namun munculnya tekanan jual jelang penutupan membuat ISSI kembali turun dari level tertingginya tersebut.
Hingga sesi paska penutupan perdagangan, sebanyak 97,95 miliar lembar saham syariah telah diperdagangkan dengan nilai transaksinya menyentuh Rp4,09 triliun. Pemodal asing yang akhir pekan lalu melakukan aksi jual sore ini justru mencetak nett buy hingga Rp 387 miliar.
Namun aksi beli ini tak terjadi pada saham-saham unggulan syariah. Indeks JII justru mencatat nett sell pemodal asing hingga Rp 284 miliar.
Aksi beli investor berhasil mengangkat 127 saham syariah melaju ke zona positif. Sedangkan 73 saham syariah lainnya bergerak melemah dan 71 lainnya bertahan stagnan.
Fenomena window dressing terlihat di seluruh indeks sektoral yang bergerak menguat. Indeks sektor aneka industri menjadi motor utama perdagangan dengan menguat 3,46 persen. Diikuti indeks sektor barang konsumen 2,95 persen dan sektor manufaktur 2,48 persen.
Emiten-emiten bluechips syariah pencetak top gainer di awal pekan bulan terakhir Desember ini adalah AALI yang harganya naik Rp700, diikuti oleh ICBP Rp400, dan INDF Rp375.
Sebaliknya, emiten syariah yang menjadi top loser ada tiga, yaitu LPPF yang harga sahamnya turun Rp250, INCO Rp40, dan ANTM Rp5.
Dari pasar uang, nilai tukar rupiah ditutup di level Rp13.476 per dolar AS. Kurs ini melemah 46 poin atau 0,34 persen.(Sah)
Advertisement
Kasus Influenza A di Indonesia Meningkat, Gejalanya Mirip Covid-19

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

3 Rekomendasi Salt Bread Enak di Jakarta, Sudah Coba?
