Melirik Kinerja Tim Ekonomi Jokowi, Sukses atau Gagal?

Reporter : Ramdania
Selasa, 5 Mei 2015 15:33
Melirik Kinerja Tim Ekonomi Jokowi, Sukses atau Gagal?
Keberhasilan kabinet memang tidak bisa dinilai dalam waktu 100 hari atau kurang dari setahun. Namun, arah kebijakan yang ditetapkan pada awal pemerintahan bisa menentukan kondisi ekonomi ke depannya.

Dream - Sekitar enam bulan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjabat sebagai kepala pemerintahan. Banyak kebijakan yang telah disampaikan pihak pemerintah terkait ekonomi, seperti pengalihan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke anggaran pembangunan infrastruktur.

Masyarakat dan pelaku bisnis pun menanggapi kebijakan itu. Berbagai tanggapan diberikan sehingga mampu memengaruhi pasar. Pasar bursa `menghijau` menandakan keoptimisan terhadap kinerja kabinet ini.

Badan Pusat Statistik mencatat, pertumbuhan ekonomi triwulan I-2015 yang melambat dibandingkan tahun sebelumnya, semasa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

Bahkan, dari semua komponen pertumbuhan ekonomi, hanya konsumsi masyarakat yang tumbuh. Hal ini juga bukan disebabkan karena daya beli masyarakat yang meningkat, melainkan jumlah penduduk Indonesia yang bertambah.

Apa artinya? Keoptimisan masyarakat pasca pengalihan subsidi yang menyebabkan kenaikan harga BBM bersubsidi ini, tidak disambut dengan kinerja pemerintah yang cepat dan tepat. Belanja pemerintah masih lambat, berarti belum maksimal penggunaan APBN untuk pembangunan.

Begitu pun investasi yang menunjukkan pelambatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini menandakan masa bulan madu investasi sudah selesai. Pasca terpilihnya Jokowi tahun lalu, investor kebanyakan masih menunggu gebrakan kebijakan Jokowi yang tidak lagi sebatas kata-kata.

Berikut beberapa hal kebijakan dan realisasi kondisi ekonomi sepanjang tahun ini. (Ism) 

1 dari 5 halaman

Kejutan April, Kenaikan Harga Barang dan Fasilitas Umum

Kejutan April, Kenaikan Harga Barang dan Fasilitas Umum © Dream

Kejutan April, Kenaikan Harga Barang dan Fasilitas Umum

April ini, masyarakat dikejutkan dengan beberapa kebijakan baru pemerintah mengenai tarif dan harga beberapa barang dan fasilitas umum.

Dream - Tanggal 1 April ini rupanya banyak sekali kebijakan baru mengenai harga beberapa barang dan fasilitas umum. Diawali dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada tanggal 28 Maret 2015 dari Rp6.800 menjadi Rp7.300 per liter dan solar dari Rp 6.400 menjadi Rp 6.900 per liter.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin menyatakan dampak kenaikan harga ini baru bisa dirasakan sepenuhnya mulai April ini di mana harga-harga barang mulai menyesuaikan dengan kenaikan harga Premium untuk ongkos distribusi. Namun, pada kenyataannya, pada tanggal 29 Maret, hampir semua angkutan umum telah menaikkan tarifnya.

Kemudian, per tanggal 1 April, pemerintah juga telah menerapkan kebijakan tarif tol baru dengan penambahan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10%.

Tidak ketinggalan, terdapat kenaikan tarif Kereta Api Ekonomi untuk jarak menengah dan jarak jauh. Menurut pihak PT Kereta Api, kenaikan tarif ini karena penyesuaian dengan kenaikan BBM bersubsidi, perubahan pedoman tarif, peningkatan margin perusahaan, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Terakhir, LPG 12 kg pun ikut naik. Menurut Pertamina, kenaikan harga LPG ini imbas dari kenaikan harga BBM yang menyebabkan besarnya anggaran yang ditanggung untuk pendistribusian LPG.

2 dari 5 halaman

Jokowi Optimis IHSG Tembus 6.000 Akhir Tahun

Jokowi Optimis IHSG Tembus 6.000 Akhir Tahun © Dream

Jokowi Optimis IHSG Tembus 6.000 Akhir Tahun

Jokowi targetkan IHSG bisa menembus level 6.000 pada akhir tahun ini. Pasalnya, belum genap satu semester, IHSG sudah mencatatkan rekor tertingginya, kemarin.

Dream - Presiden Joko Widodo yakin Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) itu bisa menembus level 6.000 di penghujung 2015. Hal ini disampaikanya ketika mengunjungi Bursa Efek Indonesia (BEI), kemarin.

“ Kalau bisa di atas 6.000 akan sangat baik. Tapi tadi saya tanya ke Pak Ito (Direktur Utama BEI, Ito Warsito), bagaimana pak, kelihatannya bisa, Insya Allah bisa,” ujar Jokowi seperti dikutip dari situs Sekretariat Kabinet, Rabu, 7 April 2015.

Kehadiran Jokowi ke BEI ternyata bertepatan dengan pencapaian rekor baru perdagangan saham sepanjang sejarah. Sore kemarin, IHSG ditutup di level 5.520. Level ini merupakan titik tertinggi sepanjang masa.

“ Tadi keluar IHSG-nya 5.520. Tertinggi sepanjang sejarah. Artinya apa? Optimisme itu kelihatan di IHSG ini. Kelihatan kepercayaan investor kepada Indonesia itu sangat baik. Jadi kalau ada yang pesimis itu keliru,” ungkap Jokowi bangga.

Pada kesempatan itu, Jokowi menegaskan, pemerintah akan terus mendorong iklim investasi yang baik antara lain dengan kebijakan-kebijakan seperti penyederhanaan perizinan dan hal lainnya.

“ Memang ini ada portofolio, ada FDI (investasi langsung luar negeri) juga. Dua-duanya penting. Semua memberikan kontribusi. Kalo indeks saham gabungan naik ya nanti dilihat saja,” pungkasnya.

3 dari 5 halaman

Fakta Terbaru Kondisi Ekonomi di Tangan Jokowi

Fakta Terbaru Kondisi Ekonomi di Tangan Jokowi © Dream

Fakta Terbaru Kondisi Ekonomi di Tangan Jokowi

RI masih mencatatkan deflasi sepanjang tahun 2015 ini, meski harga beberapa komoditas mulai beranjak naik.

Dream - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi inflasi sebesar 0,36% pada April 2015 ini. Realisasi ini lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 0,17 persen.

Berdasarkan Berita Resmi Statistik, Senin, 4 Mei 2015, Dari 82 kota IHK, tercatat 72 kota mengalami inflasi dan 10 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tual 1,31 persen dengan IHK 132,54 dan terendah terjadi di Cilacap 0,02 persen dengan IHK 120,76.

Sementara deflasi tertinggi terjadi di Manokwari 0,69 persen dengan IHK 112,66 dan terendah terjadi di Sukabumi dan Kendari masing-masing 0,03 persen dengan IHK masing-masing 119,06 dan 114,62.

Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–April) 2015 sebesar -0,08 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (April 2015 terhadap April 2014) sebesar 6,79 persen. 

Menurut BPS, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga, yang terlihat dari kenaikan indeks kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,50 persen); perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,22 persen); dan sandang (0,24 persen).

Kenaikan indeks juga terjadi pada kelompok pengeluaran kesehatan (0,38 persen); kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga (0,05 persen); dan transpor, komunikasi, dan jasa keuangan (1,80 persen). Sementara kelompok pengeluaran bahan makanan indeksnya turun 0,79 persen.

Komoditas yang memberikan andil inflasi April 2015 yang mendukung Inflasi, pertama, bensin dengan andil terhadap pembentukan inflasi April sebesar 0,22 persen. Perubahan harga rata-rata di seluruh Kota IHK terhadap bulan Maret 2015 sebesar 5,68 persen. Hal ini dikarenakan adanya penyesuaian terhadap harga minyak mentah dunia.

Kedua, bawang merah, andil 0,06 persen, perubahan kenaikan harga sebesar 11,83 persen. Disebabkan oleh kurangnya pasokan di 79 kota IHK. Ketiga, tarif angkutan dalam kota, andil 0,04 persen, perubahan kenaikan harga 2,14 persen disebabkan adanya penyeusaian tarif akibat adanya kenaikan BBM.

Keempat, Bahan Bakar Rumah Tangga (LPG), andil 0,03 persen, perubahan kenaikan harga sebesar 1,88 persen disebabkan adanya Kenaikan harga LPG non subsidi 12 kg per 1 april 2015 sebesar Rp 8.000 per tabung. Kelima, tarif kereta api, andil 0,03 persen, perubahan harga 20,94 persen. Disebabkan adanya kenaikan harga tarif kereta api jarak sedang dan jauh serta tarif KRL

Sementara itu, faktor penghambat inflasi adalah harga beras, perubahan penurunan harga sebesar -0,4 persen. Disebabkan oleh pasokan yang lancar dan meilmpah karena adanya panen raya. Kemudian Ikan segar, andil 0,02 persen, perubahan harga 0,62 persen. Disebabkan pasokan yang banyak karena cuaca yang cukup baik selama April.

Untuk Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Umum Nonmigas atau indeks harga grosir/agen pada April 2015 naik sebesar 0,17 persen terhadap bulan sebelumnya. Kenaikan IHPB tertinggi terjadi pada Sektor Pertanian sebesar 1,43 persen.

Indeks Harga Produsen (IHP) triwulan I-2015 naik 1,09 persen terhadap triwulan IV-2014 (q-to-q) dan naik 2,41 persen terhadap triwulan I-2014 (y-on-y).

Sedangkan, Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan I-2015 naik sebesar 5,05 persen (y-on-y) terhadap triwulan I-2014. Kenaikan tersebut terutama disebabkan naiknya produksi industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya naik 13,01 persen, industri peralatan listrik naik 10,13 persen, dan industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia naik 9,75 persen.

Jenis-jenis industri yang mengalami penurunan produksi adalah industri kertas dan barang dari kertas turun 4,04 persen, industri karet, barang dari karet dan plastik turun 3,94 persen, dan industri pakaian jadi turun 3,00 persen.

Nilai Tukar Petani (NTP) nasional April 2015 sebesar 100,14 atau turun 1,37 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Penurunan NTP dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) turun sebesar 1,07 persen, sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) naik sebesar 0,30 persen.

Kemudian, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada Maret 2015 mencapai 789,6 ribu kunjungan atau naik 3,13 persen dibandingkan jumlah kunjungan wisman Maret 2014 yang tercatat sebanyak 765,6 ribu kunjungan. Demikian pula jika dibandingkan dengan Februari 2015, jumlah kunjungan wisman Maret 2015 naik sebesar 0,37 persen.

4 dari 5 halaman

Setengah Tahun Dipimpin Jokowi, Ekonomi Masih Lambat

Setengah Tahun Dipimpin Jokowi, Ekonomi Masih Lambat © Dream

Setengah Tahun Dipimpin Jokowi, Ekonomi Masih Lambat

Belanja pemerintah, ekspor, investasi tumbuh melambat dalam triwulan I tahun ini. Pertumbuhan ekonomi RI hanya disokong konsumsi masyarakat.

Dream - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi RI triwulan I-2015 terhadap triwulan I-2014 tumbuh 4,71 persen (y-on-y). Meski tumbuh, angka ini termasuk kategori melambat dibanding periode yang sama pada tahun 2014 yang sebesar 5,14 persen.

Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 10,53 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran disokong Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga yang tumbuh 5,01 persen. PMTB tumbuh sebesar 4,36 persen dan konsumsi pemerintah hanya tumbuh 2,21 persen.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I-2015 terhadap triwulan sebelumnya juga turun sebesar 0,18 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, pertumbuhan ini diwarnai oleh faktor musiman pada Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang tumbuh 14,63 persen. Sedangkan dari sisi Pengeluaran lebih disebabkan terkontraksinya kinerja investasi (minus 4,72 persen) dan ekspor (minus 5,98 persen).

" Ekonomi Indonesia triwulan I-2015 terhadap triwulan IV-2014 terkontraksi sebesar 0,18 persen. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan negatif yang terjadi di seluruh komponen PDB pengeluaran, kecuali komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga yang tumbuh 0,11 persen," tulisan laporan BPS, Selasa 5 Mei 2015.

Struktur ekonomi Indonesia secara spasial pada triwulan I-2015 didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Kelompok provinsi di Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto, yakni sebesar 58,30 persen, diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 22,56 persen, dan Pulau Kalimantan 8,26 persen.

5 dari 5 halaman

Presiden Jokowi Reshuffle Kabinet Usai Lebaran?

Presiden Jokowi Reshuffle Kabinet Usai Lebaran? © Dream

Presiden Jokowi Reshuffle Kabinet Usai Lebaran?

Presiden Jokowi diisukan memberikan kesempatan para anggota kabinetnya berlebaran di rumah dinas menteri.

Dream - Kabinet Kerja Joko Widodo-Jusuf Kalla mulai Jadi sorotan. Setelah berhembus isu perombakan kabinet usai Kongres PDI-P April lalu, isu yang sama kini muncul ke permukaan.

Isu reshuffle kabinet terbaru menyebutkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengganti para pembantunya itu usai Lebaran mendatang.

" Dalam suatu kesempatan pembahasan menyangkut reshuffle Kabinet, terlontar dalam ucapan Jokowi: biarlah mereka merasakan Lebaran di Widya Chandra dan Denpasar Raya dulu," ujar sumber Bareksa.com di lingkungan Istana, mengacu pada dua nama jalan di kawasan elit di Jakarta Selatan, tempat dimana rumah dinas para menteri berada seperti dikutip Dream, Senin, 4 Mei 2015.

Sejak dilantik, Jokowi sudah menetapkan evaluasi para menteri dilakukan setelah enam bulan kabinet berjalan. Presiden beralasan mandat lima tahun bukan waktu yang singkat sehingga diperlukan upaya membersihkan menteri-menteri yang ternyata sangat lemah capaian dan prestasi.

Sekretaris Negara Pratikno tidak mengangkat telepon genggamnya saat dihubungi untuk konfirmasi. Pesan SMS yang dikirimkan belum dijawab.

Informasi mengenai perombakan Kabinet ini hanya berasal dari satu sumber di kalangan Istana dan tidak terkonfirmasi kebenarannya.

Tepat 19 April lalu adalah bulan ke-6 umur pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Lembaga-lembaga survei sejak dua minggu lalu mulai ramai memberitakan hasil temuannya yang rata-rata menyatakan tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintahan sekarang ini menurun.

Bidang ekonomi dan hukum menjadi sektor paling lemah di mata masyarakat. Berlanjutnya perseteruan antara Polri dan Komisi Pemberantasan Korupsi menunjukan kelemahan kepemimpinan Jokowi dan sekaligus menteri-menterinya.

Sementara itu harga-harga kebutuhan pokok cenderung naik, yang selain memang disebabkan pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar AS, masalah tidak lancarnya pasokan yang menjadi tugas pemerintah menjadi salah satu akibat utamanya juga.

Siapa saja menteri-menteri yang bakal dirombak, klik tautan ini

Beri Komentar