Dream - Memperlihatkan kesopanan sebenarnya mudah dilakukan asal tidak membuat gerakan atau komentar yang dianggap menghina di depan orang. Apalagi jika Anda sedang dalam sesi wawancara kerja.
Namun banyak yang membuat kesalahan dengan membuat komentar dan gerakan bersifat stereotip karena kurangnya pengetahuan tentang penampilan, aksen, atau nama seseorang.
Untuk itu Anda harus mempertimbangkan perbedaan budaya ketika diwawancara kerja atau di tempat kerja. Mengekspresikan sesuatu dalam bahasa lain yang tidak dikuasai dengan baik atau membuat gerakan yang mungkin dianggap tidak sopan malah akan menjadi bumerang.
Seperti dikutip dari Gulf News, Kamis, 3 Desember 2015, berikut ini adalah beberapa poin yang harus diperhatikan saat diwawancara orang dengan budaya yang berbeda.
1. Fokus pada wawancara
Ingat, Anda adalah orang yang sedang diwawancarai. Pembicaraan kecil untuk mencairkan suasana memang menyenangkan. Tapi Anda tidak harus meluangkan waktu wawancara untuk berbicara tentang pewawancara Anda. Jika pertanyaan latar belakang muncul dan membuat Anda khawatir, jawaban harus difokuskan - selama merasa nyaman - pada latar belakang budaya Anda sendiri. Anda harus menunjukkan relevansi pembicaraan ke posisi yang Anda lamar.
Selain itu, pertanyaan yang Anda ajukan selama wawancara pekerjaan akan menambah poin Anda. Jika Anda mempertanyakan pewawancara Anda tentang asal-usul etnis atau latar belakang budayanya, maka ini mungkin akan menjadi poin Anda. Karena seorang atasan mungkin akan mempertimbangkan kemampuan Anda untuk bergaul dengan orang-orang dari budaya tertentu.
2. Jangan membuat kesalahan
Anda mungkin tahu tentang beberapa sopan santun dalam sebuah budaya. Namun jangan membuat kesalahan jika Anda tidak berpengalaman dalam sopan santun tersebut. Kecuali Anda sudah pernah ke tempat budaya itu. Menggunakan salam yang salah dapat menyinggung perasaan orang lain, begitu juga jika mengucapkan komentar yang tidak tepat atau bergeser maknanya. Yang paling aman adalah menggunakan etiket bisnis standar. Jika Anda mengikutinya, semuanya akan baik-baik saja.
Misalnya, jika Anda tidak yakin apakah Anda harus berjabat tangan dengan manajer perempuan. Biarkan dia yang mendahului melakukan jabat tangan. Atau Anda berpikir bahwa Anda dan pewawancara dapat berbicara dalam bahasa yang sama - selain bahasa Inggris - karena Anda berdua sepertinya berasal dari daerah yang sama. Namun tunggu si pewawancara yang memulainya dahulu.
3. Cari jalan aman
Jangan menilai segalanya dari sudut budaya Anda sendiri. Misalnya, Anda sedang mengunjungi sebuah perusahaan selama bulan Ramadan dan pewawancara Anda adalah orang Eropa. Jangan punya anggapan semua orang Eropa tidak puasa. Atau jangan menganggap bahwa orang berbicara bahasa Arab tidak tahu bahasa Inggris atau bahasa kedua yang lain. Seringkali orang-orang terkecoh dengan membuat asumsi yang salah yang berakhir dengan mengatakan atau melakukan sesuatu yang menyinggung orang lain.
Ingat bahwa Anda mencoba untuk membuat kesan terbaik. Jika Anda mengatakan " Apa kabar?" dengan benar dalam bahasa Jerman atau dalam bahasa Urdu, pewawancara Anda mungkin menghargai usaha Anda dan merekrut Anda. Masih ada banyak kriteria yang lebih penting yang lebih relevan dengan pekerjaan dan harus diperhatikan pada tahap wawancara.
Advertisement
5 Kuliner Tradisional Banten yang Manjakan Lidah

Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu

Celetukan Angka 8 Prabowo Saat Bertemu Presiden Brasil

Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat



IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya


Nikita Willy Bagikan Pola Makan Issa yang Bisa Tingkatkan Berat Badan

Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri