Medsos (2): Ultah Anak Sopir Taksi yang Menggetarkan Hati

Reporter : Sandy Mahaputra
Senin, 18 Mei 2015 20:35
Medsos (2): Ultah Anak Sopir Taksi yang Menggetarkan Hati
Perjuangan Ridwan banting tulang demi kebahagiaan anak bukan kisah sinetron. Ini bukti nyata. Dan berakhir indah berkat kepedulian sesama di sosial media.

Dream – " Mewek (nangis) di pagi hari disopiri supir taksi yang majang foto anak bontotnya. Pas gue tanya kenapa taro di situ? Jawabannya..."

" Biar semangat cari uangnya nak, minggu depan dia ulang tahun, saya mau ajak dia makan di KFC. Sama beliin tas sekolah" .

Postingan itu dilemparkan Ankatama, sang penumpang taksi di jejaring social Path. Sebuah kebetulan bahwa Ankatama adalah juga penyiar sebuah radio swasta di Jakarta Gen FM.

Kawannya sesame penyiar ikut menyebarkan. Pendengar dan fans dari Anka serta fans kawan-kawan dia ikutan pula menyebarkannya.

Jadilah peristiwa pagi itu meluas dan menjadi viral.

Medsos (2): Ultah Anak Sopir Taksi yang Menggetarkan Hati

Hanya berselang sehari, Alex Ridwan pengemudi taksi itu mendapat telepon dari nomor yang tak dikenalnya. " Hallo…" sapa Ridwan. Tak dinyana, suara di ujung telepon memperkenalkan diri sebagai wakil manajemen sebuah restoran ayam cepat saji, KFC.

Seperti mendapat undian saja, KFC memberikan voucher makan untuk 50 orang. Bahkan mereka menyediakan tempat gratis buat Ridwan untuk merayakan ulang tahun anaknya.

" Alhamdulillah…." Suara bergetar, kakinya lemas nyaris tak bisa menopang tubuhnya. Setelah mengucapkan syukur dan terimakasih berulangkali, telepon ditutup.

Ridwan baru sadar dan bertanya pada diri sendiri, " Ko'bisa tahu ya?" ....

1 dari 4 halaman

Air Mata Meleleh di Pesta Rangga

Air Mata Meleleh di Pesta Rangga © Dream

Matahari mulai bergeser ke barat. Dream bersama sejumlah jurnalis menunggu di restoran cepat saji KFC di kawasan Gaplek, Ciputat, Tangerang. Sekitar satu jam lagi, tepat pukul tiga sore pesta ulang tahun untuk anak Pak Ridwan digelar.

Respon pembaca Dream terhadap berita tersebut sangat besar. Dream merasa perlu memberi perhatian lebih. Sore itu Dream menyiapkan siaran langsung dari lokasi pesta.

Waktu menunjukkan pukul 14:40 wib ketika keluarga Ridwan datang ke lokasi. Alex Ridwan tampak terkejut usai menapaki anak tangga. Bola matanya berbinar melihat ruang kaca bening berhias aneka balon warna-warni. Sekujur dinding terpasang tokoh kartun lucu.

Langkah gegasnya ke ruang di sudut lantai dua itu terhenti. Tangannya ditarik seorang bocah berbadan kurus. " Ayah..itu ya...?" kata anak itu malu-malu bersembunyi di belakang badan Alex, si sopir taksi.

" Iya itu tempatnya. Tuh lihat bagus kan? Ayo kita masuk," kata Ridwan pelan kepada Airlangga, putra bungsunya yang hari itu tepat berusia lima tahun. Rangga, begitu panggilan si bocah, mengenakan baju baru dan celana pendek berwarna senada, coklat.

Rangga masih malu. Namun senyum si bocah mengembang begitu badut Doraemon, idolanya menyambut di depan pintu. Teman sepermainan Rangga yang sudah datang ikut menyapa, lalu memintanya segera masuk. " Ayo Rangga..," teriak seorang bocah didampingi orangtuanya bersemangat.

Rangga sontak berlari meninggalkan sang ayah menuju ruang pesta yang ia mimpi-mimpikan saban malam. Kegirangan. Pesta sejatinya baru mulai 15 menit lagi. Tapi ruangan seukuran lapangan badminton itu sudah penuh sesak.

Puluhan bangku yang tersusun rapi terisi penuh. Makanan siap saji kemasan box tertata di atas meja. Di bawahnya berjejer bungkusan hadiah 'parcel' yang bakal dibagikan ke teman-teman Rangga di akhir acara. Topi ulang tahun bertuliskan nama sudah terpasang di kepala anak-anak.

Saat jarum pendek menunjuk tepat ke angka 3, pesta pun dihelat. Seorang wanita berhijab membawakan acara. Dia menggandeng Rangga untuk ikut berdiri bersamanya di depan para undangan. Aluan musik selamat ulang tahun disetel, lantang berkumandang.

Suasana makin riuh ketika Rangga dan teman-temannya dihibur aksi sulap. Beberapa trik tipuan si tukang sulap sukses membuat anak-anak melonggo, takjub.

Sampai pada puncak acara. Ridwan dan istrinya, Ipah diminta bergabung ke panggung. Mendampingi Rangga mereka meniup lilin di atas kue tar bergambar Doraemon.

" Fuhh..," hembusan nafas keluar satu persatu dari mulut Rangga begitu kue disodorkan. Api di lilin padam. Ridwan dan istri kompak mendaratkan ciuman ke pipi buah hatinya. Tepuk tangan panjang membahana. Tak terasa air mata meleleh.

2 dari 4 halaman

Sang Anak Sampai Mengigau

Sang Anak Sampai Mengigau © Dream

Sore itu, 6 Mei lalu, takdir seakan mengayun Ridwan ke langit. Lihatlah dia sehari-hari. Menyusuri jalanan Ibu Kota sejak matahari belum terbangun.

Susah payah demi dapur mengepul. Dia harus menghidupi istri dan ….anak. Mimpi sang anak untuk bisa ulang tahun di restoran ayam cepat saji bersama orang tua dan saudaranya, seolah hanyalah mimpi.

Namun hari itu mimpi itu menjadi kenyataan. Bahkan tak sekadar makan bersama, tetapi mereka bergembira bersama kerabat. Ridwan juga menyaksikan si bungsu menjadi pusat perhatian saat ulang tahunnya yang ke-5 di restoran KFC, Gaplek, Tangerang Selatan

" Alhamdulillah. Bukan gembira lagi, sulit diucapkan,” kata Ridwan kepada Dream di sela pesta. Ridwan bahkan hadir di tempat itu dengan masih berseragam pengemudi taksi berlogo burung biru.

Sejak pagi hingga beberapa jam lalu, dia masih menyusuri jalanan Jakarta mencari penumpang. Ia masih berusaha sekuat mungkin membelikan kado, tas sekolah buat Rangga yang baru masuk Taman Kanak-Kanak.

Sore itu bukan hanya Ridwan dan Rangga yang sedang melambung kebahagiannya. Sang Ibunda, Ipah juga tak hentinya mengusap wajah menghapus air mata yang tumpah. “ Dia selalu mengigau tentang pesta sore ini, sejak diberitahu ulang tahunnya akan dirayakan,” kata sang bunda yang sehari-hari menjadi buruh cuci.

" Makasih untuk semua ini. Jika tidak bantuan dari banyak orang, saya dan bapak tidak bisa buat pesta kaya gini. Kami cuma orang kecil," kata Ipah saat diwawancarai secara live oleh Dream sore itu.

Semua berawal dari penumpang wanita cantik yang temui Alex di Bintaro...

3 dari 4 halaman

Penumpang di Bintaro

Penumpang di Bintaro © Dream

Adalah penyiar GenFM, Ankatama. Pagi itu ia menggunakan taksi Blue Bird yang kemudikan Ridwan. Dari rumahnya di Bintaro menuju ke kantor kawasan Senopati, Jakarta Selatan.

Selama perjalanan, mata Ankatama rupanya tertuju pada sebuah foto anak kecil yang dipajang di dashboard taksi. Penasaran, ia pun bertanya pada Ridwan.

" Itu foto siapa pak?," tanya Ankatama.

" Oh ini foto anak bontot saya mbak," jawab Ridwan.

" Kenapa pajang foto anaknya di situ pak," tanya lagi Ankatama penasaran.

" Biar semangat cari uangnya nak. Dia lagi sakit typus. Minggu depan dia ulang tahun. Saya mau ajak dia makan di KFC sama beliin tas sekolah," jawabnya.

Pengakuan itu menggetarkan hati Ankatama. Ia terenyuh. Tak terasa air matanya jatuh ke pipi. Ankatama buru-buru menyeka dengan tisu, malu ketahuan si sopir.

Ia lantas merogoh ponsel dari dalam tas. Diam-diam, Ankatama mengambil gambar si sopir taksi memajang foto anak bungsunya di dekat panel speedometer mobil.

Foto itu kemudian diposting ke akun media sosial, Path miliknya, sambil memberikan keterangan:

" Ga’ nyangka banget. Aku senang dengan hal kecil yang aku lakukan ternyata bisa membantu orang lain seperti pak Alex ini. Niatnya cuma ingin berbagi kisah inspiring. Karena aku inget ayahku," kata Anka saat diwawancarai Dream di acara ultah tahun Rangga.

Dari foto postingan itu, teman-teman dia juga bersimpati dan memberikan sedikit bantuan berupa uang ke Ridwan. Ankatama akhirnya menghubungi Ridwan untuk meminta nomer rekening untuk menyalurkan bantuan.

" Banyak yang tanya aku gimana cara membantunya. Buat aku ini adalah kekuatan sosial media. Gimana kita peduli sesama dengan cara sederhana dan membantu orang lain."

Tak berhenti sampai di situ...

4 dari 4 halaman

Kenjutan Tak Henti

Kenjutan Tak Henti © Dream

Beberapa netizen juga berinsiatif datang langsung ke acara ultah. Mereka rela datang jauh-jauh demi memberikan hadiah kepada putra sopir tersebut.

Junita PS, salah satunya. Seorang ibu yang melihat postingan gambar itu mengaku terharu dengan upaya Ridwan.

" Demi membahagiakan anaknya dia berjuang dengan berbagai cara. Patut dicontoh. Kebetulan saya ada rezeki lebih untuk anaknya," ungkap Junita PS kepada Dream.

Perjuangan Ridwan banting tulang demi kebahagiaan anak bukan kisah sinetron. Ini bukti nyata. Dan berakhir indah berkat kepedulian sesama.

Mungkin masih banyak ‘Ridwan' yang lainnya. Dan mereka menolak menyerah! Lalu bagaimana dengan kita?

Beri Komentar