Diet (Foto: Shutterstock)
Dream - Seorang pria obesitas bisa menurunkan berat badan hingga 113 kilogram (Kg) dengan tidak menyantap makanan padat selama lebih dari setahun. Mungkinkah?
Cerita ini banyak beredar di internet dan sebagian besar orang mengira kalau informasi tersebut merupakan hoax.
Setelah diusut, diet ekstrem tersebut benar adanya. Hal ini berdasarkan penelitian yang dipublikasi di Postgraduate Medical Journal pada 1973.
Cerita tersebut merujuk pada studi kasus di Fakultas Kedokteran Universitas Dundee, Skotlandia yang mendokumentasikan kasus pria 27 tahun yang “ sangat gemuk” di Skotlandia.
Pria tersebut menjalani puasa 382 hari, atau setahun lebih 17 hari, dalam upaya menurunkan berat badan. hasilnya, berat badannya susut dari 206 Kg menjadi 81 Kg.
Setelah lima tahun usai puasa ekstrem tersebut, berat badannya tetap stabil di 88 Kg.
" Awalnya tidak ada niat untuk membuat puasa menjadi berlarut-larut, tetapi karena ia beradaptasi dengan sangat baik dan ingin mencapai berat badan 'ideal'-nya, puasanya dilanjutkan dan tercatat sebagai puasa terlama yang terpanjang,” tulis para dokter.
Rupanya puasa yang dijalani yaitu dengan tidak makan makanan padat selama setahun. Meski demikian, ia diberi suplemen kalium dan natrium, vitamin, dan sejumlah kecil ragi (yang mengandung protein).
Pria itu secara teratur mengunjungi rumah sakit untuk melakukan tes darah dan urin untuk memeriksa kadar glukosa darah dan konsentrasi elektrolinyaa. Meskipun sebagian besar level ini merosot seiring berlalunya waktu, ia berhasil tetap dalam kondisi kesehatan yang baik.
“ Meskipun hipoglikemia [gula darah rendah] pasien tetap bebas gejala, merasa sehat dan berjalan dengan normal,” tambah laporan kasus tersebut.
Jika mengonsumsi makanan secara teratur sepanjang hari, tubuh akan mendapatkan sebagian besar energinya dari glukosa dalam aliran darah dan hati. Sel menggunakan glukosa ini untuk proses sintesis ATP, yaitu sebuah molekul yang membawa energi di dalam sel.
Jika tidak ada cukup glukosa segera tersedia dalam darah atau hati, tubuh juga mampu memproduksinya dari glikogen, rantai panjang glukosa yang dapat disimpan dalam hati dan otot sampai diperlukan dan dipecah kembali.
Selain itu, tubuh dapat memecah lemak tubuh menjadi gliserol, yang akhirnya dapat diubah menjadi glukosa, dan asam lemak bebas, yang dapat diubah menjadi keton.
Nah, karena pria tersebut memiliki simpanan gliserol yang begitu banyak, terletak di tumpukan lemak tubuhnya, ia mampu menjalani puasa ekstrem dalam waktu yang sangat lama, hanya dengan sedikit bantuan dari suplemen.
Sumber: Iflscience