Zhang Wei, Guru Yang Berjuang Demi Kesembuhan Anak (Asiatown.net)
Dream - Pengabdian guru perempuan Tiongkok ini cukup mengharukan. Tak mau kehilangan sedikitpun waktunya dengan sang anak, Zhang Wei, 32 tahun, selalu mengajak anaknya ke sekolah. Bahkan saat mengajar.
Bukan tanpa alasan tindakan ini ditempuh Zhang Wei. Putranya yang berusia 3 tahun ini ternyata mengidap kanker darah (leukimia) tingkat berat.
Mengutip laman asiatown, Senin, 25 Mei 2015, Zhang Wei dalah guru sekolah dasar di Hanshou, Provinsi Hunan, Tiongkok. Dia terpaksa harus selalu menggendong anaknya yang terlalu lemah jika ditinggalkan sendirian.
Di sisi lain, Wei harus tetap bekerja untuk mencari tambahan uang penambal biaya pengobatan anaknya yang bernama Tutu itu.
Anek Wei, Tutu, sebetulnya telah menjalani pengobatan kemoterapi sejak tahun lalu. Namun penyakitnya kambuh kembali dan membuatnya harus kembali bertaruh nyawa.
Zhang pertama kali menyadari adanya sesuatu yang janggal di tubuh anaknya pada Juni tahun lalu.
" Dia terkada sering deman dan kakinya lemah. Seringkali dia sama sekali tak sanggup berdiri," ujarnya.
Setelah didiagnosa mengidap leukimia, Tutu pun menjalani 11 kemoterapi dalam delapan bulan. Biaya kemoterapi ini menguras uangnya hingga Rp 628 juta.
Tak sanggup membayar, Tutu menjalani proses pengobatan alternatif di rumah. Namun dokter menyarankan Tutu agar dioperasi mengingat kankernya semakin agresif. Tanpa operasi, hidupnya takkan bertahan sampai Agustus.
Baik China Bone Marrow Bank dan Taiwan Marrow Donor Programme tak sanggup menemukan pasangan yang bisa menjadi pendonor sumsum Tutu.
Zhang sendiri tak bisa berbuat banyak untuk mendonorkan sumsum tulang belakangnya kepada putranya itu. Maklum biayanya mencapai 72 ribu poundsterling, jauh diatas penghasilannya.
Dia sendiri pernah memutuskan berhenti mengajar untuk mengurus buah hatinya tersebut. Namun kebutuhan biaya yang besar memaksanya harus kembali mengajar dengan membawa serta anaknya.
Harapan Saya Hanya Satu, Anak Saya Bisa Sembuh >>>>>
Bangun pukul 6 pagi, Zhang membawa anaknya ke sekolah dengan mengendarai sepeda. Guru yang cukup populer di sekolahnya ini mengajar mata pelajaran kimia di sekolah SMA kelas 2 di usia 16 tahun. Saat mengajar, Tutu duduk di sebuah kursi di deretan terdepan.
Jika mulai menangis, sang ibu menggendongnya sambil terus memberikan pelajaran kepada anak dirinya. Harapannya, Tutu takkan terlalu mengganggu anak didiknya.
Meski mengantongi gaji 2.300 sekitar 230 pound sterling per bulan, Zhang tetap harus mengajar untuk membayar utangnya yang mulai menggunung. " Setiap koin yang didapat bisa mendatangkan koin yang lain," ujarnya.
Sebagai upaya terakhir, keluarga ini akhirnya memutuskan menjual rumahnya untuk menutup kebutuhan biaya. Barang-barang elektronik pun tak luput jadi korban.
Setelah menjual seluruh hartanya, Zhang bisa mengantongi 180 rbu yuan sekaligus melunasi seluruh utangnya.
Dia juga mendapatkan tambahan uang dari donasi serikat dan para guru dan murid sebesar 300 ribu yuan. Sayang, semua itu belum mencukupinya menutup seluruh biaya pengobatan Tutu.
Kini para murid berinisiatif menggelar donasi dengan menggelar spanduk bertajuk " Seruan Bantuan dari 1.000 Pelajar" .
" Mohon jangan membiarkan orang baik ini menanggung beban sendirian. Mohon jangan buat ibu yang menderita ini kehilangan harapan hidup," kata salah seorang murid.
" Saya hanya punya satu harapan dalam hidup. Menyelamatkan hidup anak saya," ujar Zhang lirih.
Historis kanker memang dialami keluarga Zhang. Ibunya meninggal akibat tumor pada 2011 meski sudah menghabiskan uang 100 ribu yuan untuk pengobatan.
Sementara pada 2013, sang ayah divonis menderita kanker dan menghabiskan 200 ribu yuan untuk operasi. Ayahnya kini mulai beranjak sembuh namun terlalu lemah untuk membantu Zhang dan Tutu.
Advertisement
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati