Cerita Ayu Dyah Handari Banting Setir Jadi Desainer

Ketertarikan dan memiliki darah desainer membuat Ayu melirik dunia fashion.

Dream  Ayu Dyah Andari mengawali karirnya sebagai Supervisor di perusahaan otomotif multinasional. Namun, wanita lulusan Teknik Industri UGM itu tak bisa menghilangkan ketertarikannya pada dunia fashion.

" Aku otodidak banget. Dari kecil aku sukanya itu, desain. Kalau ditanya 'mau jadi apa?' jelas dan sangat clear mau jadi fashion designer. Karena, mamaku dulu nge-desain. Jadi, fashion DNA itu udah ada di aku," ujar Ayu di bilangan Jakarta Selatan,beberapa waktu lalu.

Setelah punya anak, hasratnya menjadi desainer malah semakin menggebu. Di sela-sela mengurus buah hatinya, ia membuat desain busana.

" Ketika punya anak, aku mompa (ASI) di ruangan ASI di kantor itu, aku nge-desain. Jadi, ketika ada waktu luang, yang akan aku lakukan ya desain," kata ibu tiga anak ini.

Desainnya mulai dipublikasikan ketika memakai baju rancangannya ke pesta pernikahan dan teman-temannya mulai mempromosikan. Ia pun mengikuti kompetisi IFW (Indonesia Fashion Week) dan masuk 10 besar.

" Menurut mereka (teman-temannya), aku punya DNA sendiri. Mereka pasti tahu tuh, baju punya Ayu Dyah Andari. Alhamdulillah responsnya bagus sampai sekarang," tuturnya.

Di awal karirnya, ia merancang baju-baju terbuka. Namun, ia merasa malu dengan rancangannya dan beralih mendesain baju tertutup.

" Waktu itu di backstage IFW final, lewat desainer idola aku. Aku malah sembunyi. Karena, aku malu bajuku seksi. Nah, sejak saat itu, aku mulai mendesain baju muslim. Karena, buat apa aku buat baju kalo aku sendiri malu sama baju itu?," ungkapnya.

Ibunya sempat tidak menyetujui Ayu untuk banting setir jadi desainer dan melepas jabatannya di perusahaan otomotif. Namun, setelah melihat kesungguhan Ayu, akhirnya ibunya menyetujui.

" Kita nggak bisa ngebantah, cuma yang harus kita lakukan itu membuktikan. Kita harus benar- benar," jelasnya.