Ilustrasi (Foto: Shutterstock.com)
Dream - Banyak yang menganggap air alkali yang terionisasi bisa menyembuhkan penyakit. Sehingga, air alkali seringkali diposisikan sebagai obat.
Padahal, sebenarnya air alkali hanya membantu mempercepat proses penyembuhan dari sejumlah penyakit. Salah satunya adalah penyakit diabetes.
" Pasien diabetes yang mengonsumsi air alkali secara rutin disertai obat-obatan terbukti mengalami penurunan kadar gula darah dibandingkan yang hanya minum air biasa, ini ada bukti ilmiahnya," ujar dokter spesialis penyakit, Andy Pratama Dharma dalam Amazing Water Conference, dalam keterangan tertulis diterima Dream, Sabtu, 27 Januari 2018.
Andy mengimbau masyarakat tidak keliru dalam menyerap informasi mengenai manfaat air alkali. Dia juga menegaskan air alkali sama sekali tidak mengandung efek samping.
" Penelitian tentang keamanan dan efektivitas air alkali dalam pengobatan dan pencegahan penyakit sudah diteliti sejak 1931 di Jepang menurut jurnal kedokteran. Penelitian itu lalu pada tahun 1966 diujikan pada hewan dan manusia dan dipresentasikan ke Depkes Jepang hingga akhirnya disetujui untuk dikonsumsi," kata Andy.
Tidak hanya itu, ada sekitar 500 penelitian yang menunjukkan manfaat air alkali dalam mempercepat penyembuhan 150 penyakit. Penyakit sendiri, kata dia, timbul akibat kadar asam dalam tubuh yang terlalu tinggi.
Konsumsi air alkali dengan tingkat pH basa membantu menetralkan asam pada tubuh sehingga mempercepat penyembuhan penyakit. Kandungan antioksidan dalam air alkali juga dapat melawan radikal bebas pemicu berbagai penyakit.
" Dari kajian yang dilakukan, manfaat air alkali bukan untuk pengobatan tapi hanya mendampingi. Bukan berarti minum air alkali saja bisa sembuh, tapi kandungan di dalamnya bagus untuk mempercepat penyembuhan penyakit," kata Andy.
Distributor produk air alkali di Indonesia, dokter Andhyka Sedyawan, meluruskan kabar mengenai tidak diberikannya izin edar air alkali oleh Kementerian Kesehatan. Menurut dia, Kemenkes hanya belum mengkategorikan water elektrolisis (mesin penghasil air alkali) sebagai alat kesehatan sehingga belum bisa menetapkan SNI pada mesin tersebut.
" Jadi, waktu itu Kementerian Kesehatan mengeluarkan surat informasi ketika kita beroperasi di Indonesia. Tapi oleh Direktur PT Enagic Indonesia yang memproduksi mesin ini disangkanya surat izin edar. Jadi kami diberitahukan sudah mendapat izin edar, padahal hanya informasi dari Kemenkes," ujar Andhyka.
Kini, Andhyka mengatakan persoalan dengan Kemenkes sudah menemukan titik temu. Dengan begitu, PT Enagic Indonesia selaku produsen mesin Kangen Water tetap bisa berproduksi serta memperluas izin usaha.
Advertisement
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Ditagih Janji Rp200 Juta oleh Ibu Paruh Baya, Ivan Gunawan: 'Mohon Jangan Berharap Bantuan Saya'
Bukan Hanya Terkenal, Ellips Buktikan Diri Paling Dicintai Konsumen Lewat Penghargaan YouGov
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta