Menguak Cara Kerja Tim Contact Tracing Covid-19

Reporter : Mutia Nugraheni
Rabu, 25 November 2020 09:12
Menguak Cara Kerja Tim Contact Tracing Covid-19
Hasil pengolahan data ini sangat penting untuk menekan angka penularan Covid-19.

Dream - Setiap harinya kita bisa melihat data pasien Covid-19 positif di berbagai daerah, provinsi, kecamatan hingga kelurahan dan tingkat RT secara live di situs-situs resmi pemantauan kasus Covid-19.

Termasuk mana daerah yang termasuk zona merah atau berbahaya, karena jumlah kasus Covid-19 sangat tinggi. Data-data tersebut sangat diperlukan untuk menentukan kebijakan atau langkah apa yang harus diambil oleh pemangku kepentingan dan kepala daerah untuk pengendalian penularan.

Dari mana sumber data tersebut? Merupakan hasil kerja keras tim contact tracing yang mengumpulkan data dan mengolahnya untuk jadi bahan analisis para epidimolog.

Kontak dalam contact tracing, dikutip dari WHO adalah seseorang yang telah terpapar dari orang lain yang terinfeksi virus penyebab COVID-19, dari 2 hari sebelum hingga 14 hari setelah orang tersebut mulai menunjukkan gejala. Kontak ini harus dilanjutkan dengan pelacakan, melalui sejumlah wawancara dan pencatatan.

 

1 dari 5 halaman

Tim akan melakukan hal-hal berikut untuk melakukan pelacakan kontak (contact tracing):

- Mengidentifikasi kontak
Identifikasi kontak dilakukan melalui wawancara dengan orang yang terinfeksi virus penyebab COVID-19 untuk mengetahui dengan siapa mereka telah melakukan kontak.

Demi Perlindungan Maksimal, Haruskah Stok Masker Medis di Rumah?

- Informasi kepada kontak
Setiap kontak dihubungi melalui telepon atau secara langsung untuk menentukan apakah mereka memenuhi definisi kontak dan kemudian dipantau. Setiap orang yang dikonfirmasi sebagai kontak harus diberi informasi tentang tujuan pelacakan kontak, prosesnya (termasuk perlindungan atas data pribadi mereka), dan siapa yang harus dihubungi terkait setiap kekhawatiran atau pertanyaan.

Informasi penting tentang bagaimana dan kapan karantina dilakukan, gejala yang harus dipantau, dan apa yang harus dilakukan jika orang tersebut merasa tidak sehat harus diberikan.

 

2 dari 5 halaman

- Mengelola dan memantau kontak setiap hari
Kontak yang telah diidentifikasi harus didorong dan didukung untuk tetap melakukan karantina, yaitu memisahkan diri dari orang lain untuk membatasi kemungkinan orang lain menjadi terinfeksi kalau-kalau kontak tersebut sakit. Selama masa karantina, pemantauan kesehatan harian harus dilaksanakan untuk memantau tanda-tanda penyakit pada kontak. Pemantauan berakhir di hari ke-14 setelah orang tersebut melakukan kontak terakhir dengan orang yang terinfeksi virus penyebab COVID-19.

Ilustrasi Pengguna Masker Medis

- Proses dan analisis data
Informasi dari setiap kontak dikumpulkan dalam basis data. Data harus diperbarui setiap harinya terkait pemantauan status kesehatan orang tersebut.

Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

3 dari 5 halaman

Contact Tracing Pada Pasien Covid-19, Seberapa Penting?

Dream - Mereka yang terjangkit virus Covid-19 harus segera melakukan isolasi dan menjalankan protokol kesehatan ketat. Bagi yang memiliki riwayat penyakit tertentu, dianjurkan untuk menjalani perawatan di rumah sakit atau area isolasi yang dianjurkan petugas Satgas Covid-19 setempat.

Tak hanya itu, pasien Covid-19 juga harus menjalani wawancara soal kontak dan lokasi mana saja yang didatangi sebelum dinyatakan positif Covid-19. Proses wawancara ini dilakukan oleh tenaga kesehatan yang merupakan contact tracing atau penelusuran kontak.

Apa itu Contact Tracing?
Dikutip dari corona.jakarta.go.id, menurut Journal Healthcare Management Science, contact tracing (pelacakan kontak) merupakan kunci untuk memperlambat atau bahkan menghentikan penyebaran penyakit menular.

Hal ini tentu juga berlaku untuk penyakit Covid-19. Contact tracing adalah usaha tenaga kesehatan untuk mencari tahu siapa saja orang yang melakukan kontak dengan pasien yang terkena penyakit menular, untuk menghentikan persebaran lebih luas.

 

 

4 dari 5 halaman

Dalam kasus Covid-19, penularan virus terjadi melalui droplet, yaitu percikan liur yang keluar ketika seseorang berbicara, batuk, atau bersin. Penularan dapat terjadi apabila seseorang yang positif Covid-19 bertatap muka dengan orang lain dalam jarak kurang dari dua meter selama sekitar 15 menit.

Swab Tes Massal Stasiun Bekasi

Maka, untuk melakukan penelusuran kontak dari kasus positif Covid-19, pasien yang telah dinyatakan positif Covid-19 akan diajukan beberapa pertanyaan terkait pergi ke tempat mana saja selama 14 hari terakhir dan bertemu siapa saja. Hal ini karena orang-orang yang memiliki kontak erat dengan pasien dapat tertular dan menularkan kepada orang lain yang lebih luas.

 

5 dari 5 halaman

Untuk memperlambat dan menghentikan persebaran virus, orang-orang yang diketahui kontak dekat dengan pasien akan dihubungi, kemudian diinformasikan terkait kontak erat dengan pasien positif Covid-19.

Orang yang kontak erat dengan pasien akan diminta untuk waspada, memerhatikan gejala dan memeriksakan diri apakah dirinya ikut terinfeksi atau tidak, juga melakukan isolasi agar penyebaran virus tidak meluas.

Swab Tes Massal Stasiun Bekasi

Dengan melakukan pelacakan kontak fisik (contact tracing), dinas Kesehatan setempat dapat mengetahui siapa saja yang berkontak erat dengan pasien positif, daerah-daerah mana yang warganya banyak terkena Covid-19, serta mengetahui klaster-klaster tempat penyebaran Covid-19.

 

Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

 

 

Beri Komentar