Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Kanker paru-paru termasuk penyakit yang sangat mematikan. Gejala berupa batuk biasa dan penderita biasanya baru memeriksakannya ketika kanker sudah stadium tinggi.
Seperti yang terjadi pada Kepala Pusat Data dan Informasi Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho.
Begitu juga pada mendiang Endang Rahayu Sedyaningsih, Menteri Kesehatan di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Ia meninggal dunia karena penyakit kanker paru-paru stadium tinggi.
Baik Sutopo maupun Endang, bukan seorang perokok. Lalu bagaimana bisa, seorang yang tak merokok sama sekali terkena kanker paru-paru? Dokter patologi anatomi, Evlina Suzanna memberikan penjelasan.
" Karena sistem kekebalan tubuh dan genetik setiap orang berbeda-beda. Genotip atau gen yang berbeda-beda ini akan memengaruhi kerentanan genetik," kata Evlina di Jakarta beberapa waktu lalu.
Mutasi genetik pada tubuh individu juga berbeda-beda. Ada gen yang lebih rentan terkena serangan bakteri dan virus pemicu kanker.
Sel kanker pun bisa tumbuh dan berkembang. Dalam berbagai kasus, kanker yang dialami seseorang dipengaruhi gaya hidup, bukan faktor keturunan.
" Gen mana yang lebih berisiko itu ada. Tergantung kerentanan genetiknya. Mutasi genetik juga beda-beda tiap individu," Evlina melanjutkan.
Dari data American Cancer Society 2018, sebanyak 20 persen orang yang meninggal akibat kanker paru di Amerika Serikat setiap tahun. Mereka tidak pernah merokok atau menggunakan bentuk tembakau lainnya.
Salah satu penyebabnya adalah karena paparan gas radon, hal ini menurut US Environmental Protection Agency (EPA).

Radon menyumbang sekitar 21.000 kematian akibat kanker paru setiap tahun. Sekitar 2.900 kematian terjadi di antara orang yang tidak pernah merokok.
Radon terjadi secara alami di luar rumah dalam jumlah yang tidak berbahaya, tetapi kadang terkonsentrasi di rumah-rumah yang dibangun di atas tanah dengan endapan uranium alamiah. Studi menemukan, risiko kanker paru lebih tinggi pada mereka yang telah tinggal selama bertahun-tahun di rumah yang terkontaminasi radon.
(ism, Laporan: Fitri Haryanti Harsono/ Liputan6.com)
Dream - Sahabat Dream tentu pernah mengalami sakit batuk. Seringkali batuk menjadi penyakit yang diremehkan masyarakat. Padahal, berbagai penyakit berbahaya dimulai dari gejala batuk.

Apabila mengalami batuk berkepanjangan, Sahabat Dream harus berhati-hati, bisa jadi itu gejala kanker paru-paru. Tak jarang, batuk berkepanjangan itu sering keluar darah.
" Kalau batuk selama 4 minggu tidak sembuh-sembuh, ada indikasi infeksi atau TBC. Kalau 8 minggu tidak sembuh-sembuh, bisa jadi ada keganasan. Jadi, harus diperiksakan. Jangan hanya konsumsi obat warung," ujar Alex Ginting, Pulmonologist di Gran Melia, Jakarta Selatan, Rabu 28 November 2018.
Pemeriksaan ini juga mencegah keterlambatan penanganan. Apalagi, jika diketahui pasien telah memasuki stadium akhir.
" Hampir seluruh pasien yang datang ke rumah sakit sudah berada di stadium 3B hingga 4" .
Selain batuk yang tidak sembuh-sembuh. Gejala lainnya pun tidak khas, seperti sesak napas, nyeri dada, kelelahan tanpa sebab jelas.

Kadang muncul pembengkakan di muka maupun leher, sakit kepala serta tulang, berat badan menurun, suara serak, sulit menelan, dan ujung jari menjadi cembung.
Pentingnya mengenali gejala dan penanganan dini bukan hanya untuk mencegah parahnya penyakit, tapi juga mengetahui metode penyembuhan paling tepat.
" Setiap orang penanganannya berbeda. Tidak hanya kemoterapi dan radiasi saja. Supaya lebih tepat, bisa melakukan pemeriksaan EGFR dan ALK," kata dr. Alex Ginting.
Dengan pemeriksaan EGFR dan ALK, dokter bisa mengetahui apa yang dibutuhkan oleh genotipe seseorang.
Namun, pemeriksaan ini cukup mahal dan masih jarang dipraktikkan di pasaran.
" Biayanya mencapai 6 digit. Baru ada di beberapa tempat seperti Dharmais, Siloam dan perusahaan farmasi lainnya," imbuhnya.
Kamu juga bisa memilih metode pemeriksaan umum seperti CT Scan, tes darah abnormal, X-ray dan MRI. (ism)
Advertisement
Tak Cuma Soto Banjar, Ini 5 Kuliner Khas Palangkaraya yang Wajib Dicicipi

Rumah Ini Pakai 1.000 Baterai Laptop untuk Sumber Listrik Selama 8 Tahun

Komunitas RAMAH Jadi Simbol Gerakan Anak Muda Aceh

Awas Jangan Salah Gate! 4 Maskapai Penerbangan Sudah Pindah ke Terminal 1B Bandara Soekarno-Hatta

Tegas! Universitas di Korsel Tolak Calon Mahasiswa dengan Catatan Kekerasan di Sekolah


Tak Cuma Soto Banjar, Ini 5 Kuliner Khas Palangkaraya yang Wajib Dicicipi
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5

Kisah Raihan Jouzu, Siswa SMP Ciptakan Bikin Spidol dari Kulit Bawang Putih

12 Rekomendasi Wisata Alam di Aceh yang Bisa Jadi Wish List Liburan Akhir Tahun

Mengenal Komunitas Masyarakat Adat Seberuang di Kalbar: Punya Hutan Terlarang, Jengkolnya Primadona

Membedah Desa Wisata Pemuteran Bali, Destinasi Tenang yang Cocok Buat Liburan Keluarga Akhir Tahun

Mengenal Komunitas Masyarakat Adat Seberuang di Kalbar: Punya Hutan Terlarang, Jengkolnya Primadona

12 Rekomendasi Wisata Alam di Aceh yang Bisa Jadi Wish List Liburan Akhir Tahun