Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita Korban Bom Sarinah Tubuhnya Terlempar ke Udara

Cerita Korban Bom Sarinah Tubuhnya Terlempar ke Udara ANggun Di RSPAD (unnes.ac.id)

Dream - Anggun Kartikasari menjadi korban luka ledakan bom di Pos Polisi Sarinah. Kejadian itu terjadi sangat cepat. Dan tak banyak yang diingat oleh alumni Universitas Negeri Semarang (UNS) ini.

“Satu-satunya hal yang diingat Anggun dari ledakan itu adalah dia terlempar ke udara dan merasakan sakit yang sangat di kedua kakinya,” demikian keterangan di laman Unnes, sebagaimana dikutip Dream, Jumat 15 Januari 2016.

Humas Unnes menjenguk Anggun yang dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto. Dan kisah ini dituturkan oleh gadis 24 tahun itu kepada anggota Humas Unnes yang membesuk.

Anggun datang ke Jakarta untuk mencari kerja. Lulusan Fakultas Bahasa dan Seni Unnes pada Maret 2015 ini sudah 10 hari berada di Jakarta untuk mencari kerja. Dia tinggal bersama keluarga kerabat di Condet.

Dan pada Kamis pagi itu, dia hendak melamar pada sebuah restoran Jepang di Sarinah. Anggun diantar oleh keponakan bernama Riko. Tapi sayang, mereka ditilang dan dibawa ke Pos Polisi Sarinah. Hingga bom itu diledakkan oleh gerombolan penyerang yang juga dibawa ke pos tersebut.

Riko tewas. Anggun mengalami luka di bagian kaki. Dia diselamatkan oleh driver Gojek. Sebelum akhirnya dibawa ke (RSPAD Gatot Subroto.

“Anggun harus menjalani operasi yang cukup serius untuk mengeluarkan pecahan bom yang menembus kaki dan pinggang Anggun,” tambah keterangan pada laman resmi Unnes itu.

`Saya Pernah Dipijat Bomber Sarinah, Dia Suka Curhat`

Salah satu pelaku penyerangan di kawasan Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, menjadi pusat perhatian. Pria itu berkaos hitam dan bercelana jin abu-abu.

Pria bertopi itu membawa tas ransel. Juga tas selempang pada bagian depan. Sementara, sepucuk pistol di genggaman. Menebar ancaman.

Aksi itu tertangkap kamera. Pria itu terlihat tenang. Mata menatap tajam. Melangkah ke arah kerumunan orang sambil mengokang senjata.

Siapa dia? Pria itu dikenali sebagai Afif alias Sunakim. “Saat media pertama kali merilis foto itu saya tidak ngeh,” kata pengamat terorisme, Muhammad Jibriel Abdul Rahman, saat berbincang dengan Dream, Jumat 15 Januari 2016.

“Sampai saya mendapat foto yang close up, saya baru sadar kalau itu Afif,” tambah dia.

Jibriel mengaku kenal dengan Afif. Menurut dia, Afif merupakan tukang urut andal. “Dia beberapa kali mengurut saya, pintar dalam mengurut urat.”

Menurut Jibril, Afif merupakan sosok sederhana. Dia mengaku beberapa kali mendengar keluh kesah Afif. “Anak ini pernah curhat. Dia hanya guru ngaji TPA, saya lupa di mana tapi di Jakarta. Dia tinggal di rumah kecil dengan anak dan istrinya,” ujar dia.

Sebelum bergabung dengan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS), Afif sebenarnya biasa saja. Seperti orang kebanyakan. “Afif yang saya kenal sebelum ISIS dia ingin berbaur dengan orang yang tidak sepaham, namun berbeda sete;ah dicekoki ajaran untuk membunuh.”

Jibriel mengaku tak lagi ketemu dengan Afif setelah tahun 2012. Sebab, Afif terlibat kasus terorisme. “Sejak itu tak pernah ketemu lagi.”

Jibril mengatakan, Afif berubah menjadi sangat radikal setelah ditangkap polisi. Sebab, di dalam penjara dia malah menemukan mentor yang juga tahanan kasus terorisme.

“Mentor Afif itu Aman Abdurrahman, sejak pindah dari tahanan Polda ke Cipinang,” kata Jibriel.

Di balik jeruji besi itulah doktrin-doktrin radikal ditanamkan oleh Aman Abdurrahman kepada Afif dan sejumlah narapidana lain.

“Di situlah dia tertarik dengan idologi Aman Abdurrahman yang terlalu ekstrem, yang mudah mengafirkan orang,” terang Jibriel.

“Kalau kita lihat, mereka ini adalah kelompok anak muda yang pernah melakukan kriminalitas, terus dicekoki ideologi-ideologi terlalu skstrem,” tambah Jibriel.

Jibriel melihat aksi yang dilakukan Afif dan kawan-kawannya di Sarinah itu sebagai tindakan bodoh. Aksi itu salah, meski diklaim dilakukan untuk berjihad.

“Serangan yang terjadi kemarin serampangan, bodoh, karena ilmu yang saya pelajari tidak ada yang mengajarkan seperti itu,” kata Jibriel.

Menurut dia, tak ada ajaran Islam untuk membunuh warga sipil. Apalagi dalam kondisi bukan perang. Inilah perbedaan antara paham yang dianut Afif dengan Jibriel. “Mengapa menyerang warga sipil, Polantas, mereka salah apa?”

Dia menambahkan, aksi penyerangan kelompok ini untuk menunjukkan keberadaan mereka, sebagai jaringan Negara Islam (IS). “Mereka tahu akibatnya dan sudah siap. Mereka pilih mati sebagai syuhada, tapi jihad tidak seperti itu,,” ujar Jibriel.

Ditilang di Pos Polisi Sarinah, Riko Tewas Kena Ledakan Bom

Salah satu korban tewas dalam ledakan bom di Sarinah Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis kemarin, diketahui bernama Riko. 

Pemuda itu tewas saat berada di Pos Polantas yang menjadi sasaran pelaku teror. Ia berada di situ karena tengah ditilang petugas kepolisian.

Suparno (50), paman korban mengatakan, pada hari itu Riko sedang pergi mengantar sepupunya, Anggun Kartikasari (24) untuk wawancara kerja di daerah Sarinah.

Entah karena pelanggaran lalu lintas apa, kata Suparno, Riko yang berboncengan dengan Anggun ditilang. Riko kemudian dibawa ke pos Polantas Sarinah.

"Nggak lama meledak. Riko yang tergeletak di pos itu. Dia pakai pakai sweeter merah dan celana jins," kata Suparno di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Jumat 15 Januari 2016

Sementara, Anggun berada tak jauh di sekitar pos polisi. Namun Anggun mengalami cidera parah di kaki.

Keluarga telah memastikan Riko tewas setelah mendapat foto jenazah korban yang wajahnya masih bisa dikenali, dari kerabat yang juga polisi.

Suparno datang bersama Joko, ayah Riko. Namun, Joko belum bisa diwawancara. Joko masih syok kehilangan putranya itu. Kini, pihak keluarga hendak mengurus pengambilan jenazah.  (Ism) 

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian menegaskan telah berhasil mengidentifikasi para pelaku teror bom Sarinah pada Kamis, 14 Januari 2016. Para pelaku disebutkan merupakan bagian dari jaringan Bahrun Naim.

"Kita sudah identifikasi mereka dari kelompok mana, dan sebagian pelaku sudah berhasil diidentifikasi serta diketahui identitsnya," ujar Tito di Jakarta, Jumat, 15 Januari 2016.

Tito menjelaskan, para pelaku teror bom Sarinah merupakan salah satu anggota dari kelompok Bahrun Naim. Kelompok itu ingin terlihat eksis karena otaknya, Muhammad Bahrunnaim Anggih, ingin mendirikan Katibah Nusantara, sayap organisasi ekstrimis ISIS untuk kawasan Asia Tenggara.

"Dia ingin menjadi pemimpin untuk kelompok ISIS di Asia Tenggara," ucap dia.

"Seluruh korban tewas masih di RS Polri Kramat Jati," ujar Tito menambahkan.

Rencananya, hari ini Polda Metro Jaya akan melanjutkan olah tempat kejadian perkara (TKP) di kedai kopi Starbucks. Selain itu, Tito menjelaskan pihaknya terus berupaya tetap memperkuat pengamanan di seluruh objek vital dan lokasi keramaian.

Mengintip Isi Blog Bahrun Naim, Otak Teror Bom Sarinah

Nama Muhammad Bahrun Naim Anggih alias Naim kini mencuat usai teror ledakan bom dan penembakan di depan pusat perbelanjaan Sarinah pada Kamis kemarin. Naim dituding sebagai otak di balik serangan tersebut.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian menyebut teror kemarin merupakan bentuk tindakan jaringan yang dikepalai Naim agar dilihat eksis. Naim berambisi ingin mendirikan dan memimpin Katibah Nusantara, sayap organisasi ekstrimis Islamic State of Iran and Syria (ISIS) untuk kawasan Asia Tenggara.

"Dia ingin menjadi pemimpin untuk kelompok ISIS di Asia Tenggara," ujar Tito.

Lantas, siapakah sebenarnya sosok Muhammad Bahrunnaim Anggih alias Naim ini?

Naim merupakan pria kelahiran Pekalongan, 6 September 1983. Dia sempat terlacak bergabung dengan Jamaah Anshorut Tauhid pada sekitar September 2008.

Menurut informasi yang dihimpun Dream, Naim awalnya bergabung dengan jaringan Abdullah Sunata. Sunata ditangkap Detasemen Khusus 88 di Klaten, Jawa Tengah, pada 2011 karena diduga ikut menyembunyikan buronan Noordin M Top serta terlibat dalam beberapa aktivitas teror.

Nama Naim kemudian cukup dikenal dalam aksi teror saat pertama kali ditangkap oleh Densus 88 pada 9 November 2010. Saat itu, Naim ditangkap bersama sejumlah barang bukti berupa ratusan butir amunisi ilegal.

Naim lantas menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Surakarta pada 9 Juni 2011. Dia lalu dijatuhi vonis penjara 2 tahun 6 bulan.

Setelah bebas dari penjara, Naim kembali berkiprah bersama jaringannya. Dia kemudian diketahui bergabung dengan kelompok pendukung ISIS. Namanya sering muncul dalam pemberitaan hampir setiap kali ada WNI yang diketahui bergabung sebagai simpatisan ISIS.

Pada 2014, Naim berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Selama di Suriah, Naim aktif menulis pelbagai hal terkait teknis penyerangan di laman pribadinya www.bahrunnaim.co.

Di laman itu, dia membagi berbagai informasi mengenai Daulah Islamiyah. Yang cukup mengejutkan, Naim membagi berbagai informasi cara membuat bom hingga strategi membangun teror.

Indikasi mengenai keinginan Naim melancarkan teror sebetulnya sudah dapat diendus dalam sebuah tulisan berjudul 'Dakwah atau Futuhat' yang diunggah pada Rabu, 05 November 2014. Pada tulisan itu, Naim dengan nada mengancam akan melancarkan teror jika pemerintah Indonesia tidak menerima keberadaan mereka.

"Dalam posisinya terhadap negeri ini, ada beberapa pilihan yang dapat dipilih oleh penguasa. Pertama, menolak dan menangkapi sel-sel Daulah Islamiyah yang akan beresiko terhadap aktifnya sel-sel 'Abu Jandal dan Abu Bashier', sehingga akan meluasnya pertempuran terbuka dan perang gerilya. Kedua, menolak namun diam terhadap sel-sel Daulah Islamiyah yang melakukan dakwah hingga hadirnya misi diplomatik. Ketiga, di satu sisi menerima karena alasan diplomatik, namun di sisi lain menolak karena alasan tekanan asing. Maka akan memicu gerilya secara terbuka yang akan menimbulkan korban secara terbatas. Keempat, menerima dan melakukan penggabungan secara damai. Semoga," tulis dia.

Laman ini sempat ramai dikunjungi netizen pada Jumat, 15 Januari 2016 pukul 05.00 WIB. Mereka kebanyakan memberikan komentar menghujat aksi teror. Tetapi, laman ini tidak bisa diakses lagi sejak pukul 10.20 WIB.

Dugaan Naim menjadi otak dalam aksi teror ini menguat usai pernyataan dari Wakil Kepala Kepolisian (Wakapolri) Komisaris Jenderal (Komjen) Pol Budi Gunawan, Kamis, 14 Januari 2016. Dia mengatakan sudah mendeteksi ada komunikasi kelompok Suriah dan kelompok Solo yang dipimpin Abu Jundi.

Kelompok ini katanya sudah membuat persiapan dengan anak-anak sel untuk melakukan serangkaian peledakan bom.

“Yang seharusnya dimainkan pada malam Tahun Baru. Tapi kita bisa antisipasi,” kata dia.

Aksi teror kemudian terjadi pada Kamis, 14 Januari 2016. Sebuah rentetan serangan berupa ledakan dan tembakan meletus di kawasan ring 1 MH Thamrin, Jakarta Pusat. Puluhan orang menjadi korban, dan dua di antaranya meninggal serta lima orang pelaku tewas di tempat. (Ism) 

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cerita Wanita Harus Operasi Karena Hobi Ngunyah Es Batu

Cerita Wanita Harus Operasi Karena Hobi Ngunyah Es Batu

Bukan hanya sering nyunyah es batu, wanita ini ceritakan penyebab rahangnya sakit.

Baca Selengkapnya
Kocak Tapi Bikin Geregetan! Dikira Digondol Siluman Buaya, Ternyata 2 Bocah di Brebes 'Santuy' Ikut Lihat Proses Pencarian Tim SAR

Kocak Tapi Bikin Geregetan! Dikira Digondol Siluman Buaya, Ternyata 2 Bocah di Brebes 'Santuy' Ikut Lihat Proses Pencarian Tim SAR

Kedua bocah yang dikabarkan hilang ternyata tidur nyenyak di rumah, setelah bangun tidur mereka ikutan nonton pencarian.

Baca Selengkapnya
Ngakak Parah! Emak-Emak Mau Tampil Cetar, Lihat Bulu Mata Palsunya Malah Bikin Tepok Jidat

Ngakak Parah! Emak-Emak Mau Tampil Cetar, Lihat Bulu Mata Palsunya Malah Bikin Tepok Jidat

Bulu mata palsu harus ditempatkan dengan di posisi yang seharusnya. Jika tak terbiasa atau mengerti teknik memasang, akan jadi bahan tertawaan orang.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Dua Bersaudara Masih Main Jelang Maghrib, Adik Tiba-tiba Kaku Lihat Pohon Pisang Depan Rumah, Ternyata Ada Kisah Seram di Baliknya

Dua Bersaudara Masih Main Jelang Maghrib, Adik Tiba-tiba Kaku Lihat Pohon Pisang Depan Rumah, Ternyata Ada Kisah Seram di Baliknya

Ayahnya kemudian bercerita tentang pohon pisang di depan rumah yang membuat Fawwaz ketakutan setengah mati.

Baca Selengkapnya
Cerita Pasutri Bangun Rumah Hari Tua di Desa, Diganggu Sosok Hitam Penunggu Pohon Besar Dikelilingi Gundukan Mirip Sarang Semut

Cerita Pasutri Bangun Rumah Hari Tua di Desa, Diganggu Sosok Hitam Penunggu Pohon Besar Dikelilingi Gundukan Mirip Sarang Semut

Pasangan suami istri itu tidak pernah menyangka rencana habiskan masa tua di kampung menjadi mimpi buruk.

Baca Selengkapnya
Sedapnya Serabi Tepung, Bikin untuk Camilan Akhir Pekan

Sedapnya Serabi Tepung, Bikin untuk Camilan Akhir Pekan

Biasanya, serabi disajikan dengan taburan kelapa parut atau gula kelapa, memberikan sentuhan manis yang menggoda.

Baca Selengkapnya
Heboh Wanita Kabur dari Rumah Sakit Usai Jalani Operasi Plastik, Alasannya Bikin Dokter dan Perawat Syok

Heboh Wanita Kabur dari Rumah Sakit Usai Jalani Operasi Plastik, Alasannya Bikin Dokter dan Perawat Syok

Wanita itu keluar dari rumah sakit beberapa jam setelah ia menjalani operasi plastik.

Baca Selengkapnya
Bak Cerita Film, 3 Pelaut Terdampar Seminggu di Pulau Kecil Tak Berpenghuni Selamat Setelah Tulis ‘HELP’ di Pantai

Bak Cerita Film, 3 Pelaut Terdampar Seminggu di Pulau Kecil Tak Berpenghuni Selamat Setelah Tulis ‘HELP’ di Pantai

Tulis 'Help' dari daun palem, tiga orang terdampar ini akhirnya tak sengaja ditemukan keluarga jauhnya.

Baca Selengkapnya