Siti Fatimah Husna, Hijaber Pebalap Negeri Jiran Malaysia (theheatmalaysia.com)
Dream - Motor itu melaju dengan kencang, menyalip motor-motor lain di lintasan. Begitu kencangnya, motor itu menyusup masuk urutan terdepan. Sesaat kemudian bendera kotak-kotak dikibarkan sang juru adil lintasan balap.
Pengendara motor itu langsung menuju pit stop. Sepeda motor itu disandarkan. Sesaat kemudian, pengendara itu turun dari kuda besinya. Membuka helmnya dan terkejutlah penonton yang melihat.
Sosok dibalik penunggang sepeda motor itu seorang wanita. Seluruh badannya terbalut tutup. Tak ada gerai rambut terlihat. Ya, dia hijaber pembalap.
Namanya, Siti Fatimah Husna, 24 tahun. Pembalap itu berasal dari Malaysia.
Siapa Siti? Mengapa masih ada saja yang mencibir?
Dream - Siti memilih jalur balap motor lantaran suka dengan olahraga itu. Tetapi, dia tidak mau beradu kecepatan di jalanan. Akhirnya, dia memutuskan melaju di lintasan resmi Malaysian Supermoto Championship CKD.
Tahun lalu, Siti menempati podium 1 dan mengalahkan 10 pembalap lain dari Jepang, Thailand, Inggris, Singapura, Taiwan dan Malaysia. Kisah gadis yang memiliki dua saudara sama-sama pebalap ini membuat publik kagum.
Dream - Sayangnya, prestasi Siti ternyata masih dianggap miring. Dia dikritik lantaran mengenakan kostum balap yang memperlihatkan lekukan tubuh. Kostum itu dianggap tidak sesuai syariat dan Siti dituduh melecehkan Islam.
" Dalam satu foto, dia terlihat begitu Islami tapi seluruh esensi Islam hilang saat dia mengenakan pakaian balap. Dia terlihat seperti model majalah dewasa bagi saya," tulis pengguna Facebook Long Baharum.
" Saya dapat melihat setiap inci tubuhnya dalam pakaian balap, termasuk payudaranya. Tolong jangan lenakan kami dan pakailah pakaian longgar," tulis pengguna Facebook Rayani Kulop.
" Bagaimana bisa orang mengatakan dia manis. Lihat saja pada pakaian yang dia kenakan saat membalap," tulis pengguna Facebook Eddy Zen.
Para pengkritik tersebut mengabaikan fakta mengenakan pakaian longgar saat membalap justru berbahaya. Penggunaan model ketat pada pakaian balap justru untuk meminimalisir bahaya bagi pebalap saat melaju dalam kecepatan tinggi.
Meski begitu, beberapa pihak malah memberikan dukungan. Mereka meminta Siti mengabaikan kritikan bodoh itu. Para pendukung Siti juga menyebut para pengkritik itu sebagai sekelompok orang berpikiran sempit.
" Dia adalah pebalap, Anda tidak bisa mengharap dia memakai jas kulit longgar. Selain itu, pakaian itu sebenarnya tidak ketat, karena ada bantalan yang dipasang untuk melindungi mereka saat terjatuh," tulis pengguna Facebook Mohd Fitri.
Dream - " Pakaian balap itu tidak ketat ataupun sesuai lekuk tubuh, kurva yang Anda lihat adalah bantalan dan busa yang dipasang di pakaian untuk melindungi pebalap," tulis Shahida Aziz.
" Itulah sebabnya mengapa kebanyakan pebalap yang jatuh dari motor dapat mudah berjalan seperti tidak terjadi apa-apa karena pakaian itu melindungi mereka," ucap Shahida.
" Saya sarankan pada para pengkritik untuk memakai jubah dan membalaplah. Mungkin Anda akan menyadari bagaimana bahayanya terpaan angin yang bisa membuat Anda terhempas. Anda bisa terhempas," tulis Azley Lee.
" Siti tolong abaikan para pendakwah Facebook. Apa yang mereka katakan bukan saran tetapi penghinaan, semoga masa depan Anda penuh keberuntungan Siti Fatimah Husna," tulis Atiqah Md Zizah.
Sumber: theheatmalaysia.com
Advertisement
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik