Lalu Lintas
Dream - Beredar data rencana penyekatan jalanan di Jakarta Selatan akibat Kondisi Luar Biasa Covid-19. Data tersebut dikabarkan berasal dari empat unit Satuan Lalu Lintas di lingkungan Polres Metro Jaksel.
Kasat Lantas Polres Metro Jaksel, Komisaris Sri Widodo mengatakan belum ada instruksi penutupan jalan. Terutama di wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.
" Belum ada penutupan-penutupan atau pengalihan," ujar Sri, dikutip dari Liputan6.com.
Sri mengatakan data yang beredar di media sosial merupakan skema yang disiapkan Satlantas Polres Metro Jakarta jika pemerintah memberlakukan penutupan atau lockdown. " Semua pelaksanaan pasti ada Sprint (Surat Perintah Tugas)," kata Sri.
Dalam data yang diterima, disebutkat ada 14 titik yang mengalami penyekatan. Beberapa di antaranya Jalan di depan Universitas Veteran dan pintu masuk Tol Fatmawati, U Turn Ranco, di bawah U Turn PJO Ranco, U Turn Pos Gardu, JPO Layang UI, pintu masuk Tol Lenteng 3 dan pintu Tol Lenteng 1.
Sebelumnya, terdapat telegram ditandatangani Kepala Biro Operasi (Karo ops) Polda Metro Jaya Komisaris Besar Marsudianto. Telegram itu memerintahkan Kabagops membuat rencana pengamanan penutupan jalan atau pengalihan arus kendaran yang keluar atau masuk ke Jakarta.
Kabid Humas Polda Metro, Komisaris Besar Yusri Yunus menjelaskan, telegram itu terkait permintaan data ke masing-masing wilayah. Dia menyatakan akan ada rencana latihan simulasi menanggapi situasi sekarang ini.
" Jadi kita minta data di masing-masing wilayah, kumpulkan, rapatkan, dibikin pelatihan bersama. Jadi besok-besok apa pun yang terjadi kita sudah siap," kata Yusri.
Sejauh ini, kata Yusri, kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih social distancing atau physical distancing. Tidak ada kebijakan terkait karantina wilayah atau lockdown.
" Jakarta belum mengenal karantina. Kalau pemerintah mau laksanakan silakan, tapi kan kita harus latihan dulu, tidak bisa lockdown," ucap dia.
Sumber: Liputan6.com/Ady Anugrahadi
Dream - Beredar pesan berantai berisi peringatan untuk tidak keluar rumah mulai 23 Maret sampai 3 April 2020. Pesan itu mengklaim pada tanggal yang disebutkan merupakan puncak inkubasi virus corona.
Dikutip dari Liputan6.com, pesan tersebut tersebar lewat aplikasi percakapan WhatsApp sejak 27 Maret 2020. Pesan tersebut juga memuat narasi fase inkubasi dari dua pekan pertama akan muncul orang-orang yang terinfeksi, dua pekan kemudian masa tenang dan dua pekan selanjutnya mulai berkurang.
Berikut isi pesan berantai tersebut.
Baru saja mendapat info ini: Mulai besok, jangan keluar rumah mencari makanan atau untuk apa pun, karena hal yang terburuk dimulai, tanggal inkubasi telah tiba dan banyak yg terinfeksi positif akan menunjukkan gejalanya dan banyak orang bisa tertular, jadi sangat penting untuk tetap di rumah dan tidak berhubungan dengan tidak bertemu orang lain, sangat berhati-hati adalah sangat penting.
Dari 23 Maret hingga 3 April kita harus menjaga diri kita sendiri, karena kita akan berada di puncak penyebaran virus dalam dua minggu, biasanya dalam dua minggu itu semua yang terinfeksi akan muncul kemudian ada dua minggu tenang dan kemudian dua minggu lagi mulai berkurang.
* Apa yang terjadi di Italia adalah bahwa siklus ini diabaikan pada musim penularan dan itulah mengapa semua kasus bercampur menjadi satu *.
*Dan akhirnya, jangan menerima kunjungan dari siapa pun, bahkan dari keluarga yang sama. Ini semua untuk kebaikan semua. *
KITA AKAN BERADA DI TINGKAT INFEKSI MAKSIMUM.
-*JANGAN ABAIKAN PESAN INI, BAGIKAN KE SEMUA KONTAK ANDA *
Setelah dilakukan penelusuran lewat laman pencarian Google dengan kata kunci " larangan keluar dari rumah mulai besok" , muncul dua muncul artikel berita berjudul " Viral Hoax Larangan Keluar dari Rumah 28 Maret, Pemerintah: Delete Saja!" . Berita tersebut dimuat di laman detik.com edisi Jumat, 27 Maret 2020 dengan narasumber utama Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto.
Berikut isi artikel tersebut.
Jakarta - Muncul pesan berantai yang melarang orang-orang keluar dari rumah pada Sabtu (28/3) besok karena hal buruk soal wabah virus Corona dikatakan bakal terjadi, penularan bakal banyak terjadi. Pemerintah memastikan pesan bak virus itu adalah hoax." Memang ini teror informasi. Ada yang tidak ingin ada ketenangan di negara ini, yakni pihak yang membikin hoax," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, kepada wartawan, Jumat (27/3/2020).
Yuri memastikan tak akan ada hal buruk terkait peningkatan penularan virus Corona pada 28 Maret besok. Penjelasan hoax bahwa itu adalah momentum masa inkubasi dinilainya tidak masuk akal.
" Tidak mungkinlah. Pesan itu bisa membikin tertawa sendiri. Dasarnya apa virus bisa menentukan tanggal 28 Maret? Setahu saya, virus tidak sekolah dan tidak bisa membaca kalender," kata Yuri.
Pesan viral itu dipungkasi dengan kata-kata yang sangat khas hoax, yakni, " Jangan abaikan pesan ini, bagikan ke semua kontak Anda." Yuri yakin masyarakat sudah semakin cerdas dan tidak mudah termakan hoax. Cara terbaik untuk melawan hoax adalah dengan tidak meneruskan (forward) pesan hoax itu.
" Langsung delete saja. Tidak ada ruginya men-delete langsung pesan seperti itu," kata Yuri.
Berikut adalah pesan yang perlu langsung Anda delete dari aplikasi perpesanan Anda karena pesan ini adalah hoax:
Baru saja mendapat info ini
Mulai besok 280320, jangan keluar rumah mencari makanan atau untuk apa pun, karena hal yang terburuk dimulai, tanggal inkubasi telah tiba dan banyak yg terinfeksi positif akan menunjukkan gejalanya dan banyak orang bisa tertular, jadi sangat penting untuk tetap di rumah dan tidak berhubungan dengan tidak bertemu orang lain, sangat berhati-hati adalah sangat penting.
Dari 23 Maret hingga 3 April kita harus menjaga diri kita sendiri, karena kita akan berada di puncak penyebaran virus dalam dua minggu, biasanya dalam dua minggu itu semua yang terinfeksi akan muncul kemudian ada dua minggu tenang dan kemudian dua minggu lagi mulai berkurang.
Apa yang terjadi di Italia adalah bahwa siklus ini diabaikan pada musim penularan dan itulah mengapa semua kasus bercampur menjadi satu
Dan akhirnya, jangan menerima kunjungan dari siapa pun, bahkan dari keluarga yang sama. Ini semua untuk kebaikan semua.
KITA AKAN BERADA DI TINGKAT INFEKSI MAKSIMUM.
JANGAN ABAIKAN PESAN INI, BAGIKAN KE SEMUA KONTAK ANDA
Berdasarkan hasil penelusuran tersebut, pesan berantai yang beredar di WhatsApp adalah hoaks atau bohong. Pesan tersebut diduga berasal dari sumber yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Sumber: Liputan6.com/Hans Jimenez Salim
Dream – Belakangan ini beredar informasi di masyarakat terkait pemberian kompensasi dari PT PLN (Persero). Dalam informasi yang beredar, BUMN ini disebut akan memberikan keringanan pembayaran tagihan kepada pelanggan karena menjalankan kebijakan bekerja dari rumah (work from home/WFH).
General Manager PLN Unit Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Ikhsan Asaad menegaskan kabar tersebut tidak benar.
" Informasi itu hoaks," tegas Ikshsan kepada Liputan6.com, dikutip Senin 30 Maret 2020.
Humas PLN Disjaya Dita Artsana menambahkan, sejauh ini kompensasi yang pernah diberikan oleh PLN adalah gantin untuk akibat pemadaman listrik yang terjadi pada Agustus tahun lalu.
" Kebijakan untuk saat ini belum ada dari Pusat," kata dia.
Untuk diketahui, beredar informasi melalui aplikasi berbalas pesan bahwa PLN memberikan kompensasi karena adanya kebijakan WFH. dalam pesan tersebut disertai tautan ke situs PLN.
Pemberian kompensasi tersebut khusus untuk pelanggan PLN di wilayah Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat.
(Sumber: Liputan6.com/Arthur Gideon)
Dream - Tidak hanya melalui media sosial dan berita online, kabar tentang cara menangani Covid-19 juga menyebar di aplikasi pesan WhatsApp.
Salah satu tips cara mengobati Covid-19 yang sekarang viral adalah yang dibagikan akun Facebook Mbah Juminten Haha Hihi, pada 23 Maret 2020.
Dalam postingan yang kemudian disebarkan melalui WhatsApp itu menyebut bahwa bawang merah bisa mencegah virus corona. Bahkan tidak perlu dimakan.
Berikut adalah isi pesan yang mengatakan bawang merah bisa menyembuhkan penyakit akibat infeksi virus corona yang disebut Covid-19.
" Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.*PENEMUAN DOKTER DI CHINA UNTUK MENANGKAL KUMAN, BAKTERI, DAN VIRUS DI RUMAH KITA*Saat ini wabah virus Corona semakin meluas ke seluruh dunia. Di Indonesia saja makin hari makin bertambah. Ada sebuah kejadian menarik di China. Ketika epidemi virus Corona merebak di banyak tempat di dunia, ada sebuah keluarga yang sama sekali tak tersentuh oleh virus Corona. Ada seorang dokter yang heran akan hal ini dan ia mengunjungi keluarga tersebut. Dokter ini mendapati bahwa keluarga ini tiap hari menaruh bawang merah yang telah dikupas di mangkok dan meletakkannya di setiap kamar di rumah itu.
Akhirnya dokter ini mengambil salah satu mangkok yang ada bawang merah kupasan itu dan dengan metoda bakteriologis dokter ini mendapati seluruh permukaan bawang itu penuh virus dan kuman yang sudah in-aktif.
Bawang merah itu ternyata menyedot virus dan kuman lalu memfokuskannya masuk dalam intra sel, lalu dicerna dalam vakuola dan membunuhnya.
Bukan hanya virus saja, tapi juga bakteri, kuman, semuanya terkumpul di situ dalam keadaan sudah in-aktif atau mati.
Kemudian dokter ini juga melihat ada beberapa toko di China juga memasang bawang merah di sekitar tokonya juga terbebas dari serangan epidemi dan mendapati karyawannya lebih sehat.
Akhirnya dokter ini mendapatkan kesimpulan : Jadi tempatkanlah beberapa butir bawang merah yang telah dikupas dalam sebuah mangkuk, tempatkan di kamar tidur dan ruang keluarga.
Ganti setiap hari, maka Anda akan terbebas dari segala virus dan bakteri termasuk virus Corona.
Akhirnya dokter ini membuat percobaan : Dia memiliki pasien seorang penderita radang paru berat atau pneumonia dan sedang menjalani pengobatan. Maka dokter ini mengambil beberapa bawang merah, lalu dia kupas dan dimasukkan dalam mangkuk lalu ditaruh di samping ranjang pasien semalaman.
Mula mula dia sendiri merasa aneh. Bahkan teman teman dokter seprofesinya mengira dia sedang mempraktekkan ilmu sihir.
Keesokan paginya alangkah terkejutnya dokter ini karena ternyata bawang merah itu telah berubah warna jadi kehitaman. Dan ketika bawang merah itu diambil dan diteliti di laboratorium ternyata bawang merah itu telah penuh dengan kuman dan bakteri.
Setiap hari dokter ini memasang bawang merah dan jika sudah menghitam lalu dibuang dan diganti dengan yang baru.
Ternyata pasien dokter ini lebih cepat sembuh.
Nah ayo mulai sekarang kita pasang bawang merah yang sudah dikupas. Masukkan dalam mangkuk dan taruh di kamar, ruang tamu, gudang, dan setiap sudut sudut ruangan. Semoga virus, kuman dan bakteri yang ada di rumah Anda akan diserap habis oleh bawang merah.
Sebarkan berita ini kepada teman, saudara, kerabat, agar mereka juga bisa mencegah virus Corona.
_Semoga jika orang sudah mengetahui rahasia ini harga bawang merah tidak naik ????_"
Yang menjadi pertanyaan besar bagi warga masyarakat adalah benarkah bawang merah bisa mengatasi Covid-19? Apakah sudah teruji secara klinis?
Setelah melakukan penelusuran tentang klaim bawang merah bisa mengatasi segala macam serangan virus, bahkan virus corona sekali pun, didapatkan fakta yang cukup mengejutkan.
Menggunakan Google Search, penelusuran mengarah pada sebuah artikel yang dimuat situs resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) kominfo.go.id.
Ternyata, kabar bahwa bawang merah bisa menyembuhkan Covid-19 adalah hoaks belaka. Hal itu dijelaskan di artikel berjudul '[HOAKS] Manfaat Bawang Merah Dapat Menyerap Virus' yang diunggah Kominfo tanggal 15 Februari 2020.
Hoaks, Manfaat Bawang Merah Dapat Menyerap Virus
" Informasi tersebut hanyalah mitos seperti yang dijelaskan oleh salah satu sumber National Onion Association (NOA). Sebuah organisasi yang mewakili petani, pedagang, eksporter, dan importer bawang merah di Amerika Serikat yang ada sejak 1913.
Dalam sebuah artikelnya, situs tersebut menjelaskan bahwa bawang merah mentah yang dipotong dan diletakkan di ruangan, kemudian bisa menyerap kuman dan racun, hanyalah mitos.
" Tak ada bukti ilmiah bahwa bawang merah mentah yang dipotong bisa menyerap kuman atau meredakan udara dari racun," tulis artikel tersebut. Menurut tulisan itu, mitos tersebut memang sudah melegenda dan tersebar di seantero dunia."
Menurut Kominfo, kabar bawang merah bisa menangkal virus ini hanyalah mitos yang sudah lama, tapi dihidupkan kembali di tengah wabah Covid-19 yang melanda Indonesia saat ini.
Sementara itu, bukti bahwa bawang merah bisa menangkal Covid-19 hanyalah hoaks dimuat dalam artikel Spurious Health Tip – Onion on Feet to Take Away Illness yang dipublikasikan situs hoax-slayer.net pada pada 5 Juni 2018.
Menurut artikel tersebut, klaim bawang merah bisa menyerap racun, kuman, bahkan virus tidak didasarkan pada bukti ilmiah atau buki klinis. Apalagi bawang merah yang cuma diletakkan di kaki maupun dalam ruangan.
" Terminologi bahwa bawang merah adalah 'magnet untuk bakteri' sama sekali tak masuk akal. Tak ada makanan yang menarik bakteri, sebaliknya beberapa lebih mungkin untuk melipatgandakan bakteri jika terkontaminasi," kata Dr Joe Schwarcz, dari Office for Science and Society, McGill University.
Bawang merah sebenarnya punya beberapa khasiat yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Namun, untuk mendapatkan khasiat dan manfaat itu, kita harus mengonsumsi bawang merah.
Rupanya, hoaks tentang khasiat bawang merah untuk menangkal virus corona itu juga menyebar hingga ke Myanmar. Namun situs Pemerintah Inggris www.gov.uk membantahnya dalam rilis berjudul, UK aid to tackle global spread of coronavirus 'fake news' pada 12 Maret 2020.
Situs itu melaporkan salah satu berita bohong yang menyebar di Myanmar adalah menyarankan orang untuk tidur di samping bawang yang telah dipotong atau dicincang.
Awal berkembangnya mitos bawang merah bisa menyerap segala kuman, bakteri, dan virus dijelaskan dalam artikel berjudul Will an Onion in the Room Stop a Cold or the Flu? yang dimuat situs www.verywellhealth.com.
Mengutip pernyataan The National Onion Association, disebutkan bahwa pengobatan tradisional dengan cara menaruh bawang mentah di dalam ruangan bermula pada tahun 1500-an.
Selama wabah pes (bubonic plague) pada tahun itu, potongan bawang ditempatkan di sekitar rumah, untuk mencegah orang tertular penyakit mematikan tersebut.
Kala itu masyarakat percaya bahwa semua penyakit menyebar di udara. Awan penyakit atau miasma dipercaya masyarakat pada masa lalu sebagai penyebab penyakit yang mewabah.
Saat pandemi flu yang menewaskan jutaan orang pada 1918 lalu, juga muncul kebiasaan menaruh potongan bawang dalam ruangan.
Jadi kesimpulannya adalah klaim yang menyebut bahwa menaruh bawang merah yang telah dikupas bisa menangkal Covid-19 sama sekali tidak berdasarkan bukti ilmiah. Khasiat bawang merah tidak bisa didapat dengan hanya menaruhnya di ruangan, tetapi dengan memakannya.
Sumber: Liputan6.com
Advertisement
10 Usulan Dewan Pers Soal Perubahan UU tentang Hak Cipta
Arab Saudi Buat Proyek `Sulap` Sampah Jadi Energi Listrik
Video Gempa 7,4 Magnitudo di Filipina yang Peringatan Tsunaminya Sampai Indonesia
Jakarta Doodle Fest Hadir Lagi, Ajang Unjuk Gigi para Seniman dan Ilustrator
Sah! Amanda Manopo dan Kenny Austin Resmi Menikah
Hore! Kebun Binatang Ragunan Kini Bikin Sesi Visit Malam Hari
El Rumi & Syifa Hadju Segera Menikah, Safeea Ternyata Malah Sedih
Viral Kucing Oren Jadi Wisata Baru di Jalan Sudirman Jakarta
Geger Pernikahan di Pacitan dengan Mahar Rp3 Miliar, Ternyata Pengantin Prianya Penipu
Video Gempa 7,4 Magnitudo di Filipina yang Peringatan Tsunaminya Sampai Indonesia