(Ilustrasi: NU Online)
Dream - Kurang tiga hari lagi, atau tepatnya hari Sabtu tanggal 28 Juli, warga Indonesia bisa menyaksikan fenomena langit gerhana bulan total.
Menurut laman NU Online, dari seluruh wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, gerhana bulan total 28 Juli bisa disaksikan mulai tengah malam sampai pagi.
Sementara dari wilayah Amerika Selatan dan Afrika, gerhana bulan total 28 Juli ini bisa disaksikan sejak sore hari.
" Adapun untuk kawasan Meksiko, Amerika Serikat, Kanada, Alaska dan Green Land tidak bisa menyaksikan gerhana bulan total ini karena wilayah tersebut dalam keadaan siang hari," jelas Ketua LF PWNU Jatim, KH Shofiyulloh.
Kiai Shofiyulloh menambahkan, peristiwa gerhana bulan total tersebut akan berlangsung mulai pukul 01:24:25 WIB sampai pukul 05:19:03 WIB.
Sementara itu laman AcuWeather menyebutkan bahwa gerhana bulan total akhir pekan ini akan menjadi yang paling lama terjadi di abad ke-21.
" Gerhana bulan pada hari Sabtu itu akan sangat istimewa karena merupakan gerhana bulan total terpanjang di abad ke-21," lapor AcuWeather.
Fase gerhana bulan total Juli 2018 akan berlangsung cukup lama, selama 1 jam dan 43 menit.
Namun jika ditotal keseluruhan fasenya, mulai dari awal sampai akhir, gerhana bulan total yang terjadi 28 Juli 2018 tersebut akan berlangsung selama lebih dari 6 jam.
Dream - Gerhana bulan total terjadi karena bayangan Bumi benar-benar menutupi bulan. Ketika itu terjadi, bulan berubah menjadi warna oranye atau merah darah.
Karena itulah sebabnya gerhana bulan total 28 Juli disebut dengan gerhana bulan darah atau blood moon.
Menurut perkiraan para ahli astronomi, gerhana bulan total dengan durasi yang panjang baru bisa dilihat lagi 100 tahun kemudian, atau tepatnya pada tanggal 9 Juni 2123.
Karena itulah gerhana bulan total yang terjadi 28 Juli 2018 itu akan menjadi fenomena langit yang sangat langka dan sayang untuk dilewatkan.
Gerhana bulan terjadi ketika Bumi berada diantara Matahari dan bulan pada garis lurus yang sama. Akibat posisi yang sedemikian rupa, sinar Matahari tidak sampai ke bulan karena terhalang Bumi.
Ada tiga jenis gerhana bulan yaitu gerhana bulan total, gerhana bulan parsial dan gerhana bulan penumbral.
Namun dari ketiga jenis gerhana bulan itu, yang paling spektakuler adalah gerhana bulan total. Saat itu bulan benar-benar tertutup oleh bayangan Bumi.
Dream - Menurut AccuWeather, gerhana bulan total ini bisa berlangsung begitu lama karena bulan berada di apogee atau titik orbit terjauh bulan dari Bumi.
Ketika berada di apogee itulah, bulan akan tampak lebih kecil dari biasanya. Gerhana bulan total yang demikian itu disebut dengan micromoon.
Sementara itu, jika bulan berada di titik orbit terdekat dengan Bumi atau perigee, maka bulan akan terlihat lebih besar dari biasanya.
Peristiwa inilah yang kita kenal dengan fenomena supermoon yang sempat membuat heboh masyarakat Indonesia pada 31 Januari lalu.
Faktor lain yang memainkan peran dalam memperpanjang durasi gerhana bulan total adalah posisi bulan ketika melalui bayangan Bumi.
Selama gerhana bulan total pada hari Sabtu itu, bulan akan berada langsung di tengah-tengah bayangan Bumi.
Hal ini akan memaksimalkan waktu keberadaan bulan ketika di kegelapan akibat tertutup oleh Bumi.
Tidak seperti gerhana matahari, tidak ada alat khusus seperti kacamata yang diperlukan untuk melihat gerhana bulan total.
Meski begitu, masyarakat tetap akan bergantung pada kondisi langit malam yang cerah agar bisa menyaksikan fenomena langit gerhana bulan total 28 Juli 2018.
Dream - Lembaga Antariksa Amerika Serikat (NASA) melaporkan bahwa gerhana bulan total 28 Juli tidak bisa disaksikan oleh mereka yang ada di Amerika Utara dan sebagian Eropa Utara.
Itu karena waktu di kedua wilayah tersebut sedang berada pada siang hari sehingga mereka harus ke wilayah selatan Bumi jika ingin menyaksikan gerhana bulan total 28 Juli.
Namun NASA mengatakan bahwa akan terjadi gerhana bulan total 2019 pada tanggal 21 Januari. Tidak seperti gerhana bulan total 28 Juli 2018, gerhana bulan total 2019 bisa disaksikan oleh mereka yang tinggal di Amerika Utara dan Amerika Selatan.
Beberapa wilayah di Eropa dan Afrika juga akan dapat melihat gerhana bulan total 2019 itu, jika cuaca memungkinkan.
Selain gerhana bulan total Januari 2019 itu, NASA juga memperkirakan terjadinya gerhana bulan parsial pada tanggal 16 Juli 2019.
Kebetulan gerhana bulan parsial 16 Juli itu bertepatan dengan perayaan peluncuran Apollo 11 yang merupakan misi pengiriman manusia pertama ke bulan.
(Sumber: NU Online, AccuWeather)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia