Ilustrasi Miliarder. (Foto: Shutterstock)
Dream – Saat jutaan orang di seluruh dunia kehilangan pekerjaan karena pandemi Covid-19, kekayaan miliarder justru melesat.
Kekayaan miliarder di dunia justru melonjak 27.5 persen hingga senilai total 7,8 triliun poundsterling (Rp148.384,86 triliun), menurut laporan bank Swiss, UBS.
Dikutip dari Metro, Kamis 8 Oktober 2020, jumlah miliarder juga meroket dari 2.158 orang menjadi 2.189 orang. Kekayaan mereka naik karena dipengaruhi dari pasar saham global setelah berada di titik terendah selama lockdown.
UBS mencatat kekayaan pendiri Amazon, Jeff Bezos, melesat dari US$74 miliar (Rp1.087,22 triliun) pada tahun ini menjadi US$189 miliar (Rp2.778,36 triliun). Harta pendiri Tesla, Elon Musk, juga meroket dari US$76 miliar (Rp1.117,22 triliun) menjadi US$103 miliar (Rp1.514,13 triliun).
Perwakilan UBS yang menangani orang-orang superkaya, Josef Stadler, mengatakan kenaikan kekayaan ini sangat ekstrem. Orang
-orang kaya memiliki kantong untuk membeli lebih banyak saham di pasar saat dunia sedang ambruk. Saat pasar rebound, miliarder mendapatkan untung untuk menutup kerugianya.
Stadler mengingatkan ada masalah yang bisa muncul saat kekayaan miliarder meroket di tengah bencana keuangan global, yaitu reaksi publik. Para miliarder disebut sadar dengan risiko yang dimaksud.
Direktur Eksekutif Thinktank High Pay Center, Luke Hilyard, mengingatkan bahwa kejadian ini bisa merusak ekonomi dan sosial. Dia menyarankan agar para miliarder ini lebih banyak berkontribusi kepada masyarakat.
“ Siapa pun yang mengumpulkan kekayaan dengan skala ini dapat mudah menaikkan gaji karyawan yang menghasilkan kekayaan mereka atau berkontribusi lebih banyak dalam pajak untuk mendukukng layanan publik sekarang,” kata Hilyard.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Dream – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengakui pandemi Covid-19 sangat memukul sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Hampir 50 persen UMKM di Indonesia yang menutup usahanya selama pandemi.
“ Kalau 1998, UMKM paling tahan dari krisis. Sekarang, UMKM terpukul paling berat,” kata Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan P. Roeslani, dalam webinar “ Innovation for The Future, Economic Outlook: Peran Swasta dalam Pemulihan Ekonomi menuju Indonesia 2021”, Kamis 8 Oktober 2020.
Menurut catatan Kadin, ada 48,2 persen UMKM di Indonesia yang menutup usahanya selama pandemi Covid-19, 30,5 persen mengalami penurunan permintaan domestik, 19,8 persen rantai produksinya terganggu, dan 14,1 persen yang kontraknya batal. Padahal, sektor ini yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Dikatakan bahwa ada 115 juta tenaga kerja yang diserap oleh sektor UMKM dan 60 persen PDB disumbang dari mereka.
“ Untuk membantu mereka agar bertahan, perlu ada peran pemerintah dan kita,” kata dia.
Rosan mengatakan pandemi ini juga memukul UMKM di beberapa negara di ASEAN. “ Rata-rata yang turun 50 persen,” kata dia.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Cara Beriman kepada Kitab-Kitab Sebelum Al-Quran, Ketahui Juga Setiap Ajaran di Dalamnya
20 Foto Lawas Artis Saat Masih SD, Nagita Slavina Bule Banget, Disebut Rafathar Versi Cewek!
Potret Ayu Ting Ting usai Jual Pakaian Bekas di Depan Rumah, Raup Rp40 Juta
20 Foto Lawas Artis Saat Masih SD, Nagita Slavina Bule Banget, Disebut Rafathar Versi Cewek!