Fakta-fakta Pembunuhan Satu Keluarga Pengusaha Komputer di Palembang

Reporter : Muhammad Ilman Nafi'an
Kamis, 25 Oktober 2018 19:00
Fakta-fakta Pembunuhan Satu Keluarga Pengusaha Komputer di  Palembang
Polisi belum dapat menyimpulkan

Dream - Pada Rabu, 24 Oktober 2018, warga Komplek Villa Kebun Sirih Blok A 18 Bukit Sangkal Palembang, Sumatera Selatan, dihebohkan dengan kabar meninggalnya satu keluarga.

Korban meninggal satu keluarga itu yakni pasangan suami istri, Fransiskus (54 tahun) dan Margareth Yentin Liana (45 tahun) serta kedua anak mereka, Raffel Fransiskus (18 tahun) dan Kathlyn Fransiskus (11 tahun).

Kasus tersebut sempat membuat tetangga dan warga sekitar bertanya mengapa bisa satu keluarga meninggal dalam waktu yang bersamaan.

Berikut fakta-fatka meninggalnya satu keluarga di Palembang tersebut.

Pertama Kali Ditemukan

Dikutip dari laman Liputan6.com, para korban pertama kali ditemukan oleh asisten rumah tangga keluarga tersebut, Novitri. Ketika datang ke rumah padaa pagi hari, dia merasa heran lantaran rumah majikannya itu masih sepi. Biasanya, kata Novitri, anak-anak korban sudah bangun dan bersiap untuk pergi ke sekolah.

“ Setiap hari, Raffael sudah bangun pukul 05.00 WIB untuk bersiap ke sekolah, tapi tidak ada siapa pun yang keluar kamar,” kata Novitri kepada Liputan6.com.

Merasa ada yang aneh, Novitri langsung menuju ke kamar Kathlyn. Ia menemukan gadis malang itu berada di atas kasur dengan posisi tertelungkup dan tubuhnya bersimbah darah.

" Katy (sapaan Kahtlyn) sudah pucat. Ada luka tembak di wajahnya," ucap dia.

1 dari 3 halaman

Pembunuhan Diduga Dilakukan Fransiskus

Berdasarkan data yang dihimpun, pembunuh kasus kematian satu keluarga ini diduga dilakukan oleh Fransiskus. Ia diduga terlebih dulu menghabisi nyawa kedua anaknya ketika tengah tertidur di kamarnya masing-masing menggunakan senjata api jenis revolver.

Setelah itu, Fransiskus membunuh istrinya serta dua anjing peliharan dan akhirnya memutuskan untuk bunuh diri.

Dalam penyelidikan polisi, penyidik menemukan senjata api revolver, satu selongsong peluru dan sisa peluru aktif. Meski demikian, polisi belum bisa menyimpulkan penyebab tewasnya satu keluarga ini.

2 dari 3 halaman

Surat Wasiat Fransiskus

Selain senjata api dan sisa peluru, polisi juga menemukan dua lembar surat wasiat yang diduga ditulis oleh Fransiskus sebelum kematian satu keluarga ini. Surat wasiat itu ditemukan di lantai dua atau kamar Fransiskus dan istri.

istimewa

Dalam surat itu tertulis kalimat putus asa. " Aku sudah sangat lelah. Maafkan aku," bunyi surat tersebut.

Pada lembar berikutnya menyebutkan kalau Fransiskus sangat menyayangi istri dan kedua anaknya. " Aku sangat sayang anak & istriku... chaky & snowy. Aku tidak sanggup meninggalkan mereka di dunia ini," tulisnya.

Selain itu, Fransiskus juga meninggalkan pesan di Grup WhatsApp Alumni SMA Xaverius angkatan 1992. Pesan itu dikirim pukul 02.48 WIB.

istimewa

Sumber: Liputan6.com

3 dari 3 halaman

Berikan Hadiah Pada Karyawannya

Sebelum muncul kabar kematian satu keluarga ini, Fransiskus sempat memberikan hadiah kepada karyawannya, Dandi. Selain memberikan hadiah, ia juga sempat mengobrol sekitar pukul 19.00 WIB hingga 21.00 WIB.

" Pak FR kasih saya cincin batu akik ini, katanya dipakai saja. Biasanya dia suka memberi barang-barangnya untuk saya dan karyawan lainnya kalau dia sudah bosan pakainya. Memang bapak suka mengobrol sama kami dan tetangganya," kata dia.

Sumber: Liputan6.com

Beri Komentar