Dream - Seorang matador bernama Arturo Matias mengalami luka sedalam 25 sentimeter dan patah tulang usai ditanduk banteng saat beraksi di Plaza de Toros de Las Ventas, Madrid, Spanyol.

Mulanya, Matias berhasil menghindar beberapa kali dari tandukan banteng. Tapi, ia tersangkut di kain yang dibawanya.

Sontak, banteng yang sedari tadi mengincarnya, memanfaatkan situasi tersebut. Hewan buas itu langsung menyeruduk tubuh Matias.

Melihat Matias tertanduk, matador lainnya berusaha mengalihkan perhatian banteng. Matador asal Meksiko itu kemudian berlari ke pinggir arena dengan kaki terpincang-pincang.

Matador yang lain kemudian berusaha membopong Matias untuk segera mendapat perawatan. Ia terlihat menahan sakit akibat luka tandukan banteng.

" Saat ini, yang paling mengkhawatirkan saya adalah saraf siatik, karena saya masih tidak bisa menggerakkan jari kaki dengan baik," kata Matias.

Meski mengalami luka cukup parah, Matias mengaku tetap bangga menjadi seorang matador.

(Sumber: Mirror.co.uk)

Aksi Nekat Selfie, Wanita Melayang Diseruduk Bison

Dream - Entah sudah berapa kali aktivitas selfie yang tidak dilakukan secara hati-hati memakan korban. Kali ini selfie maut menimpa seorang wisatawan wanita di Yellowstone National Park yang terkenal dihuni oleh bison liar.

Sebelumnya, petugas taman nasional yang terletak di Wyoming ini telah memperingatkan pengunjung untuk tidak dekat-dekat dengan bison liar. Namun seorang wanita 43 tahun dari Mississippi rupanya tak mengindahkan larangan tersebut.

Kala itu seorang pengunjung melihat wanita itu mendekat ke seekor bison yang berdiri di dekat air terjun Fairy Falls untuk mengambil foto selfie. Wanita itu dan putrinya yang masih berusia enam tahun hanya berjarak sekitar 5,4 meter dari bison.

Pengunjung tersebut berteriak kepada wanita itu agar tidak terlalu dekat dengan bison, namun semua sudah terlambat.

Bison itu mengejar wanita dan anaknya yang terkejut, dan mereka segera lari menjauh. Namun mereka kalah cepat. Bison itu langsung menyeruduk dan melemparkan wanita itu ke atas dengan kepalanya.

Beruntung, wanita itu hanya mengalami luka ringan setelah dibawa ke sebuah klinik terdekat.

"Wanita itu mengatakan ia menyadari telah melakukan kesalahan, tapi dia pikir itu baik-baik karena orang lain juga ada di dekat bison tersebut," kata juru bicara taman Amy Bartlett seperti dikutip Dream dari laman Emirates247, Minggu, 26 Juli 2015. "Akhir-akhir ini banyak orang yang terlalu dekat (dengan bison)."

Dalam insiden terpisah awal tahun ini, bison telah menanduk seorang wanita 68 tahun dan seorang gadis 16 tahun. Tidak itu saja, bison juga pernah melemparkan seorang remaja dan seorang turis Australia ke udara.

Lima pertemuan dengan bison telah mengakibatkan cedera selama musim liburan, kata Bartlett.

"Kami biasanya memiliki satu atau dua kecelakaan karena bison per tahun," katanya.

Salah satu faktor mungkin karena meningkatnya kehadiran manusia di taman tahun ini, kata Bartlett.

Taman Nasional Yellowstone dikunjungi oleh lebih dari 780.000 orang pada bulan Juni, meningkat 17 persen dibanding Juni 2014 dan 12 persen lebih dari rekor sebelumnya pada bulan Juni 2010. Juli dan Agustus adalah bulan tersibuk setiap tahun bagi Taman Nasional Yellowstone.

Pengelola Taman Nasional Yellowstone melarang orang berada 25 yard dari bison dan 100 yard dari beruang dan serigala.

Istri Gugat Suami Gara-gara Dipanggil Sapi

Dream - Jangan sembarangan memanggil nama orang. Pada istri atau suami sekalipun. Sebutlah dengan nama yang benar. Jika tidak, bisa-bisa Anda akan diseret ke pengadilan.

Seperti yang terjadi di Arab Saudi ini. Seorang istri menggugat suami ke pengadilan, gara-gara dipanggil dengan sebutan yang tidak semestinya.

"Hei sapi! Hei keledai!" itulah cara suami yang digugat itu memanggil istrinya sebagaimana tertera dalam dokumen pengadilan yang dikutip Saudi Gazette, Senin 5 Mei 2014. Panggilan ke tiga jauh lebih kasar, sehingga tak layak dituliskan.

Nama pasangan ini tidak dipublikasikan. Namun yang jelas, sang istri menuduh suami telah menghinanya di depan umum. Dan pemanggilan nama yang tidak menyenangkan itu disebut telah menjadi kebiasaan sang suami.

Atas gugatan itu, pengadilan telah mengirim surat kepada kepala distrik tempat pasangan suami istri itu tinggal. Pengadilan meminta kepala distrik itu memanggil pasangan suami istri itu sebelum diajukan ke pengadilan dua pekan lagi. Pasangan ini diminta konsultasi untuk memecahkan masalah di antara mereka.

Sumber di pengadilan Arab Saudi menyebut pengaduan tentang penghinaan dan ekspresi rasis belakangan memang meningkat. Namun hanya sekitar 25 persen yang diterima. Selebihnya bisa diselesaikan di luar pengadilan. Dan jika ditangani hanya membuang tenaga pengadilan saja.

Selain dianggap sepele, kasus seperti ini hanya akan menambah permusuhan di antara para pihak jika ditangani pengadilan. Sehingga sebisa mungkin kasus seperti ini diselesaikan secara kekeluargaan.

Tak hanya secara verbal. Penghinaan-penghinaan itu juga disampaikan melalui pesan singkat alias SMS, WhatsApp, dan situs jejaring sosial lainnya. Sehingga kasus-kasus ini juga masuk ke dalam aturan kejahatan siber.

Sebagian ahli hukum di Arab Saudi menuntut diterbitkannya aturan yang memperberat hukuman untuk penghinaan, pelecehan, dan tuduhan palsu. Para ahli meminta masalah-masalah seperti ini diklasifikasikan dan didefinisikan.